BerandaAdventurial
Kamis, 23 Mei 2018 13:19

Pagoda Menjulang dan Patung-Patung di Vihara Buddhagaya Watugong

Pagoda Avalokitesvara (Inibaru.id/Artika Sari)

Beberapa objek wisata religi di Semarang cukup menarik kamu kunjungi, salah satunya Vihara Buddhagaya Watugong. Apa keunikannya?

Inibaru.id – Dalam perjalanan dari Kota Semarang menuju Yogyakarta atau Surakarta, kamu mungkin akan bersua dengan vihara satu ini di kiri jalan. Vihara Buddhagaya Watugong namanya. Sempatkanlah mampir kalau punya waktu, karena selain menjadi tempat beribadah, vihara itu juga merupakan lokawisata religi yang cukup banyak dikunjungi wisatawan.

Berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Pudakpayung, Kabupaten Banyumanik, Vihara Buddhagaya Watugong memiliki arsitektur bangunan yang khas Tiongkok banget. Secara keseluruhan, kompleks vihara tersebut menempati lahan seluas 2,25 hektare.

Ada dua bangunan utama dan tiga bangunan kecil di kompleks tersebut. Kedua bangunan utama tersebut adalah Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala.

Pagoda Avalokitesvara berada di bagian depan kompleks. Bangunan yang didirikan pada Agustus 2004 ini memiliki tinggi 45 meter. Dengan dominasi warna merah dan kuning serta sepasang pilar yang dihiasi ukiran naga, cita rasa Tiongkok begitu terasa di sana. Kemudian, sekeliling bangunan tersebut juga dilengkapi dengan empat patung Dewi Kwan Im dan satu patung Panglima We Po. Empat patung Dewi Kwan Im tersebut menghadap ke timur, barat, selatan, dan utara.

Penempatan empat patung Dewi Kwan Im di empat penjuru mata angin bukannya tanpa alasan loh, Millens. Sebagai sosok yang welas asih, kasih sayang sang dewi diharapkan dapat memancar ke empat penjuru tersebut. Dengan posisi yang sama, patung Dewi Kwan Im ini diletakkan di tingkat kedua hingga tingkat keenam pagoda.

Memasuki bagian dalam pagoda yang berukuran 15x15 meter dan berbentuk segi delapan, terdapat satu lagi patung Dewi Kwan Im dengan ukuran yang jauh lebih besar, yakni 5,1 meter.

Setiap tingkatan di pagoda ini, kecuali puncak pagoda, memiliki tangga penghubung. Kemudian, pada puncak pagoda terdapat patung Amitabha, guru besar para dewa dan manusia, serta stupa yang menyimpan mutiara Buddha. Secara keseluruhan, ada 30 patung di Pagoda Avalokitesvara.

Patung Dewi Kwan Im di dalam Pagoda Avalokitesvara (Inibaru.id/Artika Sari)

Selain sembayang, pagoda ini juga digunakan untuk ritual Tjiam Shi. Ritual Tjiam Shi adalah ritual untuk mengetahui nasib umat manusia dengan bertanya pada Dewi Kwan Im. Dengan menggunakan bambu yang diisi ribuan pertanyaan, kamu hanya boleh mengambil satu saja pertanyaan. Setelah dibuka, pertanyaan di bambu akan menunjukkan angka yang penjelasannya bisa kamu baca di buku tentang Tjiam Shi.

Menurut Romo Warto, salah satu pengurus yayasan Buddhagaya, untuk mengetahui nasib manusia dalam ritual Tjiam Shi sebenarnya kembali lagi pada usaha manusia tersebut. Manusia bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang meresahkannya dengan melakukan introspeksi diri.

“Misal, ada orang yang bertanya apakah dia bisa lulus ujian, dia bisa memperoleh jawaban itu dengan bertanya pada dirinya sendiri. Apakah saya sudah rajin belajar, apakah saya sudah berusaha secara maksimal, apakah saya sudah menguasai pelajaran, seperti itu contohnya,” tuturnya kepada Inibaru.id belum lama ini.

Selain Pagoda Avalokitesvara, bangunan lain yang menjadi daya tarik di sana adalah Vihara Dhammasala. vihara tersebut terdiri atas dua lantai dengan warna cokelat yang mendominasi bangunan. Lantai pertama merupakan tempat untuk beribadah, sedang lantai kedua untuk ruang serbaguna yang bisa menampung seribu orang. Nah, di lantai 2 ini masyarakat setempat biasa memanfaatkannya untuk menyelenggarakan pernikahan, seminar, simposium, hingga menginap para wisatawan asing.

Vihara Dhammasala tampak depan (Inibaru.id/Artika Sari)

Vihara Dhammasala terdiri dari dua lantai. Lantai pertama bisa menampung seribu orang (Inibaru.id/Artika Sari) 

Patung Buddha di dalam Vihara (Inibaru.id/Artika Sari)

Di samping lantai serbaguna, terdapat perpustakaan yang juga merangkap sebagai kantor pengurus yayasan. Di sana kamu bisa melihat-lihat koleksi tripitaka dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Mandarin, Inggris, hingga Thai. Selain buku-buku, perpustakaan ini juga menyimpan puluhan patung Buddha dengan warna perak dan emas.

Di perpustakaan ini, terdapat Tripitaka dari beberapa bahasa (Inibaru.id/Artika Sari)

Nggak jauh dari perpustakaan, terdapat pula bukkhu di belakang vihara. Bukkhu adalah rumah yang menjadi tempat bagi para biksu. Di bukhu inilah para biksu melakukan kegiatan mereka. Akan tetapi, jangan berharap bisa bertemu mereka setiap saat, ya, Millens. Pasalnya, ada 227 aturan yang nggak boleh dilanggar para biksu ini, salah satunya bertemu dengan lawan jenis tanpa adanya saksi.

Bukkhu, tempat tinggal para biksu (Inibaru.id/Artika Sari)

Untuk mengunjungi Vihara Buddhagaya Watugong, kamu bisa ke sana setiap hari pada pukul 10.00-17.00 WIB. Objek ini biasanya ramai dikunjungi pada akhir pekan. Nggak kurang dari 250-300 wisatawan yang datang. Jadi, kalau pengin agak sepi, datanglah pas weekday.

Nggak ada pungutan biaya untuk masuk ke lokwisaata religi ini. Tiket masuknya gratis, tapi kalau mau kamu juga bisa menyumbang uang ke yayasan. Oya, karena merupakan tempat ibadah, ada baiknya kamu mengenakan pakaian yang sopan, ya, Millens.

Tertarik berkunjung? Kalau kamu dari Simpanglima Semarang, kamu tinggal ambil jalur ke selatan. Nantinya kamu akan bertemu Jalan Pemuda. Dari situ, lurus saja menuju Banyumanik. Objek wisata ini berlokasi tepat di depan markas Kodam Semarang.

Selamat mengagendakan acara liburan ke sini ya, Millens! (Artika Sari.E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: