BerandaBudaya
Kamis, 20 Sep 2017 18:45

Si Kerambit, Kecil-kecil Mematikan

Salah satu adegan dalam film The Raid 2; Berandal (2014) yang menampilkan duel pencak silat menggunakan Kerambit (Foto: Screenshot)

Kerambit menjadi senjata paling mematikan dalam seni bela diri pencak silat. Pisau bengkok asal Tanah Minang ini juga digunakan sebagai alat bertani bagi warga setempat.

Inibaru.id – Senjata tradisional warga Minang ini begitu ringkas. Bentuknya kecil dan imut. Namun, siapa yang menyangka pisau berbentuk kuku harimau ini ternyata begitu mematikan di tangan ahli bela diri pencak silat?

Nama senjata ini kerambit. Ada juga yang menyebutnya karambit. Kanal televisi internasional National Geographic pernah menobatkan senjata tersebut sebagai “the deadliest knife in the world” atau pisau paling mematikan di seluruh dunia.

Konon, dalam pembuatannya, mata kerambit sangatlah tajam. Ia bisa menyayat dan merobek anggota tubuh lawan dalam sekali tikam. Rumor yang beredar juga menyebutkan, senjata jenis ini mampu melumpuhkan musuh secara cepat dan tak terdeteksi. Wah!

Baca juga: Simbol Kejantanan, Lelaki Manggarai Duel Tari Cambuk

Pada umumnya, kerambit merupakan pisau genggam kecil yang berbentuk melengkung seperti kuku harimau. Pada bagian pangkal pegangan kerambit biasanya terdapat lubang untuk dimasuki jari telunjuk.

Bagi masyarakat Minangkabau dan sekitarnya, kerambit lazim digunakan sebagai alat pertahanan tubuh dan menjadi bagian dari seni bela diri pencak silat. Setali tiga uang, para penduduk setempat juga menggunakan kerambit sebagai alat untuk bertani.

Anda yang pernah menonton film laga legendaris Indonesia The Raid 2 tentu pernah mengetahui penggunaan kerambit. Bentuknya yang melengkung dengan ujung lancip sangat efektif untuk menyayat, mencakar, dan merobek.

Sementara, mata pisau yang tajam memanjang pada hampir seluruh sisi bagian dalam pisau juga membuatnya begitu mudah untuk memotong.

Disebutkan dalam GNFI, kerambit juga menjadi salah satu senjata wajib pasukan tentara di Amerika Serikat, US Marshall. Tentara Kanada juga konon pernah memakai kerambit dalam sebuah misi perang pada 2004.

Baca juga: Meminta Hujan, Warga Probolinggo Melakukan Tarung Ojung Sabet Rotan

Tak catatan pasti mengapa kerambit begitu masyhur di luar negeri. Sebagian orang menyebutkan, para perantau asal Minang yang terbiasa membawa kerambit sebagai senjata pertahanan, menyebar ke berbagai negara. Negara-negara yang dituju di antaranya Malaysia dan Filipina.

Bentuk kerambit yang menyerupai kuku harimau juga terinspirasi dari mamalia ganas tersebut. Cara penggunaannya pun mirip dengan bagaimana binatang itu bertarung. Kala itu, harimau memang banyak berkeliaran di hutan Sumatera.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, tentara Indonesia kerap menggunakan kerambit jika senjata lain sudah tak bisa digunakan lagi. Tentara yang tercatat lihai menggunakan alat ini adalah pejuang dari Tanah Minang di Sumatra dan Bugis di Sulawesi.

Sebagai senjata yang khusus digunakan dalam pertarungan jarak dekat, sangat diperlukan keberanian dan keahlian bela diri untuk menggunakan kerambit. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024