BerandaAdventurial
Sabtu, 13 Okt 2023 14:00

Perhatikan Musim saat Berkunjung ke Karimunjawa

Suasana di pantai Bunga Jabe Karimunjawa. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Jangan asal datang ke Karimunjawa. Salah memperhitungkan musim, acara healing ke pantai pasir putih yang indah malah buyar karena cuaca sedang buruk. Jadi, kapan waktu yang tepat berkunjung ke sana?

Inibaru.id - Karimunjawa sering kali disandingkan dengan Maldives karena sama-sama memiliki pulau yang mungil, bentangan laut yang indah, serta hamparan pasir putih. Mengunjungi kedua pulau itu adalah impian para pelancong.

Sebelum ke Maldives, cobalah ke Karimunjawa terlebih dahulu. Untuk mencapai ke Karimunjawa, kamu bisa menempuh jalur laut. Caranya, kamu bisa naik kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang atau Pelabuhan Kartini Jepara. Kalau memilih jalur udara, maka kamu bisa mencarter pesawat dari Semarang dan Surabaya.

Nah, sebelum kamu berpergian menuju ke gugusan kepulauan yang berada di sisi utara Kabupaten Jepara itu, ada beberapa hal yang wajib dipelajari. Salah satunya pemilihan waktu yang terbaik berkunjung ke Karimunjawa.

Jangan sampai sudah jauh-jauh ke sana, kamu tidak bisa pulang karena terjebak gelombang air laut yang tinggi. Kasus seperti itu pernah terjadi pada 49 wisatawan mancanegara pada akhir tahun 2022 lalu.

Pelaku wisata di Karimunjawa Farah Dhilla Fairus Afnany membagikan tips dan saran sebelum berlibur ke Karimunjawa. Menurutnya, ada bulan-bulan tertentu yang cuacanya buruk dan tentunya tidak bersahabat bagi para pelancong.

Tiga Musim Angin

Area camping yang disediakan di tempat penginapan Bunga Jabe Karimunjawa. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Menurut perempuan yang akrab disapa Farah itu, di Karimunjawa terdapat tiga musim angin yang berdampak terhadap gelombang air laut dan cuaca. Pertama, musim angin timur, terjadi pada bulan Juli-September. Di musim ini biasanya angin sangat kencang dan gelombang laut juga cukup tinggi.

Kedua, musim angin barat yang terjadi pada bulan Desember-Februari. Pada waktu ini Farah tidak merekomendasikan kamu berkunjung ke Karimunjawa. Sebab, sering terjadi cuaca ektrem bahkan pelabuhan-pelabuhan tidak melayani penyeberangan.

Terakhir, musim angin peralihan. Kata Farah, saat tersebut paling bagus untuk berkunjung ke Karimunjawa. Musim ini umum terjadi pada bulan Maret-Mei dan Oktober-November.

"Musim peralihan ini yang paling enak ke Karimun. Tidak ada angin dan gelombang. Saking tenangnya kaya pengen menginjak lautnya. Itu guyonan masyarakat sini," ungkap perempuan berusia 27 tahun tersebut.

Pilih Tempat Penginapan

Salah satu rekomendasi homestay yang bisa kamu pilij di Karimunjawa adalah Bunga Jabe. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Berlibur ke Karimunjawa nggak cukup sehari. Ada banyak aktivitas yang bisa kamu lakukan di sana seperti snorkeling, diving, memancing, susur pantai, naik bukit, bersepeda, dan lainnya. Oleh karena itu, kamu perlu mencari informasi tentang tempat penginapan jauh-jauh hari. Ada banyak hotel maupun homestay yang menawarkan fasilitas-fasilitas unik dan nyaman.

Selain mencari penginapan, wisatawan juga perlu menyewa kendaraan milik warga, karena banyak surga tersembunyi di Karimunjawa yang jaraknya berjauhan.

"Bisa dicek dari peta online dari ujung jalan Pantai Bobby sampai ujung Pantai Laendra kurang lebih membutuhkan waktu sekitar satu jam," cetus Farah.

Yang tak kalah penting dan harus diketahui wisatawan, di Karimunjawa internetnya belum merata. Ada beberapa provider tertentu yang sinyalnya tak terlacak sama sekali. Meski begitu kamu jangan khawatir, di tempat-tempat penginapan sudah tersedia wifi.

"Di Karimunjawa tidak semua provider ada jaringan internetnya. Hanya ada Telkomsel, XL dan M3. Selain ketiga itu wisatawan hanya bisa mengandalkan wifi saja untuk akses internet," tandas Farah.

Nah, kalau hal-hal tersebut sudah kamu ketahui, itu artinya kamu sudah berusaha meminimalisasi kendala-kendala yang mungkin terjadi saat liburan ke Karimunjawa. Semoga acara healing ke Kepulauan yang dijuluki Caribbean Van Java mengesankan ya, Millens! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024