Inibaru.id - Suara sepeda motor bebek beroda tiga yang dikendarai Suwanto terdengar cukup kentara tiap melintas di sekitar Jalan Jangli, Kota Semarang. Suaranya agak melengking, begitu khas di telinga. Inilah satu dari sejumlah motor roda tiga yang dimodifikasi di Compac Motorcycle, bengkel khusus untuk penyandang disabilitas.
Suwanto, pengelola bengkel tersebut, juga penyandang disabilitas. Kakinya mengalami kelainan sejak bayi. Sebelum mengelola Compac Motorcycle, dia dikenal sebagai penjahit baju. Sementara, bengkel yang berdiri sejak 15 tahun lalu itu awalnya dikelola rekannya di Komunitas Motor Penyandang Cacat atau yang lebih dikenal sebagai Compac.
Bengkel yang nggak terkelola dengan baik pun kemudian diambil alih Suwanto. Berlokasi di Jangli, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Compac Motorcycle bukanlah bengkel besar dengan deretan karyawannya yang mengenakan wearpack lengkap, tapi lebih mirip kebanyakan bengkel di sudut-sudut kampung.
Di bengkel tersebut, Suwanto mulai memodifikasi motornya, dari roda dua menjadi beroda tiga. Hal ini rupanya membuat kawan-kawannya, sesama penyandang disabilitas, tertarik. Nah, dari situlah permintaan "menambah roda" mulai berdatangan.
"Bagi kami yang difabel (penyandang disabilitas), motor tiga roda ini sangat membantu untuk aktivitas sehari-hari,” ujar Suwanto, belum lama ini, sembari melayani pelangganya.
Untuk memodifikasi kendaraan, Suwanto mematok tarif Rp 4-8 jutaan. Menurutnya, biaya yang agak tinggi itu sudah sepadan, karena banyak fitur tambahan yang diperlukan untuk mengubah motor roda dua menjadi roda tiga.
Beberapa fitur itu, salah satunya gardan, komponen yang memungkinkan motor mundur otomatis. Bagi penyandang disabilitas, fitur ini tentu sangat penting. Terus, Suwanto juga harus menambahkan tiga rem cakram pada motor untuk alasan keamanan pengendara.
Nggak hanya memodifikasi, Compac Motorcycle juga menerima perbaikan dan perawatan rutin motor laiknya kebanyakan bengkel motor. Dalam sebulan, pendapatannya nggak pasti. Namun, dia mengaku biasanya melayani sekitar 10 orang pelanggan selama itu.
Didominasi Penyandang Disabilitas
Compac Motorcycle bukanlah bengkel yang sangat ramai. Namun, sekarang, setelah banyak temannya tahu ada tempat servis khusus semacam itu, pelanggan Suwanto jauh lebih baik ketimbang awal-awal dibuka. Para pelanggannya tentu saja didominasi para penyandang disabilitas.
Teguh, salah seorang pelanggan di Compac Motorcycle, mengaku sangat terbantu dengan keberadaan bengkel khusus ini di Semarang. Semula, dia dan kawan-kawannya mengaku cukup kesulitan karena kerap mengalami penolakan saat mencoba melakukan perawatan motor rutin di bengkel umum,
“Saat servis motor di bengkel umum, banyak yang menolak kami karena dianggap motor roda tiga berbeda dengan motor pada umumnya," ungkap Teguh, lalu menarik napas dalam-dalam. "Nah, akhirnya ketemulah bengkel kepunyaan Mas Wanto (Suwanto) ini."
Sejak saat itu, Teguh pun nggak berminat pindah ke lain bengkel. Menurutnya, servis motor di tempat Suwanto cukup terjamin karena Suwanto tahu betul apa kebutuhan para pengendara "khusus" ini. Dia juga merasa nyaman karena mereka sama-sama penyandang disabilitas.
“Saya sudah 10 tahun jadi pelanggan setia mas Wanto. Bengkel ini benar-benar menjawab kebutuhan kawan-kawan disabilitas di Semarang, sih!” serunya, promosi.
Nggak hanya kemudahan menyervis motor beroda tiganya, Teguh mengaku mendapat banyak pelajaran dengan berada di Compac Motorcycle. Seperti yang ditunjukkan Suwanto, Teguh juga berharap kawan-kawannya sesama penyandang disabilitas terus berusaha dan nggak terlalu bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup.
Well noted! Sepakat banget dengan ini. Kamu gimana, Millens? (Triawanda Tirta Aditya/E03)