BerandaBudaya
Sabtu, 4 Agu 2017 07:25

Simbol Kejantanan, Lelaki Manggarai Duel Tari Cambuk

Tari Cambuk (Foto: http://www.negerikuindonesia.com)

Melalui bekas luka dari Tari Cambuk ini, laki-laki Suku Manggarai dianggap sudah matang dan berubah menjadi pria dewasa serta mendapatkan penghormatan, baik dari tetua adat maupun kaum hawanya.

Inibaru.id - Masyarakat Suku Manggarai, Flores, Nusa tenggara Timur (NTT), memiliki sebuah tarian unik yang mungkin bagi sebagian orang mengerikan. Masyarakat suku Manggarai seringkali menyebutnya Tari Caci. Tari ini merupakan kesenian tradisional sejenis tarian perang yang begitu masyur di Flores.

Dilansir dari Beritagar.id, pelaku tarian ini terdiri dari dua orang laki-laki yang bertarung menggunakan cambuk berbahan kulit dan perisai yang berbalut kulit kerbau. Saat keduanya berlaga, musik tak henti bertabuh.

Tarian ini dilakukan pada acara khusus, misalnya musim panen (hang woja), ritual tahun baru (penti), serta dalam beberapa upacara adat lainnya.

"Ca" berarti satu, sedangkan "Ci" bermakna uji. Sehingga dengan demikian, tarian ini pun berfungsi menentukan tingkat kematangan seorang laki-laki di masyarakat tersebut melalui uji ketangkasan dalam sebuah pertarungan duel.

"Tarian ini hanya boleh dilakukan di waktu-waktu tertentu saja, seperti upacara adat, panen, maupun hal lainnya yang menyangkut acara adat Manggarai," terang Samuel Rabenak (45), warga Kampung Cunca Lolos, Manggarai, Flores, beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip dari Beritagar.id.

Baca juga:
Ada-Ada Saja! 9 Anak Bajang Ini Ajukan Permintaan Unik sebelum Potong Rambut Gimbal
Raja dan Permaisuri dari Seluruh Indonesia Warnai Dieng Culture Festival 2017

Di mata masyarakat Manggarai, laki-laki yang sudah pernah melakukan tarian ini berubah menjadi pria dewasa dan mendapatkan penghormatan, baik dari tetua adat maupun kaum hawanya.

Yang menarik, kebanggaan mereka justru terletak pada banyaknya luka bekas cambuk pada kulit. Semakin banyak, kian tinggilah derajat lelaki itu. Maka, tari ini juga disebut sebagai ajang pembuktian kejantanan.

Tarian ini memiliki tiga makna, yakni Naring, Hiang, dan Mengkes. Naring artinya memuji, Hiang artinya menghormati dan Mengkes artinya bergembira.

Jadi tarian ini adalah sebuah tarian yang dilakukan dengan perasaan gembira untuk menghormati lawan sekaligus menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan.

Seperti dipapar laman Wisata NTT, tarian ini juga mengombinasikan antara Lomes, Bokak, dan Lime. Lomes merupakan perpaduan keindahan gerak tubuh dan busana yang dipakai para petarung. Sedangkan Bokak adalah keindahan seni vokal yang dilakukan petarung dan pengiring sekitarnya. Sementara Lime berarti ketangkasan dalam mencambuk atau menangkis cambukan lawan.

Baca juga:
Hanya buat Anda yang Berani, Ayo Ikut Perang Antar Suku di Papua Ini
5 Kesenian Tradisional Beraroma Mistis di Indonesia

Sebelum duel, kedua penari akan melakukan pemanasan dengan menari sembari menyuarakan tantangan yang diringi lagu-lagu adat. Kemudian, lantaran berpotensi mencederai fisik, para petarung hanya boleh mencambuk bagian tubuh atas lawannya seperti lengan, punggung, atau dada.

Para petarung pun akan menggunakan kostum layaknya prajurit yang akan maju ke medan perang. Mereka bertelanjang dada, hanya menggunakan penutup kepala dan topeng yang terbuat dari kulit kerbau untuk melindungi bagian vital pada muka.

Pakaian bawah yang dikenakan pun terdiri atas celana panjang sebetis dengan kelengkapan sarung khas dari Manggarai berwarna hitam.

Lalu, sebagai aksesori tambahan, para petarung mengenakan gelang giring-giring pada kaki yang berbunyi mengikuti gerakan tarian dalam pertarungan. Salah satu pemain akan dinyatakan kalah jika terkena cambuk pada bagian mata atau kepala.

Usai permainan, kedua petarung dan kelompok pendukungnya dikumpulkan untuk berjabat tangan, sebagai simbol tak ada dendam di antara mereka. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: