BerandaHits
Rabu, 20 Okt 2020 18:24

Beras Rojolele, Varietas Berharga yang Lolos dari 'Revolusi Hijau' Orba

Ilustrasi: Padi. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Beras Rojolele merupakan varietas yang dikembangkan di Klaten. Di balik kelezatannya, Gatot Surono adalah sosok yang membuat varietas berharga ini tetap bertahan di tengah kebijakan 'Revolusi Hijau' Orba.

Inibaru.id - Kamu tentu setuju kalau Beras Rojolele memiliki cita rasa yang lebih nikmat ketimbang kebanyakan beras yang ada di pasaran. Bertahannya varietas berharga ini nggak lepas dari jasa Gatot Surono, seorang petani asal Purbalingga yang saat itu menentang kebijakan pertanian masa Orde Baru.

Pada 1968, pemerintahan yang dipimpin Presiden ke-2 RI Soeharto mengeluarkan kebijakan pertanian berupa modernisasi pertanian yang dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau. Dalam program ini, dikenalkan varietas bibit padi unggul, mekanisasi pertanian, serta pembangunan sarana irigasi.

Kebijakan ini juga merekomendasikan pemakaian pupuk kimia dan pestisida. Sidik Permana dalam Antropologi Perdesaan dan Pembangunan Berkelanjutan yang dikutip dari Tirto mengungkapkan, program ini dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Namun, pemakaian pupuk-pupuk buatan pabrik pemerintah rupanya memicu kerusakan pada lahan pertanian. Atas dasar itulah, Gatot Surono menolak untuk mengikuti peraturan pemerintah dan bersikeras menanam padi lokal serta menggunakan pupuk kandang.

Diculik Aparat

Soeharto mengeluarkan kebijakan revolusi hijau. (Cendana news)

Akibat sikapnya, Gatot diciduk oleh Komando Rayon Militer (Koramil) karena dianggap melawan aturan.

"Tanaman saya di sawah dicabuti. Untung itu bekas padinya tidak diinjak-injak,” ujar Gatot.

Gatot yang merupakan bekas mahasiswa ikatan dinas pada zaman Sukarno yang disekolahkan di Tiongkok membuatnya mudah dicap kiri oleh rezim Orba. Dia ditahan selama empat tahun melalui operasi kampanye bersih lingkungan, dari 1965 hingga 1969.

Selepas keluar dari penjara, Gatot kemudian bekerja di pabrik penyulingan hingga 1984. Meski sempat bermasalah di tempat kerjanya, dia keluar dengan terhormat dan diberi pesangon karena dianggap berjasa. Pesangon tersebut kemudian dia jadikan sebagai modal untuk bertani.

Gatot yang tetap menolak untuk ikut peraturan pemerintah tersebut kembali ditahan selama empat bulan. Selepas dibebaskan, dirinya kemudian menanam padi warisan nenek moyangnya yang pernah dicabuti oleh aparat.

Hidangkan Rojolele untuk Tentara

Ilustrasi: Tanaman Gatot pernah dirusak. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Usaha bertani Gatot membuahkan hasil. Saat musim panen tiba, dia pun menggelar syukuran dengan mengundang koramil yang pernah menahannya. Lelaki yang meninggal pada 2019 lalu ini kemudian menghidangkan nasi dari beras Rojolele yang ditanamnya sendiri.

”Makannya nasi masih kemebul, Rojolele. Lauknya sambal terasi sama bandeng,” terang Gatot.

Anggota koramil yang menyantap hidangan dengan lahap tersebut berkomentar bahwa nasi yang mereka santap enak. Gatot kemudian menerangkan bahwa nasi tersebut berasal dari yang pernah mereka cabuti dulu.

Berdalih hanya menjalankan tugas, anggota koramil pun meminta maaf. Sebagai gantinya, Gatot meminta mereka agar nggak mengganggu dirinya membudidayakan dan mewariskan beras lokal asal Klaten tersebut.

Wah, agaknya kenikmatan Rojolele nggak cuma terletak pada pengolahannya yang alami, tapi juga sejarah panjang yang kini berbuah manis! Siapa yang di rumah mengonsumsi beras ini? (Tir/IB27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: