BerandaHits
Jumat, 24 Apr 2025 11:35

Bertahan Hidup dengan Comfort Food ala 'I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki'

Buku 'I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki' karangan Baek Se-hee. (X/Ocey91)

Dalam buku ini, kamu bakal belajar tentang banyak hal-hal sederhana dalam hidup yang bisa membantu mengatasi masalah kesehatan mental. Salah satunya adalah dengan makan comfort food seperti tteokbokki.

Inibaru.id – Di Indonesia, ada banyak banget comfort food alias makanan yang bisa bikin suasana hati kita jadi lebih baik. Sebut saja mi ayam, martabak manis, bakso, siomay, atau bahkan seblak.

Hal serupa juga berlaku di Korea Selatan. Mereka punya cukup banyak comfort food yang bisa dinikmati siapa saja seperti tteokbokki.

Khusus untuk bakso dan mi ayam, penggemarnya sangat banyak. Nama terakhir bahkan telah dibukukan Brian Khrisna dalam Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati.

Menariknya, buku dengan judul yang mirip juga muncul di Korea Selatan, yaitu I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki.

Tapi, bukan berarti isi dari kedua buku tersebut sama ya, Millens. Buku Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati bercerita tentang seorang laki-laki yang sudah merasa lelah dengan kehidupan yang serba cepat di Ibu Kota Jakarta sehingga pengin mengonsumsi mi ayam andalannya.

Sementara, buku terakhir, yang dikarang oleh penulis Korsel Baek Se-hee, menceritakan tentang perjuangannya melawan masalah mental dengan tteokpokki, salah satu makanan yang paling populer di negara asalnya itu.

Sedikit informasi, dalam buku tersebut Se-hee mengaku sudah mengalami gangguan kecemasan dan persistent depressive disorder selama kurang lebih satu dekade. Dalam buku itu, dia pun menjabarkan perjuangannya melawan masalah kesehatan mental tersebut dengan cara kerap berkonsultasi dengan psikiater. Sejumlah obrolan selama konsultasi juga dituliskan dalam buku ini.

Tteokbokki, comfort food yang bikin Baek Se-hee merasa lebih baik menikmati hidup. (X/brnfrmawsh)

Obrolan bersama psikiater ini penting dimasukkan karena dari situlah penulis menemukan sisi lain dari kehidupan yang sebelumnya nggak bisa dia lihat.

Psikiater menyarankan agar dia melakukan kegiatan yang bisa bikin segala beban di kepalanya lepas. Hal inilah yang kemudian membuatnya memutuskan untuk membuat blog pribadi.

Dia juga diminta untuk menemukan hal-hal kecil yang bisa bikin bahagia. Dari situlah perempuan kelahiran Seoul 25 tahun lalu itu kemudian menyadari bahwa dia sangat menyukai tteokbokki.

Bahkan, hanya dengan membayangkan saja penganan tersebut, dia sudah bisa merasa nyaman dan tenang. Dari sinilah, dia akhirnya kembali menemukan seni untuk bertahan hidup, bahkan lebih menikmati kehidupan.

Buat kamu yang juga mengalami masalah kesehatan mental, tentu saja buku ini cocok untuk dibaca karena bisa membuatmu jadi belajar menghargai banyak hal kecil yang bisa saja malah jadi turning point buatmu untuk lebih menikmati hidup.

Meski begitu, saat membaca buku dengan ketebalan 236 halaman ini, ada baiknya kamu harus menyiapkan catatan atau setidaknya nggak jauh-jauh dari gawai karena terkadang ada beberapa istilah kedokteran yang mungkin asing bagimu. Biar bisa dicari artinya gitu, Millens!

Yang pasti, buku yang dirilis pada 2018 dan diterjemahkan dalam 25 bahasa ini memang layak untuk dibaca siapa saja. Jadi, kalau kamu tertarik untuk membacanya, bisa kok mencarinya di toko buku atau toko-toko daring andalanmu. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: