BerandaHits
Jumat, 11 Feb 2021 16:18

Berada di Tengah Korban Banjir Trimulyo, Genuk, Kota Semarang

Menggunakan perahu darurat dari gabus. (Inibaru.id/ Audrian F)

Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, menjadi salah satu wilayah di Kota Semarang yang saat ini masih tergenang ketika wilayah lain sudah surut. Banjir besar ini menurut penuturan mereka merupakan kali pertama setelah bertahun-tahun tinggal di sana.<br>

Inibaru.id - Beberapa bulan yang lalu saya ke Trimulyo, Genuk, dengan penuh kekaguman. Kampung pesisir ini seakan dihinggapi mukjizat karena bisa bercocok tanam meskipun daerahnya gersang dan tanahnya nggak subur. Tapi tentu mukjizat itu nggak hanya datang begitu saja, mereka menemukan metode tanam yang cocok di udara pesisir.

Namun kunjungan saya untuk kali kedua ini terasa berbeda. Genangan banjir di mana-mana dan warga Trimulyo tampak prihatin seraya menanti bantuan di teras-teras rumah yang punya ketinggian.

Saya mampir ke Trimulyo RW 2 pada Selasa (9/2/2021), beberapa jam sebelum saya tiba, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lebih dulu menyisir tempat ini. Di ujung gang, banyak sukarelawan yang sibuk mendata distribusi konsumsi dan bantuan ke para warga.

Genangan yang cukup tinggi. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saya sebetulnya bermaksud ikut perahu mereka untuk keliling kampung, tapi tampaknya nggak bisa. Sebab perahu tersebut diisi dengan berbagai kebutuhan logistik. Akhirnya saya pun harus rela menerobos genangan banjir yang tingginya sampai sepaha dengan jalan kaki.

Perahu sukarelawan di depan saya berhenti di sebuah masjid yang dijadikan pengungsian. Saat sukarelawan datang, beberapa warga langsung menyambut. Beberapa warga sibuk menerima bantuan, sementara lainnya diambil fotonya sebagai tanda terima.

“Ya beginilah, tidur bersama di masjid,” ujar Andi, salah seorang warga yang basah kuyup karena habis menembus genangan yang cukup dalam untuk mengambil bantuan.

Tim sukarelawan pergi, masuk ke gang paling dalam. Namun tentu saya nggak bisa ikut, semakin ke dalam, debit air semakin tinggi. Saya pun akhirnya tinggal dan mencari rute lain.

Jambari menarik perahu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Di tengah jalan saya bertemu dua orang warga yang naik perahu, yakni Hadi Kusnan dan Jambari. Mereka adalah warga RT 3. Perahu itu tampaknya nggak cukup buat bertiga, namun mereka menawari saya naik.

“Kami habis mengantar relawan. Mari ikut keliling,” ujar Jambari.

Akhirnya saya pun naik ke perahu. Begitu naik saya sempat panik karena perahu seperti mau oleng. Saya bukannya takut akan jatuh, tapi saya lebih takut kalau kamera saya tercebur. Kalau kena air dan rusak, saya bisa nggak makan dua bulan.

Namun Hadi dan Jambari baik sekali. Mereka rela turun untuk memegangi perahu agar stabil. Saya nggak tahu apakah orang Semarang memang dicetak untuk meningkatkan pelayanan pariwisata seperti yang seolah-olah dilakukan oleh Hadi dan Jambari itu. Tapi saat ini tampaknya bukan saat yang tepat untuk tamasya kampung tematik.

“Sini Mas, mampir di posko kami dulu. Ngopi-ngopi,” kata Jambari dengan penuh keramahan seolah-olah saya ini wisatawan beneran.

Ruang ganti darurat. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Sampai di sana, saya disambut begitu hangat. Posko kecil tersebut adalah rumah Marpuah. Teras sampai ruang tamunya memang tinggi. Namun ruang tengah ke dalam terendam banjir juga. Di sisi yang tinggi itu tetangga sekitar mengungsi.

Setiap Turun Hujan Takut Air Naik

Hadi menyodorkan beberapa makanan hasil bantuan seraya berbincang mengenai keadaannya dan tetangga. Hati saya makin bergetar melihat semua ini. Meskipun susah, nggak ada egoisme di antara mereka.

“Kalau hujan lagi kami takut. Semalam saja airnya hampir masuk. Padahal kami tidur hanya berjarak beberapa meter dari genangan. Saya nggak bisa membayangkan kalau air makin meninggi,” kata Hadi.

Mengungsi di rumah Marpuah. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Mereka sudah mengalami banjir ini sejak Sabtu. Ya, hari yang cukup nahas buat warga Semarang. Sejak saat itu sampai hari ini (hingga artikel ini diterbitkan), banjir belum juga surut di wilayah Genuk. Bahkan jalan pantura juga masih tergenang dengan cukup tinggi.

Selama mengungsi, Hadi dan tetangga hidup ala kadarnya. Listrik mati, nggak ada air bersih untuk mandi dan buang air besar.

“Kalau mau buang air kami harus pergi ke arah tambak. Pokoknya cari daerah yang jauh dari permukiman,” jelasnya.

Untungnya bantuan nggak berhenti disalurkan. Tim relawan juga cepat tanggap apabila terjadi sesuatu terhadap penyintas banjir di Trimulyo ini.

Satu rumah pengungsi yang saya sambangi ini juga penuh semangat. Banjir tampaknya bukan suatu musibah yang membuat mereka muram. Hal itu terlihat dari canda dan tawa yang nggak pernah berhenti.

Semoga banjir di Kota Semarang cepat surut ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: