BerandaHits
Sabtu, 16 Des 2022 12:15

Atasi Tantrum Anak dengan Gawai Sebabkan Masalah Perilaku

Ilustrasi: Seringkali kita melihat orang dewasa memberikan gawai kepada anak yang sedang mengalami ledakan emosi, menangis, berteriak, dan menjerit-jerit. (Pexels/Tran Long)

Tantrum adalah gejala normal bagi anak-anak. Untuk mengatasinya, orang tua nggak seharusnya menyodorkan gawai. Jika hal itu tetap dilakukan, akan timbul masalah perilaku pada anak. Masalah apa saja?

Inibaru.id - Gawai dengan berbagai daya tariknya mampu menyedot perhatian anak-anak. Tanpa pengawasan dan alokasi waktu yang ketat, anak usia di bawah umur bisa kecanduan dan mengalami dampak buruk dari gawai.

Salah satu perilaku keliru orang tua dalam penggunaaan gawai terhadap anaknya adalah ketika tantrum. Seringkali kita melihat orang dewasa memberikan gawai kepada anak yang sedang mengalami ledakan emosi, menangis, berteriak, dan menjerit-jerit. Para orang tua berharap gawai dapat mengalihkan perhatian sehingga anak berhenti menangis.

Kebiasaan itu nggak memberikan dampak positif, justru menyebabkan masalah perilaku, lo. Hal itu dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Michigan. Mereka merekrut 422 orang tua dan anak-anak mereka yang berusia antara 3 dan 5 tahun untuk studi ini.

Tim peneliti bertanya seberapa sering orang tua menggunakan perangkat digital, seperti ponsel atau iPad, sebagai alat menenangkan, dan apakah anak mereka menunjukkan gejala masalah emosi atau perilaku selama enam bulan. Masalah perilaku yang dimaksud itu mencakup perubahan cepat antara kesedihan dan kegembiraan, perubahan suasana hati atau perasaan yang tiba-tiba, dan impulsif yang meningkat.

Bagaimana hasilnya? Hasil riset yang diterbitkan dalam jurnal Jama Pediatrics menunjukkan hubungan antara penggunaan perangkat digital untuk menenangkan anak-anak dan konsekuensi emosional sangat tinggi di kalangan anak laki-laki.

Itu juga umum pada anak-anak yang sudah mengalami hiperaktif, impulsif, atau memiliki temperamen kuat yang membuat mereka lebih cenderung bereaksi secara intens terhadap perasaan seperti marah, frustrasi, dan sedih.

Bagaimana Sebaiknya? 

Ilustrasi: Bermain trampolin adalah salah satu cara yang disarankan kepada orang tua saat menghadapai anak tantrum. (Shutterstock)

Tim menyarankan, daripada menggunakan ponsel atau iPad untuk membantu menenangkan anak, orangtua dapat mencoba teknik sensorik seperti melompat di atas trampolin, mendengarkan musik, atau melihat buku.

Tim juga merekomendasikan untuk mengajari anak-anak akan reaksi yang lebih aman dan memecahkan masalah saat marah. Selain itu, meminta anak menyebutkan emosi mereka dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan juga bisa mengatasi tantrum.

Melansir dari situs dailymail, Senin (12/12/2022), penulis utama Jenny Radesky mengatakan menggunakan perangkat seluler untuk menenangkan anak kecil mungkin tampak seperti cara sementara yang nggak berbahaya untuk mengurangi stres dalam rumah tangga. Tapi mungkin saja ada konsekuensi jangka panjang jika itu adalah strategi untuk menenangkan.

"Terutama pada anak usia dini, perangkat dapat menggantikan peluang untuk pengembangan metode mandiri dan alternatif untuk meregulasi emosi diri sendiri. Menggunakan pengalih perhatian seperti perangkat seluler nggak mengajarkan keterampilan mengelola emosi. Itu hanya mengalihkan perhatian anak dari apa yang mereka rasakan," katanya.

Anak-anak yang nggak membangun keterampilan mengolah emosi di masa kanak-kanak lebih mungkin stres di sekolah atau saat bermasalah dengan teman sebaya. Jenny mengatakan periode prasekolah hingga kanak-kanak adalah tahap perkembangan yang cenderung banyak amukan dan emosi intens dari anak. Oleh karena itu, para orang tua jangan tergoda menggunakan gawai sebagai penyelesaian.

Sementara itu, sebuah penelitian terpisah menemukan anak berusia 9 hingga 10 tahun yang menghabiskan terlalu banyak waktu terpaku pada layar memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD). Peluang mereka mengalami OCD selama periode dua tahun meningkat 13 persen untuk setiap jam mereka bermain gim dan 11 persen untuk setiap jam mereka menonton video.

Jadi, mulai sekarang jangan terbiasa menggunakan gawai untuk membuat tangis anak berhenti ya, Millens! Carilah cara lain yang lebih interaktif untuk meredakan amarah si kecil! (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Setop Sodorkan Gawai Saat Anak Tantrum.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024