BerandaAdventurial
Kamis, 18 Des 2019 19:30

Menyusuri Penggalan-Penggalan Sejarah di Jalan Dokter Cipto Semarang

Salah satu rumah tua yang terletak di Jalan Dokter Cipto Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Selain Gedung Sobokartti, di Jalan Dokter Cipto Semarang ternyata memiliki sejumlah sisa bangunan bersejarah. Di antaranya ada yang menjadi saksi Pertempuran 5 Hari di Semarang dan tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Inibaru.id - Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke Gedung Sobokarti yang letaknya berada di Jalan Dokter Cipto Semarang, Kota Semarang. Dari Tjahyono Rahardjo, ketua Perkumpulan Sobokartti, saya diberitahu kalau di sekitar Gedung Sobokartti, atau di Jalan dr. Cipto sebetulnya juga ada tempat bersejarah lain. Salah satunya adalah Penjara Mlaten. Tempat ini menjadi saksi bisu Pertempuran 5 Hari yang juga pernah terjadi di Gedung Sobokartti.

Saat ini, penjara Mlaten digunakan sebagai Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas I Semarang. Sebetulnya saya berniat masuk untuk memotret bagian dalamnya. Tapi sayang, niat itu batal karena untuk masuk saja perlu melewati proses birokrasi yang ribet.

Akhirnya saya menemui Fauzan Kautsar, pemilik Bersuka Ria Tour. Dia membeberkan berbagai info mengenai tempat bersejarah yang ada di Jalan dr. Cipto.

Penjara Mlaten saat ini digunakan sebagai Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas I. (Inibaru.id/ Audrian F)

Pada zaman penjajahan Jepang, penjara Mlaten dijadikan sebagai kamp interniran untuk menawan orang-orang Belanda.

“Karena jadi tempat untuk menawan orang-orang Belanda, masyarakat Semarang saat itu hendak membalas dendam, namun dihalang-halangi Jepang dan sampai terjadi pertempuran,” jelas Fauzan.

Geser ke samping penjara Mlaten kamu bakal melihat barisan rumah yang disebut dengan “Rumah Deret”. Rumah-rumah di Jalan Dokter Cipto Semarang tersebut ada yang dihuni dan ada yang dijadikan kantin Rupbasan. Total ada 3 rumah, Millens.  Masing-masing masih terawat dengan baik. Tapi sayangnya, saya nggak tahu seperti apa bagian dalamnya karena ada penghuninya. He

Rumah Deret terletak persis di samping Penjara Mlaten. (Inibaru.id/ Audrian F)

Menurut Fauzan, rumah tersebut juga bagian dari Penjara Mlaten. Dulu bangunan yang pada saat ini menjadi Cagar Budaya tersebut seperti rumah dinas untuk para petugasnya. Yang menarik, rumah deret tersebut sempat dihuni oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

“Hamengkubuwono IX pernah tinggal di rumah deret. Dia kan sempat disekolahkan di Semarang selama 1 tahun dan saat itu dititipkan kepada salah seorang sipir gitu. Namun karena adanya ketidakcocokan akhirnya dia pindah ke Bandung,” pungkasnya.

Di depan Rumah Deret tersebut ada sebuah gereja. Nggak besar memang. Namun menyimpan sejarah yang besar bagi Kota Semarang.

Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) dinilai sebagai gereja pertama bagi pribumi di Kota Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

“Gereja tersebut terbentuk pada tahun 1848. Bagi orang-orang mungkin gereja pertama itu adalah Gereja Blenduk. Namun menurut saya, gereja pribumi pertama adalah Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU),” ujar Fauzan.

Kemudian ada satu lagi tempat yang nggak kalah bersejarah yakni Rumah Sakit Pantiwilasa. Selama ini rumah sakit tersebut memang ada 2, yang satu di Jalan Citarum. Nah, yang berada di Jalan Dokter Tjipto Semarang inilah yang pertama.

Awal terbentuknya umah sakit itu berupa klinik bersalin. Arti dari Panti Wilasa adalah “kasih sayang”. Didirikan tahun 1949 kemudian resmi menjadi rumah sakit pada 1974.

Rumah sakit Panti Wilasa awalnya adalah klinik bersalin. (Inibaru.id/ Audrian F)

Sementara Jalan dr. Cipto sendiri dulu bernama “Karrenweg”. Fauzan mengungkapkan kalau sebetulnya luas Jalan dr. Cipto nggak seperti saat ini.

“Kalau kita dari arah Bubaan, itu kan kelihatan ada rumah-rumah besar dan tua yang nggak punya halaman. Menurutku dulu jalannya nggak kayak gitu. Halamannya mungkin terpangkas dengan adanya pelebaran jalan,” tutup Fauzan.

Jadi begitulah penggalan-penggalan sejarah di Jalan Dokter Cipto Semarang. Kamu sudah tahu belum, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: