BerandaAdventurial
Sabtu, 1 Jan 2021 09:00

Sape dan Irama yang Menghidupkan Orang Mati

Feri Sape musisi dari Kalimantan yang menggunakan Sape. (Dok. Metro TV)

Tim Bakti Untuk Negeri Ekspedisi Kalimantan kali ini mengunjungi Pontianak. Di kota yang dilalui garis khatulistiwa itu, Tim mengulik alat musik tradisonal "Sape". Berkat internet, alat musik unik ini makin eksis. Katanya, masih banyak yang percaya nada-nada yang dihasilkan sape mampu menghidupkan orang meninggal.<br>

Inibaru.id - Matahari baru saja naik sejengkal. Hari masih pagi untuk menikmati secangkir kopi di tengah Kota Pontianak. Dua orang pengamen datang menghangatkan suasana. Kopi dan musik pagi itu menjadi perpaduan yang sempurna.

Ngomong-ngomong soal musik, Suku Dayak di Kalimantan Barat memiliki alat musik tradisional yang menarik untuk diulik yaitu “Sape”. Biar lebih afdol, Tim Ekspedisi menemui Feri Sape. Laki-laki bernama lengkap Ferinandus Lahatau ini berkomitmen untuk melestarikan alat musik ini.

“Sape kalau secara ilmiah atau merujuk buku saya kurang tahu, tapi kalau artinya, sape itu ‘memetik’,” kata Feri.

Dengan mengenakan pakaian Dayak, Feri tampak karismatik ketika memainkan sape. Nggak kalah deh dengan musikus yang menggenjreng gitar akustik atau listrik. Melodi-melodi yang dihasilkan petikan sape Feri seakan membawa suasana yang tenang dan syahdu.

Memainkan Sape ternyata nggak mudah. (Dok. Metro TV)<br>

Kunci suara merdu ini ada pada pemilihan kayu. Feri biasa membuat Sape dari kayu cempedak atau nangka. Selain memproduksi Sape, Feri juga melakukan langkah-langkah untuk melestarikan dan mengajak anak muda untuk mencintai alat musik ini. Nggak jarang Feri memainkan musik modern dengan Sape.

“Saya berusaha membuat sape ini tampak keren. Maka saya padukan dengan alat musik modern. Saya ubah jadi bentuk listrik juga,” tutur Feri.

Digunakan di Rumah Sakit Jiwa

Tim Ekspedisi mendapati banyak hal yang menarik seputar Sape, Millens. Alunan melodi Sape ternyata juga baik untuk pasien-pasien di rumah sakit jiwa. Menurut Direktur RSUD Batara Sianipar, alunan melodi sape membuat mereka lebih tenang dan nyaman.

“Suaranya bisa meredakan bisikan-bisikan yang ada di kepalanya,” paparnya.

Nggak cuma menyingkirkan bisikan, Sape juga konon bisa menyentuh sukma. Budayawan Aloysius Mering bercerita bahwa sebagian orang Kayan masih percaya kalau Sape bisa menghidupkan orang mati.

“Kalau sape di Kayan identik dengan dua senar nilon,” katanya.

Sape banyak dikenal orang berkat internet. (Dok. Metro TV)<br>

Sape semakin dikenal orang berkat pembangunan jaringan internet yang sangat pesat di Kalimantan oleh Badan Aksesibilitas Teknologi dan Komunikasi (BAKTI) Kominfo. Menurut Kepala Dinas Kominfo Kalimantan Barat Sukaliman, internet sudah menjadi kebudayaan yang besar pengaruhnya baik dari penyampaian pesan pendidikan dan pelestarian-pelestarian budaya yang perlu disebarluaskan.

“Nah, komunikasi budaya inilah yang harus diperkuat dengan infrastruktur jaringan internet dan telekomunikasi yang baik,” pungkasnya.

Berkat internet, Sape kini dikenal hingga ke penjuru negeri bahkan dunia. Manggung di luar negeri bukan hal yang aneh bagi Feri Sape. Negara-negara seperti Iran, Italia, Ukraina, Dubai, Jepang, dan Malaysia.

“Saya kalau ke mana-mana bukan atas nama kebudayaan Borneo atau Kalimantan, tetapi Indonesia, di situlah letak kebanggaannya,” pungkas Feri.

Jadi ikut bangga ya, Millens? (IB28/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Tanda Diabetes pada Kulit yang Jarang Disadari

8 Des 2024

Berapa Luas Kamar Tidur yang Ideal?

8 Des 2024

Piknik Santai di Rowo Gembongan Temanggung

8 Des 2024

Ombudsman: Terkait Penanganan Kasus Penembakan Siswa SMK, Polrestabes Semarang Nggak Profesional

8 Des 2024

Dekat dengan Candi Prambanan, Begini Keindahan Candi Sojiwan

8 Des 2024

Pemprov Jateng: Pagu 10 Ribu, Makan Bergizi Gratis Nggak Bisa Sediakan Susu

8 Des 2024

Hadirkan Stefan William di Acara Pembukaan, Miniso Penuhi Gaya Hidup Modern dan Kekinian Warga Kota Semarang

8 Des 2024

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

9 Des 2024

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

9 Des 2024

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

9 Des 2024

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

9 Des 2024

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

9 Des 2024

Tanpa Transit! Uji Coba Direct Train Gambir-Semarang Tawang, KAI Tawarkan Diskon 50 Persen

9 Des 2024

Sidang Kode Etik Kasus Penembakan di Semarang, Hadirkan Saksi dan Keluarga Korban

9 Des 2024

Apa yang Bikin Generasi Z Sering Dideskripsikan sebagai Generasi Paling Kesepian?

9 Des 2024

Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Robig Dipecat Tidak Dengan Hormat!

10 Des 2024

Penembak Siswa SMK 4 Semarang Dipecat; Ayah Korban: Tersangka Nggak Minta Maaf

10 Des 2024

50 Persen Hidup Lansia Indonesia Bergantung pada Anaknya; Yuk Siapkan Dana Pensiun!

10 Des 2024

Asap Indah Desa Wonosari, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Jawa Tengah

10 Des 2024

Hanya Membawa Kerugian, Jangan Tergoda Janji Manis Judi Online!

10 Des 2024