BerandaAdventurial
Minggu, 27 Jun 2020 10:39

Pengelola Grand Maerokoco Gelar Simulasi New Normal, Begini Skenarionya

Simulasi pembukaan tempat wisata di Grand Maerokoco. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Siap menyambut pengunjung, pengelola Grand Maerokoco Semarang menggelar simulasi penerapan new new normal. Dengan berbagai protokol, begini skenario yang harus dipatuhi oleh pengunjung.

Inibaru.id – Jumat (26/6) pengelola Grand Maerokoco Semarang menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan demi menyambut new normal. Simulasi ini diikuti setidaknya oleh 50 pelaku pariwisata di Kota Semarang yang dimaksudkan sebagai percontohan. Dalam kesempatan ini, turut hadir pula Anang Budi Utomo anggota komisi D DPRD Kota Semarang serta Indriyasari kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Semarang.

Simulasi ini dimulai dari loket pembelian tiket yang berlokasi di seberang Graha Sumbing PRPP Jawa Tengah. Sesuai dengan anjuran pemerintah Kota Semarang, pembelian tiket dilakukan secara nontunai. Sehingga pengunjung perlu menyiapkan uang elektronik sebelum masuk ke Grand Maerokoco.

“Penggunaan nontunai kami prioritaskan, namun tidak semua masyarakat paham tentang penggunaannya sehingga harus ada petugas yang menjelaskan terkait penggunaannya,” tutur Iin.

Di pintu masuk pengunjung bakal diminta untuk mengenakan masker dan mencuci tangan. Kalau ada yang lupa bawa dan tetap pengin masuk, pengunjung bisa membeli masker pada pengelola dengan harga Rp 3.000. Selanjutnya petugas bakal memeriksa suhu pengunjung dengan thermo gun. Keterbatasan thermogun yang dimiliki oleh pengelola juga menjadi sorotan Iin kala itu.

“Thermogun juga diperbanyak untuk mengantisispasi pengunjung yang mungkin jumlahnya banyak,” tambahnya.

Simulasi penggunaan anjungan di Grand Marokoco. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Setelah lolos, pengunjung bakal terus menerus diingatkan agar tetap jaga jarak dan memakai masker melalui speaker. Menurut direktur PT Pusat Rekeasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah Titah Listiorini, baginya yang menjadi tantangan adalah mengimbau pengunjung untuk tetap jaga jarak.

“Kalau keluarga nggak masalah kalau bergerombol, yang kami takutkan muda-mudi itu lo,” tutur Titah.

Selain itu, pengunjung setiap sesinya bakal dibatasi jumlahnya yaitu maksimal 2.500 orang. Jika ada yang keluar, pengelola akan mempersilakan masuk buat pengunjung lainnya yang sudah menunggu. Oh ya, Titah juga menekankan agar setiap pengunjung juga membatasi jam kunjungnya yaitu maksimal 3 jam.

“Kita batasi maksimal 3 jam biar nggak terlalu lama,” tegasnya.

Kapasitas ini lebih sedikit 75 persen dari kapasitas Grand Maerokoco yang sebenarnya. Pembatasan ini juga berlaku di kereta dan perahu wisata yang hanya bisa diisi sebanyak 50 persen saja.

Selain itu, Titah juga menyimulasikan acara massal yang digelar di anjungan Kota Semarang. Dengan penataan kursi yang diberi jarak satu sama lain, dapat dipastikan bahwa satu anjungan diisi nggak lebih dari 50 persen dari kapasitas.

Penyerahan surat rekomendasi kepada pengelola Grand Maerokoco. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Pewakilan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang yang saat itu turut hadir langsung memberikan surat rekomendasi yang menyatakan bahwa Grand Maerokoco layak untuk dibuka. Mendapati hal itu, Titah senang bukan kepalang dan memastikan bahwa pihaknya sudah siap membuka wisata saat itu juga. Dirinya juga memastikan akan melakukan publikasi agar masyarakat bisa langsung datang pada akhir pekan ini.

“Rasanya deg-degan waktu mau buka karena sebenarnya kami menyediakan tempat dan fasilitas agar masyarakat bahagia tanpa meninggalkan standar dan aturan. Semoga setelah berwisata masyarakat menjadi tambah sehat,” harapnya.

Selain Grnad merokoco, di Kota Semarang sudah ada 37 tempat hiburan dan wisata juga yang sudah dibuka per hari ini Jumat (26/6) lo. Sudah siap berwisata, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024