BerandaHits
Minggu, 30 Jul 2022 14:27

BRIN: Harga Minyak Goreng Mahal, Masyarakat Semakin Jarang Menggoreng

Tingginya harga minyak membuat sebagian orang beralih memasak dengan cara mengukus atau membakar ketimbang menggoreng. (Getty Images/Istockphoto)

Beberapa waktu lalu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terkait minyak goreng bagi masyarakat. Hasil penelitian tersebut menarik untuk kita simak.

Inibaru.id - Sempat jadi topik pembicaraan yang “panas” oleh para warga karena keberadaaannya yang langka dan harganya yang tinggi, harga minyak goreng kini mulai menurun. Meski begitu, harga minyak goreng sekarang masih terbilang tinggi oleh sebagian orang.

Tingginya harga minyak goreng itu rupanya memengaruhi kebiasaan memasak masyarakat. Memangnya memengaruhi bagaimana?

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian terhadap 537 WNI dengan usia 17 tahun ke atas yang pernah membeli minyak goreng senggaknya sekali pada April sampai Juni 2022.

Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa masyarakat kini lebih sering merebus, memanggang, atau mengukus demi mengurangi penggunaan minyak goreng yang mahal. Saat disodori pilihan angka 1 sampai 5, ditemukan kalau indeks warga yang memilih untuk menggunakan alternatif cara memasak selain menggoreng ini ada di angka 3,44. Ya, ini membuktikan bahwa frekuensi mereka menggoreng ternyata berkurang dengan signifikan.

“Paling banyak dipilih adalah metode memasak dengan merebus atau memanggang,” jelas Yuda Bakti, salah seorang peneliti BRIN saat mengikuti webinar Dilema Minyak Goreng Sawit yang digelar Kamis (28/7/2022).

Meski begitu, saat para responden ditanya apakah masih tetap memakai minyak goreng saat harganya sangat mahal, ternyata jawabannya adalah iya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya jawaban tersebut. Dari angka 1 sampai 5, indeks jawaban ini ada di angka 3,16.

Ada juga warga yang memilih untuk memakai minyak goreng berkali-kali untuk menggoreng. Jika biasanya minyak goreng dipakai untuk dua atau tiga kali penggorengan, kini mereka memakainya lebih sering untuk tujuan penghematan. Terkait hal ini, indeksnya ada di angka 2,55.

Meski mahal, masyarakat mengaku tetap akan menggunkannya untuk mengolah makanan. (Medcom)

Beralih ke Minyak Lain

Nggak banyak masyarakat yang memilih menggunakan minyak goreng curah meski harganya lebih rendah ketimbang minyak goreng kemasan. (Antara)

Masih dari hasil penelitian, ada beberapa orang yang beralih dari minyak goreng sawit ke minyak kanola, kedelai, dan jagung. Selain itu beralih menggunakan minyak kelapa buatan sendiri juga jadi pilihan.

Bagaimana dengan minyak goreng curah? Ya, meski harganya lebih rendah ketimbang minyak goreng kemasan, nggak banyak masyarakat yang berencana memilih menggunakannya. Hal itu terbukti dari besaran angka dalam survei hanya 2,09.

Nah, sekarang soal nama merek dagang minyak goreng, ya. Menurut hasil penelitian BRIN, jenama minyak goreng yang paling populer di kalangan masyarakat sesuai hasil survei adalah Bimoli. Merek itu mendapatkan 498 frekuensi penyebutan dari responden.

“Memang yang paling populer adalah minyak goreng Bimoli. Kita tahu Bimoli sudah cukup lama di pasaran,” jelas Yuda.

Di peringkat kedua adalah minyak goreng dengan jenama Sania yang mendapatkan 352 frekuensi, Sunco yang mendapatkan 312 frekuensi, Filma yang mendapatkan 307 frekuensi, serta Tropical dengan 276 frekuensi.

So, pelajaran apa yang bisa kamu petik dari hasil penelitian BRIN itu, Millens? Akankah kamu beralih metode memasak, mengganti minyak goreng sawit, atau mengganti merek minyak goreng? (Cnn/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024