BerandaAdventurial
Rabu, 3 Des 2019 19:00

Sunan Kuning, Nama Ulama Keturunan Tionghoa yang Dipakai sebagai Lokalisasi

Makam Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning. (Inibaru.id/ Issahani)

Jangan berpikir negatif dulu bila dengar orang akan pergi ke Sunan Kuning. Bisa jadi dia ke sana untuk menziarahi makam seorang wali. Bagaimana bisa nama Sunan Kuning memiliki dua makna berbeda? Begini kisah sejarahnya.

Inibaru.id- Orang Semarang sangat akrab dengan nama “SK” yang memiliki kepanjangan Sunan Kuning. Arti kata ini merujuk pada tempat lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menawarkan segala macam hiburan “ena-ena”.

Namun, kamu perlu tahu kalau sebetulnya jauh sebelum menjadi nama tempat, Sunan Kuning adalah nama seorang tokoh ulama asal Tiongkok yang berkontribusi menyebarkan ajaran Islam di Jawa layaknya Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan lainnya.

Dikutip dari alif.id, dalam buku Geger Pacinan 1740-1743; Persekutuan Tionghoa-Jawa Melawan VOC, Daradjadi (2013) menyebut Sunan Kuning turut menunjukkan taji melawan penjajah. Dia diperkirakan hidup pada abad ke-17. Ketika Kolonial Belanda mendirikan VOC yang dianggap merugikan masyarakat Indonesia, di situ Sunan Kuning turut andil melakukan perlawanan.

Sunan Kuning memiliki nama asli Soen An Ing, Kanjeng Sunan Kuning, atau Raden Mas Garendi. Karena orang Jawa susah menyebut bahasa Tionghoa, Soen An Ing dipermudah penyebutannya menjadi Sunan Kuning.

Menurut Mbah Tomo, si juru kunci, Makam Sunan Kuning pertama kali ditemukan oleh kakek buyutnya, Mbah Saribin. Kala itu, dia kehilangan lima ekor kerbau miliknya. Berhari-hari dia mencari dan bersemedi di sebuah bukit kecil yang disebut orang-orang sebagai Gunung Pekayangan. Dalam semedinya dia merasa didatangi kereta kencana yang dinaiki beberapa orang. Sosok-sosok itu menyebut diri mereka Sunan Kalijaga, Kanjeng Sunan Kuning, Sunan Ambarawa dan beberapa abdi.

Beberapa hari setelah itu Mbah Saribin kemudian menemukan kerbau-kerbaunya yang hilang. Nggak hanya itu, di antara semak-semak belukar dia juga menemukan nisan yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan Sunan Kuning. Sejak itulah Gunung Pekayangan dikenal tempat ngalap berkah.

"Pernah dulu ada orang Klaten, pengusaha keturunan Cina ngalap berkah ke sini. Dia kehilangan emas berlian di kereta. Menyepilah dia disini tiga hari di sini, lalu dia dapat petunjuk kalau emasnya ada di kantor polisi. Ternyata benar. Sebagai wujud syukur dia lalu merenovasi makam ini. Itu adalah renovasi makam Sunan Kuning yang pertama," terang Mbah Tomo.

Pada masanya makam Sunan Kuning sangat ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah. Mereka banyak meminta kelancaran rezeki, penglaris hingga urusan jodoh. Banyak sekali pengusaha Tionghoa yang juga ngalap berkah di situ. Nggak mengherankan makam Sunan Kuning yang beralamat Jalan Sri Kuncoro 1, RT 6, RW 2, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat tersebut direnovasi hingga menjadi bangunan bergaya Tiongkok dengan warna merah yang dominan.

Pada 1963, melihat banyaknya titik prostitusi di jalanan-jalanan Kota Semarang, pemerintah setempat lantas memindahkannya di sekitar makam Sunan Kuning. Hal ini kemudian berdampak munculnya stigma negatif pada nama Sunan Kuning.  

Sekarang, lokalisasi tersebut sudah ditutup pemerintah. Rencananya kawasan ini akan dikembalikan fungsi yaitu sebagai tempat wisata religi. (Issahani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: