BerandaAdventurial
Selasa, 17 Feb 2020 09:05

Mausoleum Thio Sing Liong, Makam Mewah di Kota Semarang

Patung Thio Sing Liong (kanan) dan istri ketiga Goei Kwan Nio (kiri) terbuat dari marmer, yang didatangkan dari Italia. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Thio Sing Liong dikenal sebagai taipan kaya raya pemilik usaha properti. Makamnya ditempatkan dalam sebuah mausoleum yang berada di Jalan Sriwijaya Semarang. Di sana pula terdapat makam istri serta keluarga dekatnya.

Inibaru.id – Bangunan itu terletak lebih tinggi dibandingkan dengan jalan raya di depannya. Bentuknya menyerupai kuil kecil yang antik, warna putih kombinasi abu-abunya memberi kesan mewah, serta rumput Jepang yang tumbuh di pelatarannya membuat mata teduh dan segar memandang. Bangunan ini dikenal dengan nama Mausoleum Thio Sing Liong.

FYI, mausoleum adalah bangunan makam yang luas dan megah. Bisa dibilang juga ini monumen makam. Umumnya hanya dibangun keluarga kaya raya. Salah satunya keluarga Thio Sing Liong ini.

Namun keindahan mausoleum itu dari jalan raya sering nggak disadari oleh pengendara yang lewat. Sebab terhalang oleh bangunan lain di depannya, dari barbershop, kedai es jus, dan bengkel. Lokasinya nggak jauh dari Gedung Wanita Semarang di Jalan Sriwijaya, tepatnya di sebelah kiri PT. Yodya Karya (Persero).

Di depan mausoleum terdapat altar batu yang mengarah ke timur berwarna putih. Altar tersebut digunakan untuk tempat sembahyang pada Dewa.

Halaman depan Mausoleum Thio Sing Lion yang sejuk dengan altar warna putih. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)<br>

Ketika saya datang, mausoleum sangat sepi dan pagarnya terkunci. Di belakang bangunan terdapat rumah yang ternyata adalah penjaga makam generasi ketiga bernama Tardi (70). Dia melanjutkan menjaga makam menggantikan generasi sebelumnya, Jumbadi.

Tardi pun mengajak saya memasuki ruang utama mausoleum. Di sana terdapat patung Thio Sing Liong (1871 - 1940) dan istri ketiganya, Goei Kwan Nio. Thio Sing Liong merupakan pengusaha properti dan rempah-rempah pemilik firma NV Thio Sing Liong.

“Bangunan dibangun sebelum Indonesia merdeka. Ini patung suami-istri dibuat menggunakan marmer yang berasal dari Italia,” kata Tardi.

Posisi patung suami-istri itu duduk menggunakan pakaian bersahaja dan kakinya semacam ditutupi oleh selimut bergelombang, seperti orang bangun dari tidur. Nama pemahat terkenal Achille Canessa juga tertulis dalam keterangan yang ada di sisi bawah peti marmer (sarkofagus).

Konon Achille Canessa-lah yang membuat patung marmer dalam ruangan itu. Dia pemahat yang juga ahli membikin beragam karya seni untuk pemakaman monumental di Staglieno, Genoa, Italia (Monumental Cemetery of Staglieno).

Pantas, berada di dalam ruangan terasa lebih dingin daripada di luar karena efek marmer. Ditambah dengan adanya bunga sedap malam dan peralatan beribadah khas Tionghoa seperti pwaa wee, lilin merah, serta hio membuat saya lebih khusuk mengamati.

Bongpay Thio Thiam Tjong dan dua istrinya. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Di belakang ruang utama terdapat makam yang disiapkan untuk anak laki-laki Thio Sing Liong yakni Thio Thiam Tjong (1896-1969). Namun karena Thio Thiam Tjong meninggal di Belanda, di sana hanya terdapat bongpay-nya saja. Nggak ketinggalan, bongpay istri Thio Thiam Tjong bernama Goei Hoen Yang (1902-1945) dan Goie Lee Ging (1903-1985) ada pula di sana.

Tardi melanjutkan, mausoleum jarang didatangi. Acara yang masih diingat, di tempat itu pernah dilakukan ibadah ketika Imlek. Pihak keluarga sesekali datang untuk mengunjungi mausoleum. “Dari pihak keluarga di Banyumanik kadang juga ke sini, tapi waktunya nggak tentu, datang untuk ziarah,” ujarnya.

Oleh pemerintah, mausoleum ini dijadikan sebagai cagar budaya lo, Millens. Bagi kamu yang penasaran terkait mausoleum, bisa mengunjunginya dengan seizin penjaga makam. (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: