BerandaHits
Kamis, 30 Jul 2025 11:01

BMKG: Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan di Puncak Musim Kemarau pada Agustus 2025

Ilustrasi: Kebakaran hutan dan lahan di puncak musim kemarau. (Radarbanjarmasin/Zakir)

Meski pada tahun ini kita mengalami kemarau basah, BMKG memastikan bahwa pada Agustus 2025, sebagian wilayah Indonesia mengalami puncak musim kemarau. Kita pun diminta waspada akan potensi kebakaran hutan dan lahan.

Inibaru.id - Layaknya yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak berbulan-bulan lalu, kemarau 2025 memang kemarau basah. Makanya, bukan hal aneh melihat hujan tiba-tiba turun setelah sempat kering selama beberapa hari atau beberapa pekan sebelumnya seperti beberapa saat lalu.

Tapi, bukan berarti kita nggak akan mengalami puncak musim kemarau ya. BMKG memastikan kalau Agustus 2025 bakal jadi puncak kemarau 2025. Nah, kita harus mewasapadai sejumlah masalah khas musim kemarau layaknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini diungkap BMKG usai melakukan Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Karhutla yang digelar secara daring bersama Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB).

Wilayah seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan masuk daftar zona merah potensi karhutla. Dari pantauan sistem penilaian potensi kebakaran atau Fire Danger Rating System (FDRS), sebagian besar wilayah di kawasan ini menunjukkan warna merah. Artinya, di wilayah-wilayah tersebut, banyak vegetasi kering dan mudah terbakar meski nggak dipantik sama sekali oleh aktivitas manusia.

BMKG mengaku sudah melakukan sejumlah modifikasi cuaca untuk mencegah hal ini. Tapi, karena nyatanya kita memang sudah memasuki puncak musim kemarau, efeknya nggak begitu terasa.

“Efek dari hujan buatan lewat operasi modifikasi cuaca (OMC) memang ada, tapi sifatnya hanya sementara. Warna merah kembali muncul di peta kami, yang artinya kondisi aslinya sudah kembali,” jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis resmi BMKG pada Senin (28/7/2025).

Pada tahun-tahun sebelumnya, karhutla kerap terjadi pada puncak musim kemarau. (Kontan)

Prakiraan visual harian BMKG juga menunjukkan awan hujan sulit tumbuh di langit Riau, Jambi, hingga Sumatera Selatan. Dominasi warna oranye dan kuning di peta cuaca pada wilayah-wilayah tersebut juga menandakan kelembapan rendah sehingga peluang hujan pun minim.

Langkah cepat pun terus dilakukan. Salah satunya adalah kolaborasi lintas lembaga dalam pelaksanaan OMC. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengapresiasi akurasi dan ketepatan pelaksanaan OMC, yang menurutnya tak hanya sekadar menabur garam ke langit, tapi menabur harapan lewat data dan analisis yang presisi.

“Di bawah koordinasi Ibu Kepala BMKG, OMC kini semakin strategis. Kita tahu di mana awan terbentuk dan kapan harus bertindak. Itu membuat semua operasi lebih terukur dan tidak sekadar eksperimen,” tegasnya.

Namun, ancaman karhutla tak bisa hanya dihadapi dari udara. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan pentingnya sinergi di lapangan. Di Riau, misalnya, kolaborasi antara TNI, Polri, relawan, serta penggunaan helikopter water bombing telah menunjukkan hasil meskipun belum tuntas.

“Kalau semua unsur bergerak bersama, saya rasa kita bisa kendalikan,” katanya dengan yakin.

Musim kemarau sendiri diperkirakan bertahan hingga September, sebelum musim hujan datang secara bertahap pada Oktober. Dua bulan ke depan dianggap sebagai masa kritis yang membutuhkan kesiapsiagaan maksimal.

“OMC bukan solusi utama. Kuncinya tetap pada patroli yang jauh lebih ketat, deteksi dini, dan pemadaman yang sigap,” tutur Kepala BMKG.

Untuk itu, BMKG mendorong kepala daerah lebih aktif menggunakan laporan prediksi cuaca sebagai dasar pengambilan keputusan. Edukasi ke masyarakat, pengetatan aturan pembakaran lahan, hingga kesiapan logistik juga harus terus ditingkatkan.

Karhutla bukan hanya krisis lingkungan, tapi juga ujian solidaritas. Dengan bekerja serempak, semoga langit di Tanah Air, khususnya di Sumatera dan Kalimantan tetap biru, bukan merah menyala oleh asap dan api layaknya puncak musim kemarau pada tahun-tahun sebelumnya. Setuju, Gez! (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: