BerandaHits
Jumat, 4 Jul 2024 17:06

BPS Apresiasi Keberhasilan Pemkot Semarang Kendalikan Inflasi

Inflasi di Kota Semarang terkendali. (PUPR)

Pemkot Semarang mendapat pujian dari Badan Pusat Statistik (BPS) atas keberhasilannya mengendalikan angka inflasi, dengan tingkat deflasi yang melebihi ekspektasi pada bulan Juni 2024.

Inibaru.id - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berhasil mengendalikan angka inflasi. Pada Juni 2024, tingkat inflasi Kota Semarang tercatat -0,26 persen, menunjukkan deflasi di atas ekspektasi.

Kepala BPS Kota Semarang, Fachruddin Tri Ubajani mengatakan bahwa Semarang mengalami deflasi selama dua bulan berturut-turut. Setelah mengalami deflasi 0,21 persen pada Mei 2024, kota ini mencatat deflasi sebesar 0,26 persen pada Juni 2024.

"Ini patut diapresiasi karena di tengah HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Idul Adha dan musim liburan semester yang biasanya membuat kota-kota besar mengalami tekanan inflasi, Semarang justru dapat mengendalikan inflasi bahkan melebihi ekspektasi," ujar Fachruddin.

Selain itu, inflasi Year on Year (YoY) Kota Semarang sebesar 2,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,29. "IHK dan tingkat inflasi bulanan semuanya mengalami penurunan yang artinya kota Semarang sukses kendalikan inflasi," tambahnya.

Stabil sejak Ramadan

Wali Kota Semarang meluncurkan berbagai program untuk mengatasi inflasi. (Tribun Jateng/Eka Yulianti Fajlin)

Fachruddin menilai bahwa perekonomian di Kota Semarang stabil. Deflasi sudah terjadi sejak bulan Ramadan, terlihat dari harga pangan yang melandai dan cenderung turun.

"Dari bawang merah, ayam ras, angkutan udara, bayam, dan bawang putih. Lima komoditas, empat di antaranya berasal dari pangan. Kemungkinan ini kembali normalnya harga pangan setelah inflasi tinggi. Setelahnya, bulan Mei dan Juni turun," jelasnya.

Menurutnya, kelompok makanan, minuman, tembakau, dan restoran memiliki andil cukup tinggi terhadap inflasi Kota Semarang. Sementara kelompok rekreasi, olahraga budaya, dan kesehatan tidak mengalami perubahan atau tetap stabil. Fachruddin juga menyoroti beberapa kondisi yang perlu diperhatikan untuk mengamankan potensi inflasi pada bulan Juli, termasuk sektor pendidikan.

"Pemkot Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu sudah mengantisipasinya. Ada program Gerbang Harapan dan bantuan gratis seragam bagi siswa miskin," tambah Fachruddin.

Terkait inflasi tahunan YoY Kota Semarang yang mencapai 2,22 persen, Fachruddin menyatakan bahwa angka tersebut sudah sangat ideal.

"Sebetulnya YoY 2,22 persen itu sudah sangat ideal. Menurut Bank Indonesia, inflasi yang disarankan itu kisaran 1,5-3,5 persen. Menurut kami antara 2-3 persen berarti daya beli masyarakat masih terjangkau, dari sisi para pedagang juga masih untung," pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan optimisme bahwa perekonomian Kota Semarang tetap stabil meskipun di tengah hari keagamaan Nasional dan libur sekolah.

"Alhamdulillah mengalami deflasi. Apalagi BPS sudah memberikan 'peringatan' agar bulan Juli jangan sampai terjadi inflasi tinggi. Hal ini karena adanya Hari Raya Nasional dan libur sekolah serta penerimaan siswa maupun mahasiswa baru," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya, Selasa (2/7).

Mbak Ita menjelaskan bahwa pasca Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), kebutuhan perlengkapan sekolah dan seragam akan meningkat.

"Mudah-mudahan bulan Juli masih ada di kisaran 2,22 persen, karena masih ada PR pengadaan seragam anak-anak sekolah. Ini yang harus kita perhatikan. Saya sudah minta ke Dinas Pendidikan (Disdik), lewat program Gerbang Harapan dan bantuan gratis seragam bagi siswa miskin. Harapannya bisa membantu masyarakat," imbuhnya.

Wah, ikut senang ya dengan pencapaian Kota Semarang yang berhasil menekan inflasi. Semoga tetap terkendali ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT