BerandaHits
Rabu, 17 Sep 2024 13:00

Banyak Warga Swiss Berangkat dan Pulang Kerja dengan Berenang di Sungai

Berenang di sungai menuju tempat kerja atau pulang dari tempat kerja bukan hal aneh dilakukan saat musim panas di Swiss. (Popupcity/Lucía de Mosteyrín Muño)

Saking bersihnya sungai di sana, bukan hal aneh melihat warga Swiss berangkat atau pulang kerja dengan berenang di sungai. Kok, bisa?

Inibaru.id – Meski kerap disebut sebagai negara dengan biaya hidup yang cukup mahal, nyatanya Swiss punya banyak sekali keunggulan yang bikin banyak orang pengin tinggal di sana. Gaji besar salah satunya. Selain itu, kondisi alam di sana juga masih terjaga baik, termasuk di kota besar.

Yang paling jelas tentu saja adalah kondisi sungai di Swiss yang masih sangat bersih. Kontras dengan sungai-sungai di Indonesia yang jadi tempat pembuangan sampah, limbah rumah tangga, atau limbah industri, di sana sungainya masih sangat aman, bersih, dan higienis untuk dijadikan tempat berenang. Saking bersihnya, warga di sana nggak ragu untuk berenang sewaktu-waktu, termasuk untuk berangkat dan pulang kerja.

Di Ibu Kota Bern, misalnya, jaringan transportasi umum di sana memang sudah sangat baik. Tapi, banyak warga di kota tersebut yang tetap memakai cara tradisional yang sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir pada musim panas, yaitu berangkat dan pulang kerja dengan berenang di Sungai Aare yang dikenal bersuhu dingin, yaitu 21 derajat Celsius dan memakai arusnya yang cukup deras untuk mencapai wilayah yang dekat dengan tempat kerjanya.

Hal serupa dilakukan warga Kota Basel yang dibelah Sungai Rhein yang bersuhu 23 derajat Celsius. Kalau menurut warga sekitar, dengan memakai arus sungai yang deras dan membawa tas kedap air yang bisa dijadikan pelampung, warga bisa sampai ke tempat kerja hanya dalam hitungan menit tanpa memerlukan biaya! Lebih dari itu, suhu dingin air sungai bisa bikin mereka merasa segar menghadapi suhu musim panas.

Salah seorang warga Bern, Evelyn Schneider-Reyes mengaku selalu menyiapkan tas kedap airnya untuk dipakai pulang kerja di musim panas. Tas ini bisa dijadikan pelampung agar dia nggak tenggelam saat mengikuti arus di Sungai Aare sekaligus dijadikan tempat menyimpan handuk, pakaian kerja, dan perlengkapan kantor lainnya.

Suhu air sungai yang segar cocok untuk mengatasi hawa gerah di musim panas. (Bbc/Daniel Loher)

“Kami menyebutnya ‘tas Aare’. Di sana kami bisa menyimpan ponsel, pakaian, dompet, dan sepatu. Saya bisa berenang pulang. Setelah 15 menit mengikuti arus sungai, saya tinggal menepi di wilayah Lorrainebad,” ucap Evelyn sebagamana dinukil dari Le News, Kamis (11/7/2024).

Saking banyaknya orang yang memakai cara ini untuk berangkat atau pulang kerja, di tepi sungai banyak dipasang palang berwarna merah sebagai penanda di mana para pekerja bisa terjun ke sungai atau naik dari sungai.

“Aku suka memakai cara ini karena menyegarkan. Setelah naik ke tepi sungai, aku tinggal jalan kaki naik bukit ke rumah selama 8 menit,” lanjutnya.

Tradisi ini sebenarnya baru benar-benar bisa dilakukan usai Swiss mampu menyelesaikan instalasi pengolahan limbah pada 2017. Hal ini membuat sungai-sungai di sana terjaga kondisinya dan nyaman dipakai berenang atau aktivitas air lainnya. Tapi, sepertinya tradisi berenang di sungai saat musim panas ini bakal bertahan hingga puluhan hingga ratusan tahun ke depan, ya?

Hm, andai saja sungai-sungai di Indonesia bisa sebersih di sana, ya? Pasti kita juga bisa berangkat atau pulang kerja sembari berenang di sungai yang segar. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Brongkos di Warung Makan Sumowono, Melegenda Sejak Enam Dekade Silam

21 Jan 2025

Upaya Evakuasi Kapal Tugboat yang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang

21 Jan 2025

Macam Tradisi Imlek: Dari Kimsin hingga Cheng Beng, Semua Penuh Filosofi

21 Jan 2025

'Teasing Master Takagi-San' Mengisahkan Kejahilan Guru yang Lucu dan Hangat

21 Jan 2025

Heboh Isu Plengkung Gading Akan Ditutup, Benarkah Sultan Nggak Pernah Melaluinya?

21 Jan 2025

Semuanya Seru, 73 Acara Siap Meriahkan 'Calendar of Event 2025' Wonosobo

21 Jan 2025

Dampak Banjir di Jalur Rel Kabupaten Grobogan, Dua Kereta Batal Berangkat

21 Jan 2025

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025