Inibaru.id – Sebagai orang yang punya intoleransi laktosa, Putra Setiawan mengaku jarang minum susu. Namun, bukan berarti dia nggak menyukai minuman penuh nutrisi ini, apalagi jika diberi tambahan rasa seperti teh hijau, pisang, kelapa, atau stroberi.
Putra terpaksa nggak mengonsumsi susu karena setiap kali selesai meminumnya, tubuhnya seperti nggak mau menerimanya; perutnya jadi terasa begah, bahkan mengalami diare.
Gara-gara masalah ini, laki-laki berusia 37 tahun ini mengaku sudah jarang meminum susu semenjak usia sekitar 10 tahun. Dia bersyukur intoleransi susu ini nggak dialami anaknya juga. Jadi, Putra tetap bisa menyediakan susu cair di rumah untuk anaknya yang kini sudah duduk di bangku SD.
“Dulu pas kecil pasti kembung, bahkan diare usai minum susu. Makanya malah jadi malas meminumnya. Pas sudah dewasa baru tahu karena intoleransi laktosa dan hal ini ternyata wajar dialami orang Indonesia. Pas tahu anak nggak mengalami hal yang sama, tentu saja saya bolehin meminumnya,” ungkap Putra pada Jumat (30/5/2025).
Meski anaknya menyukainya dan aman-aman saja saat minum susu, Putra tetap memberi batasan. Dia bahkan sempat mencari informasi di internet terkait batas aman untuk mengonsumsi susu dalam sehari.
“Pernah baca di mana gitu, dua atau tiga gelas susu sehari, itu pun gelas belimbing biasa saja, sudah cukup. Kalau berlebihan malah katanya nggak baik” lanjutnya.
Apa yang Putra ungkap sesuai dengan apa yang dijabarkan pakar gizi dari Universitas Indonesia Saptawati Bardosono. Dalam acara FFI MilkVersation yang digelar di Jakarta pada 4 November 2019 lalu, dia memberikan saran tersebut lengkap dengan alasan mengapa minum susu seharian sebaiknya dibatasi.
“Asupan susu maksimal tiga kali sehari dengan porsi masing-masing 150 mililiter. Kalau kebanyakan, fungsinya untuk menguatkan tulang malah jadi nggak maksimal. Pasalnya, kalau asupan kalsium berlebihan, bukannya diserap tubuh malah terurai dan akhirnya bikin pengeroposan tulang lebih mungkin terjadi,” ujar Saptawati sebagaimana dinukil dari Tempo (4/11/2019).
Lebih dari itu, dia juga nggak menyarankan konsumsi susu lebih dari itu karena banyak susu cair ataupun bubuk di pasaran yang kaya akan lemak ataupun gula. Kebanyakan meminumnya justru meningkatkan risiko obesitas.
Apa yang diungkap Saptawati belakangan ini tentu kontras dengan yang diungkap salah seorang pejabat publik yang menyebut anak-anaknya minum susu 2 liter per hari sehingga badannya bisa tumbuh jadi lebih tinggi dari rata-rata tinggi badan anak Indonesia, belakangan ini.
Apalagi, menurut pakar kesehatan, susu bukanlah satu-satunya tolok ukur yang memengaruhi tinggi badan seseorang. Faktor-faktor seperti asupan gizi dan nutrisi yang seimbang, genetik orang tua, hingga faktor hormonal dan kondisi kesehatan anak justru jauh lebih berpengaruh terhadap perkembangan tinggi badan seseorang.
“Kalau minum susu kebanyakan, anak malah jadi kenyang dan mengganggu asupan makanan hariannya. Ususnya bisa mengalami masalah gangguan penyerapan nutrisi dan akhirnya mempengaruhi tumbuh kembangnya,” ungkap pakar kesehatan anak dr Reza Abdussalam sebagaimana dinukil dari Kumparan, Kamis (29/5/2025).
Hm, setidaknya kini kita jadi tahu ya batas minum susu sehari yang aman. Jadi, jangan sampai kebanyakan apalagi berliter-liter dalam sehari, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)
