BerandaFoto Esai
Senin, 18 Apr 2021 10:11

Hardadi, Singkong Keju D-9, dan Kisah Kelam Eks Napi Narkotika dari Salatiga

Hardadi telah melupakan masa lalunya sebagai bekas narapidana kasus narkotika. Kini, orang mengenalnya sebagai pengusaha singkong keju D-9 yang nggak hanya diminati masyarakat Salatiga, tapi juga seluruh Indonesia.<br>

Inibaru.id - Dicap sebagai mantan narapidana narkotika pada 2009 nggak menjadi halangan bagi Hardadi untuk tetap melanjutkan hidupnya. Alih-alih bekas pesakitan di Rutan Kelas 1 Surakarta, dia kini lebih dikenal sebagai pengusaha dengan produk unggulan Singkong Keju D-9.

Bagi masyarakat Kota Salatiga, Jawa Tengah, Singkong Keju D-9 bukanlah produk yang asing. Bahkan, produk itu nggak sulit ditemukan di pelbagai marketplace di Tanah Air. Tekstur singkongnya yang empuk menjadikan penganan tersebut laku keras di masyarakat.

Kesuksesan usaha Singkong Keju D-9 nggak lepas dari tangan dingin Hardadi. Namun, nggak banyak yang mengetahui usaha keras yang dilakukannya untuk bisa berada di posisinya sekarang. Jalan panjang ditempuhnya, termasuk kerja serabutan dan berjualan nasi bungkus.

Untuk bisa melesat, terkadang seseorang memang harus terbenam terlebih dahulu. Inilah yang terjadi pada lelaki kelahiran Sragen, 3 Agustus 1971 tersebut. Ihwal kejatuhan Hardadi dimulai sejak 1992 saat dia mulai berkenalan dengan narkotika.

Dalam keseharian, Hardadi bekerja serabutan dan nggak punya pekerjaan tetap. Hingga berkeluarga, suami dari Diah Kristanti juga masih mengonsumsi narkoba. Kala itu, istri dan ketiga anaknya nggak tahu kalau dia pun merupakan pengguna sekaligus pengedar narkoba hingga tertangkap.

Namun, nasib orang nggak ada yang tahu. Dipenjara di Rutan Kelas 1 Surakarta justru menjadi jalan baginya untuk hidup dengan baik.

Ide di Balik Jeruji

Selama enam bulan mendekam di rutan, Hardadi bertemu dengan seorang ahli agama yang tersandung kasus pembunuhan. Pertemuan inilah yang mengubah hidupnya. Hardadi belajar mengaji, beribadah, dan menata diri.

“Istri, anak, tetangga, dan kerabat rutin mengunjungi saya di dalam rutan untuk memberikan dukungan moral,” kenang Hardadi yang mengaku mulai kepikiran untuk membuat singkong keju saat masih berada dalam kurungan. "Ini semakin membuat saya ingin bangkit dari keterpurukan."

Begitu bebas, dia mencoba peruntungan dengan menjual nasi bungkus. Keuntungan yang diperolehnya dia tabung untuk modal usaha Singkong Keju D-9. Oya, penamaan D-9 diambil dari kamar sel yang dia tempati selama "menginap" di hotel prodeo.

“D-9 adalah nomor kamar sel yang saya huni saat dipenjara. Bagi orang lain mungkin musibah, tapi saya yakin nama ini bisa jadi anugerah,” ungkap lelaki yang mulai memasarkan singkong keju kepada para kenalannya via pesan singkat.

Setelah cukup dikenal, dia mulai memberanikan diri berjualan singkong keju dengan membuka lapak gerobak di Alun-alun Kota Salatiga. Walau awalnya sepi pembeli, dia nggak menyerah. kesabaran menjadi senjata andalan Hardadi kala itu, selain bersedekah dengan menyisihkan sebagian uangnya untuk masjid.

“Lama-kelamaan Singkong Keju D-9 mulai dikenal dari mulut ke mulut," kata lelaki yang kini mempunyai 130 karyawan dan membutuhkan empat ton singkong per hari untuk berproduksi itu. "Pada 2015 saya beli lahan untuk bangun toko dan kafe di Desa Ngaglik, Kota Salatiga.”

Sosok Luar Biasa

Dengan penghasilanya yang sekarang, Hardadi dikenal pernah memberangkatkan karyawanya untuk Umroh. Bagi para karyawannya, juragan singkong keju ini memang dikenal sebagai sosok yang luar biasa.

Umi, salah seorang karyawan Singkong Keju D-9 mengaku menikmati bekerja bersama Hardadi. Menurutnya, bosnya adalah sosok yang rendah hati dan sangat peduli pada karyawannya. Yang dia tahu, para karyawan diberi les belajar mengaji. Lalu, yang laki-laki harus salat berjemaah.

"Sama sekali nggak layak dibilang mantan napi,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Riki, salah seorang pelanggan Singkong Keju D-9. Dia bahkan nggak menyangka kalau dulunya Hardadi adalah mantan napi narkotika. Kendati begitu, baginya setiap orang memang punya kekurangan dan kelebihan.

Asalkan produk yang dijual benar dan harganya enak, agaknya nggak bakal ada yang peduli masa lalu seseorang. Menurut Riki, cita rasa Singkong Keju D-9 memang enak. Itulah yang menjadi kunci kesuksesan Hardadi.

“Saya paling suka singkong keju coklat, dari luar gurih dan dari dalam sangat lembut. Nggak heran kalau Singkong Keju D-9 sangat terkenal, mungkin karena rasanya memang sangat nikmat,” terangnya.

Setiap orang punya masa lalu yang nggak bisa dimungkiri, Namun, setali tiga uang, orang juga memiliki masa depan yang bisa diubah. (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Sosok Hardadi yang menunjukkan produk singkong keju miliknya.<br>
Toko milik Hardadi selalu ramai dikunjungi wisatawan.<br>
Selain toko, Hardadi juga memiliki Cafe Telo D-9.<br>
Dua menu andalan Hardadi adalah singkong keju dan singkong keju coklat.<br>
Orang-orang mengantre saat membeli singkong keju.<br>
Kafe milik Singkong Keju D-9 ini cocok untuk tempat bersantai dan nongkrong.<br>
Walaupun pandemi Covid-19 belum usai, toko milik Hardadi masih sangat ramai.<br>
Selain menu singkong keju, cafe milik Hardadi juga menyediakan menu mi berbahan dasar singkong.<br>
Para lelaki bertugas mengangkut dan mengupas singkong.<br>
Di bagian dapur produksi kebanyakan diisi oleh kaum hawa.<br>

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: