BerandaHits
Rabu, 21 Apr 2020 10:51

Begini Kata Vaksinolog Tanggapi Tudingan Siti Fadilah Soal Vaksin Bill Gates

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. (Instagram/@siti_fadilah_supari)

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah meminta pemerintah nggak tergiur menggunakan vaksin Covid-19 produksi perusahaan Bill Gates. Dia menduga ada microchip yang ditanam dalam vaksin tersebut untuk mengintai aktivitas seseorang di seluruh dunia. Benarkah?

Inibaru.id – Orang terkaya di dunia sekaligus pendiri Microsoft Corporation Bill Gates tengah mengembangkan vaksin corona lewat perusahaan yang dipimpinnya. INO-4800 adalah nama dari vaksin yang rencananya akan diberikan kepada 7 miliar manusia di dunia.

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari memperingatkan Presiden Joko Widodo terkait kejanggalan vaksin produksi Bill Gates. Dirinya menyarankan pemerintah Indonesia untuk nggak menggunakan vaksin tersebut.

“Untuk menghadapi wabah corona di Indonesia sebaiknya pemerintah tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates,” katanya pada Minggu (19/4/2020).

Menurut Siti, proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu yang lama, sedangkan vaksin produksi perusahaan Bill Gates belum jelas kapan mulai dibuat. Siti juga menuding Bill Gates pernah meramal akan ada pandemi besar pada 2020 beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2015.

Pendiri Microsoft Corporation Bill Gates. (Reuters)<br>

Siti khawatir adanya kemungkinan pemasangan microchip pada tubuh manusia dengan perantara vaksin. Microchip ini disebut-sebut bisa memantau aktivitas seseorang. Dia meminta pemerintah waspada karena hingga hari ini belum ada bukti yang meyakinkan jika vaksin tersebut aman bagi kehidupan manusia.

“Sedangkan kita tidak tahu dampak negatif apa dari microchip tersebut terhadap tubuh kita dalam jangka panjang. Apa betul microchip itu hanya untuk tanda seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali. Kita wajib waspada karena Bill Gates mempunyai proyek ambisius yaitu depopulasi, demi mengatur populasi dunia,” tegasnya.

Dibantah Vaksinolog

Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menanggapi pernyataan yang dikeluarkan oleh Siti. Menurut dia, pembuatan vaksin sangat sukar dan rumit, karena mesti dipastikan aman membunuh virus.

“Tidak semua orang, sekalipun dokter atau ilmuwan, memiliki pengetahuan yang memadai tentang seluk beluk vaksin, khususnya terkait proses produksi,” katanya, Senin (20/4/2020).

Umumnya pembuatan vaksin butuh waktu 8-15 tahun. Prosedur panjang ini dikembangkan secara terbuka dan transparan. Terdapat pihak independen yang berperan sebagai pengawas uji klinis. Ketika hasilnya telah jadi, akan diumumkan lewat komunitas ilmiah pula. Bisa dalam bentuk publikasi ilmiah atau informasi terbuka kepada publik.

Vaksin virus corona terus dikembangkan. (Riausky)<br>

Dirga menambahkan, keterangan Siti Fadilah tentang vaksin mengandung microchip nggak tepat. Sebab, pembuatan vaksin nggak bisa dimanipulasi dan ditambahkan. Pembuatan vaksin lebih lanjut melibatkan kerja sama berbagai macam pihak dari produsen vaksin, peneliti, pemerintah, lembaga donor, hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pun dalam kasus pembuatan vaksin Covid-19 yang melanda dunia saat ini.

“Saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang sudah memasuki uji klinis tahap satu dan dua, dan masih ada puluhan kandidat vaksin lain yang dalam tahap uji praklinis,” terang Dirga.

Lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menilai, yayasan yang dimiliki Bill Gates punya rekam jejak yang baik dalam menanggulangi penyakit infeksi di dunia. Selain virus corona, terdapat pula bantuan penyembuhan senilai ratusan juta dolar yang disumbangkan Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) untuk masyarakat internasional.

Hingga sekarang belum ada kejelasan terkait isu microchip dalam vaksin. Menurutmu sendiri gimana, Millens? (Ali/MG26/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024