BerandaAdventurial
Senin, 22 Nov 2020 07:00

Seperti Psychedelic Art, Pohon Pelangi Ini Benar-Benar Ada di Indonesia!

Pohon Pelangi menampilkan kulit batang warna-warni. (Australiangeographic)

Layaknya pelangi, pohon bernama ilmiah Eucalyptus deglupta ini mengeluarkan banyak warna seperti merah, biru, hijau, kuning, cokelat, dan masih banyak lagi. Muncul mulai dari akar hingga pucuk tertingginya, dari kejauhan pohon ini terlihat seperti psychedelic art.

Inibaru.id – Kamu mungkin mengira jika pohon yang juga dikenal dengan nama Rainbow eucalyptus ini sengaja dilukis batangnya laiknya psychedelic art. Memang benar dilukis, tapi alamlah yang telah melukisnya.

O ya, dari beberapa jenis pohon pelangi, jenis terindah ada di Tanah Air, lo. Kamu bisa menjumpai pohon unik ini di hutan-hutan Papua Nugini dan Papua, Pulau Seram, Maluku, Sulawesi, serta di Britania Raya, dan Filipina.

Secara umum, pohon pelangi tumbuh di hutan hujan dataran rendah dan hutan pegunungan rendah pada ketinggian hingga 1.200 mdpl dengan suhu 13-25 derajat Celsius.

Pohon pelangi juga tergolong cepat tumbuh. Rata-rata pertumbuhannya dapat mencapai 2-3 meter tiap tahunnya dengan batang yang menjulang nyaris tegak. Berbeda dengan pohon lain, permukaan kulit kayu pohon ini cukup licin. Ketika meremas daun, akan tercium bau harum khas kayu putih.

Wisata Pohon Pelangi di Bondowoso

Pohon Pelangi di Bondowoso. (Tempo/Instagram/@wisata_bondowoso)

Kalau kejauhan, kamu nggak perlu sampai terbang ke Papua untuk melihat pohon ini. Di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tepatnya di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sumberwringin Desa Wringinanom, Kecamatan Sukosari, kamu sudah bisa melihatnya.

Hutan ini nggak terlalu jauh dari pusat kota. Cukup berkendara selama 1 jam 15 menit, kamu bisa sampai di hutan seluas 23.6 hektare itu. Meski di tempat tersebut kamu bisa menemukan berbagai tanaman lain, agaknya pohon pelangilah yang jadi primadona.

Gradasi warnanya memang sangat menarik. Jadi, nggak heran jika banyak orang menjadikannya latar foto.

Pohon Kok Bisa Warna-warni?

Pohon pelangi. (Insider)

Menurut pakar kehutanan Amir Wardhana, warna-warni pada pohon pelangi muncul akibat getah yang keluar dari dalam pohonnya. Getah tersebut mengenai kulit pohon di bagian lain sehingga membentuk gradasi warna.

Pada tetesan getah pertama, warna yang bakal muncul adalah biru. Kemudian, warna tetesan getah itu perlahan berubah menjadi jingga, ungu, dan merah marun.

Proses ini memang nggak terjadi secara bersamaan, tapi teratur. Karena itu, pohon pelangi tersebut kemudian menampilkan koleksi dari semua warnanya sekaligus.

Proses keluarnya getah didahului dengan terkelupasnya kulit batang dan ini nggak terjadi bersamaan. Akibatnya, pola warna yang terjadi setiap waktu pada setiap pohon juga nggak sama.

Warna-warni pada pohon pelangi menjadi rujukan bagi para peneliti mengenai informasi kapan lapisan warna tersebut muncul.

Indah, tapi Terancam Punah

Pohon pelangi ini terancam punah. (Meredithcorp)

Karena hanya tumbuh di beberapa tempat, jumlah pohon ini nggak banyak. Menurut laporan World Conservation Monitoring Centre pada 1992, spesies pohon pelagi berada dalam status terancam punah (endangered).

Peneliti dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan (PKT) dan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Roosita Ariati juga mengatakan hal yang sama. Pohon pelangi terancam punah habitatnya karena penebangan liar serta pembukaan lahan untuk agrikultur.

Jadi, sepertinya nggak salah jika pohon ini dikonservasi. Sayang kan kalau anak cucu kita nggak bisa melihat salah satu tumbuhan indah ini. Setuju, Millens? (GNFI/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024