BerandaHits
Rabu, 8 Agu 2017 16:18

Bahasa Jawa Juga Dipakai di Bandara Dubai Lho!

Bandara Dubai. (Foto: dubai-airport.xyz)

Berikan perlakuan khusus bagi penumpang dari Indonesia, Dubai Airport gunakan bahasa jawa halus (krama inggil) sebagai bahasa pengumuman. Wahh, kerenn.

Inibaru.id - Tak ada yang aneh jika Bandara Adisucipto di Yogyakarta memberi pengumuman kepada para penumpangnya menggunakan Bahasa Jawa. Karena di samping bandara ini berada di Pulau Jawa, Yogyakarta memang tengah gencar menerapkan bahasa ini di segala fasilitas publik, termasuk bandara.

Namun, bagaimana jika Bahasa Jawa juga dijadikan sebagai bahasa dalam pengumuman di Dubai? Iya, Dubai yang berada di Timur Tengah, tapatnya di Uni Emirat Arab. Setelah di lakukan konfirmasi ternyata informasi ini bukan sekedar hoax dan hal tersebut benar-benar terjadi di sana.

Dubai Airport memang menggunakan Bahasa Jawa dalam sebuah pengumumannya. Menariknya bahasa Jawa yang digunakan tak sekadar bahasa Jawa ngoko, tapi bahasa Jawa halus atau orang biasa menyebutnya 'krama inggil'. Nah, hal ini tentu menjadi menarik lantaran tak banyak orang Jawa yang ada di bandara yang sangat sibuk itu.

Usut punya usut, bandara Internasional ini memang memberikan perlakuan khusus bagi penumpang dari Indonesia, terutama mereka yang berbahasa Jawa.

Baca juga:
Nggak Nyangka, Warga 6 Negara Ini Juga Berkomunikasi dengan Bahasa Jawa
Ini Kata Prof Mia soal Memperlambat Kepunahan Bahasa

Dubai barangkali menjadi satu-satunya negara di luar Indonesia yang menggunakan bahasa Jawa sebagai salah satu pengumuman di bandaranya. Kejadian unik bin ajaib ini terekam dari ponsel pintar salah seorang calon penumpang yang berada di bandara tersebut.

Penumpang tersebut sedang transit di bandara Dubai saat terbang dari Jeddah menuju Jakarta dengan menumpang pesawat Emirates.

"Nuwun sewu, bapak-bapak soho ibu-ibu, penerbangan Emirates EK tigo-gangsal-wolu dateng Jakarta sakmeniko bade ... (Permisi bapak-bapak dan ibu-ibu, penerbangan EK 358 ke Jakarta saat ini akan....)," begitu bunyi pengumuman penerbangan EK 358 rute Dubai-Jakarta di Bandara Dubai sebagai mana dilansir dari Tribunnews.

Menurut Divisional Vice President dari Emirates, Walter Riggans, penggunaan bahasa ini digunakan untuk memudahkan penumpang yang tidak memahami bahasa Inggris atau Arab saat proses naik ke pesawat.

Hal ini bertujuan agar penumpang di Bandara Dubai yang tidak bisa berbahasa Inggris atau Arab bisa merasa nyaman.

Bersama pihak bandara, mereka memasukkan 26 bahasa dalam sistem untuk dipakai di setiap pintu keberangkatan, sehingga supervisor yang bertugas bisa memilih bahasa sesuai penumpang yang akan terbang.

"Ini sangat membantu mempercepat proses naik pesawat," kata Riggans kepada BBC Indonesia melalui surat elektronik (surel).

Baca juga:
Bahasa Sehat, Bahasa Terancam, dan Bahasa Sekarat
11 Bahasa Kita Telah Punah, Lainnya?

Emirates juga menekankan, yang mereka gunakan bukan sekadar bahasa Jawa tetapi bahasa Jawa halus.

Memang cukup informatif. Namun, sejumlah penumpang yang memahami bahasa Jawa dan berada di ruang tunggu tersebut rata-rata malah tertawa mendengar pengumuman dalam Bahasa Jawa tersebut. Padahal, di ruang tunggu saat itu orang Jawa bukan mayoritas.

"Kaget benar, boarding announcement-nya pakai Bahasa Jawa. Saya ketawa-ketawa bareng orang Indonesia yang lain,"ujar Wahyu Pratomo, seorang warga Bandung yang sedang dalam penerbangan Amsterdam-Jakarta dan transit tiga jam di Dubai.

"Orang Indonesia beberapa tapi sepertinya tidak mayoritas orang Jawa. Banyak orang bule dan Arab juga," tambahnya.

Sementara itu,menurutnya dalam unggahannya,salah seorang turis dari Jerman yang berada di tempat yang sama terdengar berbisik menanyakan bahasa apa yang baru saja dijadikan sebagai bahasa informasi penerbangan.

"Turis Jerman yang duduk di sebelah sempat tanya: Bahasa apa sih ini? Bagus juga di telinga," imbuhnya.

Saat itu juga, video tersebut diunggah ke Instagram Story @wahyupratomo. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024