BerandaFoto Esai
Selasa, 14 Des 2020 11:05

Menuju 'Zero Blank Spot' Flores Timur Demi Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat

(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)

Berlokasi di Flores Timur, Larantuka kini masih menyisakan blank spot yang dapat menghambat kegiatan warga. Namun, kehadiran internet secara bertahap kini semakin memudahkan kegiatan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan ekonomi.

Inibaru.id – Larantuka, kabupaten di pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menyimpan banyak keragaman hayati serta keramahan budaya. Salah satu potensi Larantuka adalah hasil perkebunan berupa kopi. Ya, kota ini dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi.

Di Desa Leraboleng, Kecamatan Titihena, robusta khas Flores Timur yang dikenal dengan Kopi Leworook ini dihasilkan. Kini, industri rumahan kopi menjadi pendapatan andalan petani. Jika dulu tiap hektar lahan kopi hanya bernilai Rp 4 juta, saat ini sehektare lahan dapat menghasilkan uang Rp 30 juta lantaran petani nggak menjual biji kopi mentah, tapi telah diolah.

Kesuksesan ini nggak lepas dari campur tangan Yosef Lawe Oyan, pengusaha kopi rumahan khas Larantuka. Memulai usahanya pada 2015, kini dirinya dibanjiri pesanan pelanggannya.

Sebelum sukses memasarkan produknya lewat Facebook, WhatsApp, dan Instagram, Yosef sempat mengalami kendala lantaran minimnya sinyal internet di daerahnya. “Jika produksinya banyak, saya harus ke Kota Larantuka untuk mencari tempat yang sinyalnya bagus,” kenangnya.

Minim Internet

Di Larantuka, jangan berharap banyak dengan koneksi internet yang semulus jalan tol. Kecamatan Tanjung Bunga contohnya! Tetangga Larantuka yang daerahnya berbukit-bukit membuat sinyal sulit untuk dijangkau di sana. Maka, mereka perlu mendaki bukit hanya untuk mendapat sinyal internet.

Pembelajaran di Desa Aran Sina dan desa lain di Tanjung Bunga masih mustahil dilakukan karena minimnya internet. Namun, penduduk setempat kini dimudahkan dengan pemasangan satelit bantuan Kemenkominfo di SD Impres Lewokoli, Desa Aran Sina.

Satelit ini jadi satu-satunya internet di desa, sehingga murid-murid yang harus belajar secara daring harus datang sekolah untuk dapat menikmati internet. SD ini juga sering jadi kantor darurat para perangkat desa untuk mendapatkan akses internet.

Menuju Blank Spot

Nggak bisa dimungkiri, Kecamatan Tanjung Bunga masih menyisakan blank spot. Hal ini dikonfirmasi oleh Sekdis Kominfo Flores Timur Yan Hurint.

“Topografiya berbukit bergunung, sehingga banyak daerah yang blank spot. Ada 39 titik pada 2020, kami hitung masih blank spot. Sebelum ini, ada 56 titik,” ungkapnya.

Proses menuju blank spot ini juga memberikan dampak positif bagi pengusaha sorgum di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Sorgum yang menjadi pangan alternatif pengganti beras dan jagung ini sangat mudah dikembangbiakkan di Flores.

Sempat mengalami kesulitan dalam promosi daring, Hendri, pengusaha sorgum, kini dimudahkan dengan kehadirian internet.

“Sinyal pada 2018 agak begitu baik, 1-2 tahun terakhir sudah agak baik,” ungkap Hendri.

Kini beberapa kecamatan di Flores Timur sedang berbenah menuju kawasan zero blank spot. Hal ini agar memungkinkan seluruh masyarakat dapat menikmati internet tanpa terkecuali sehingga dapat menunjang kegiatan pendidikan, ekonomi, wisata, hingga pemerintahan. (IB27/E03)

(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)
(Media Indonesia/Sumaryanto Bronto)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024