Inibaru.id - Ban bekas yang diangkut mobil atau motor keluar masuk gang sempit di Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, ini menjadi pemandangan lazim masyarakat setempat. Di dalam gang tersebut, sebagian besar warganya memang berjualan ban bekas, yang kemudian membuat desa ini dijuluki Kampung Velg dan Ban.
Agung Widayat, salah seorang penyedia ban dan velg di kampung tematik ini mengatakan, 60 persen orang di desanya memang berjualan ban mobil, khususnya di wilayah RW 2. Jumlahnya lebih dari 100 orang.
"Saya meneruskan usaha ayah yang sudah mulai (berjualan ban) sejak 1990," tuturnya pada Kamis, 23 Desember 2021. "Kebanyakan penjual di sini juga seperti saya, meneruskan usaha turun-temurun."
Selain ban bekas, masyarakat di Kampung Velg dan Ban juga menjual ban dengan kondisi mulus atau baru, serta velg mobil. Agung mengungkapkan, sejak lama masyarakat Tlogomulyo sudah berprofesi sebagai pengepul ban dan velg. Nah, dari situlah kemudian ada yang bikin usaha di rumah.
"Mereka (para pengepul) membuka usaha dari rumah masing-masing, yang kemudian diwariskan ke anak cucu," terangnya sembari melayani calon pembeli ban di tokonya.
Dalam sehari, Agung dkk mengaku bisa menjual masing-masing sekitar 500-an ban dan 30-an velg dalam sebulan. Ukuran ban dan velg yang dijual pun cukup variatif, mulai dari untuk mobil pribadi hingga truk yang berukuran besar.
"Kami menjual (ban dan velg) hampir semua jenis kendaraan roda empat. Yang beli juga dari berbagai daerah seperti Solo, Bali, bahkan Kalimantan," aku Agung yang kemudian mengungkapkan, ban dan velg di daerahnya diminati karena terkenal berharga miring dengan kualitas jempolan.
Punya Banyak Pelanggan
Harga yang nggak bikin kantong jebol dengan kualitas baik membuat para penjual ban dan velg di kampung ini memiliki banyak pelanggan. Gito salah seorang di antara pelanggan setia tersebut. Lelaki paruh baya itu mengaku sudah empat kali datang ke desa tersebut.
“Enak beli di sini karena harganya cukup variatif. Penjualnya juga ramah, bikin saya merasa seperti dengan saudara sendiri,” ungkap Gito.
Selain kualitas oke dengan harga bersahabat, dia juga mengaku senang dengan kebiasaan masyarakat Tlogomulyo yang senantiasa bersedekah saban dagangan mereka laku. Mereka, lanjutnya, akan mengeluarkan uang Rp 5.000 untuk musala tiap ada unit yang terjual.
Nggak hanya berjualan, para pedagang di tempat tersebut juga menurutnya suka berbagi ilmu terkait ban dan velg.
“Di sini tuh mereka nggak pelit. Mereka selalu kasih saran, misalnya, ban atau velg apa yang cocok untuk mobil kita,” tandas dia.
Kampung tematik yang menarik ya, Millens? Kalau kamu lagi di Kota Lunpia, nggak ada salahnya berburu perlengkapan mobil di Kampung Tematik Velg dan Ban Semarang ini, lo! (Triawanda Tirta Aditya/E03)