Inibaru.id - “Kayaknya dulu sering jadi tempat silat, tapi sekarang jadi tempat favorit mabuk orang-orang Papua,” begitulah kata Irman Hidayat, penduduk sekitar ketika saya tanya tentang Gunung Talang di Bendan Duwur, Gajah Mungkur, Kota Semarang.
Saya tertarik mengunjungi Gunung Talang setelah tempo hari melihat MMT bertuliskan "Swarga Langit" di gapuranya. Katanya, itu nama tempat wisata. Meski punya mobilitas di daerah itu, jujur saja saya baru tahu ada tempat wisata di sana. Harus banget nih datang, begitu pikir saya.
Tentu saja, tempat wisata yang saya bayangkan penuh ingar bingar dan keceriaan. Apalagi namanya sudah wow begitu; Swarga Langit. Tapi sayangnya, yang saya dapat zonk alias kosong.
Tempat ini begitu sepi. Nggak ada pengunjung. Mungkin karena hari itu hari kerja. Tapi bisa juga tempat wisata ini memang sepi. Hanya ada bekas-bekas warung yang tampak terbengkalai dan banyak ornamen ala-ala orang Indonesia yang biasa menjadikan tempat wisata sebagai spot foto. Ya, misalnya membuat hiasan berbentuk “love” begitu.
“Beberapa Minggu yang lalu malah saya ingat itu di sini masih ada yang berkunjung dan ada penjual,” terangnya. Katanya lagi, tempat ini ditinggalkan karena pandemi.
Baiklah, mari tinggalkan Swarga Langit dan beralih ke padepokan yang ada di sana. Bangunan terbengkalai itu berbentuk joglo yang lebar dan besar. Kondisinya porak-poranda. Suasana di sekitar juga sepi. Jadi makin terasa horornya.
Saya kemudian ingat, kalau beberapa orang pernah menjadikan padepokan ini sebagai tempat uji nyali. Namun, terlepas dari itu, padepokan ini punya sejarah penting bagi Kota Semarang.
Dibangun Era Gubernur Jateng Muhammad Ismail
Sekitar tahun ’90-an, tempat ini pernah digunakan sebagai pusat berlatih atau bertanding silat Kota Semarang. Hal itu diungkapkan oleh Minarsih (62). Dia adalah istri almarhum Sugeng Marsigit, seorang guru silat di padepokan itu.
“Padepokan ini dibangun waktu Gubernurnya masih (Muhammad) Ismail. Saya melihat langsung peletakan batu pertamanya,” ujar Minarsih saat ditemui di kediamannya di Menoreh Raya pada Senin (1/2/2021).
Peletakan batu itu menurut Minarsih terlaksana pada 1986. Sebelumnya, Gunung Talang pernah digunakan sebagai rumah dinas Bupati Semarang (Kadipaten) pada 1974.
Padepokan yang saya lihat tadi merupakan bekas dari Kanjengan yang ambruk. Saat saya di sana, kondisi pendopo tersebut sudah hancur. Soko gurunya juga sudah mau roboh.
Barangkali karena sepi, tempat ini dijadikan tempat kumpul-kumpul anak muda. Nggak jarang Gunung Talang menjadi lokasi pesta miras dan tempat mesum. Beberapa youtuber horor dan program Uji Nyali juga pernah menjelajah tempat ini.
Menurut Minarsih, dulu padepokan ini ramai dengan aktivitas pencak silat Kota Semarang. Bahkan punya fasilitas mess juga untuk tempat tinggal sementara.
“Tapi semenjak ada longsor, ditinggal dan nggak diopeni lagi,” terangnya.
Wah, sayang juga ya riwayatnya padepokan ini, Millens. (Audrian F/E05)