BerandaAdventurial
Rabu, 12 Apr 2022 11:00

Masjid Cheng Ho Purbalingga, Perpaduan Budaya Islam, Jawa, dan Tionghoa

Masjid Cheng Ho Purbalingga. (Travelingyuk/Eva Oktafikasari)

Masjid Cheng Ho Purbalingga terlihat seperti klenteng atau pagoda. Maklum, arsitektur masjid ini memang perpaduan budaya Islam, Jawa, dan Tionghoa. Seperti apa sih cerita pembangunan masjid yang nggak biasa ini?

Inibaru.id – Nama Laksamana Cheng Ho cukup populer di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Salah satu jejak petualangannya adalah Kelenteng Sam Po Kong yang ada di Gedung Batu, Kota Semarang. Nah, di Purbalingga, sosoknya malah diabadikan jadi nama masjid, lo.

Masjid Cheng Ho berlokasi di Desa Salaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga. Kalau dari Alun-alun Purbalingga, jaraknya 8,7 km, Millens. Dari namanya saja, kamu pasti sudah bisa membayangkan kan kalau arsitekturnya sangat khas Tionghoa. Meski begitu, sentuhan Jawa dan Arab juga terasa sehingga membuatnya sangat unik.

Kalau kamu nggak benar-benar memperhatikan papan namanya, bisa jadi kamu menganggap bangunan dengan warna dominan merah dan putih ini sebagai pagoda atau klenteng. Apalagi, atapnya juga sangat khas bangunan Tionghoa.

Masjid ini usianya masih muda kok. Dibangun pada 2004 lalu, masjid ini baru selesai pada 2011. Inisiator pembangunan masjid ini adalah seorang mualaf asli Bobotsari, Purbalingga bernama Hery Susetyo yang merupakan anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

Yang bikin tambah menarik, salah satu imam dan takmir dari masjid ini justru seseorang beretnis Jawa, yakni Suwarno.

“Didirikan oleh muslim keturunan Tionghoa. Masjid ini dibuka untuk umum,” ungkapnya, April 2022.

Interior Masjid Cheng Ho Purbalingga. (Travelingyuk/Eva Oktafikasari)

Menurut cerita Suwarno, lahan yang sekarang ditempati masjid ini awalnya adalah rawa yang nggak terurus. Karena sayang melihat lahan nggak terpakai, Hery dan PITI kemudian meminta izin kepada masyarakat sekitar untuk membangun masjid dengan kombinasi Jawa, Tionghoa, dan Islam sebagai simbol toleransi dan keberagaman. Warga ternyata menyambut baik ide tersebut.

Sebenarnya, desain arsitektur dari masjid di Purbalingga ini mengadopsi Masjid Cheng Ho yang lebih dulu dibangun di Surabaya. Namun, ada perbedaan di antara keduanya.

“Bila di Surabaya, Masjid Cheng Ho berbentuk segi empat, di Purbalingga berbentuk heksagonal atau segi delapan,” terang Herry Susetyo.

Karena bentuk arsitektur yang nggak biasa, masjid ini pun dikunjungi banyak orang, baik itu warga lokal Purbalingga maupun dari luar kota. Bahkan, masjid ini kini juga dijadikan rest area bagi para pemudik. Alhasil, di sekitar masjid juga ada pusat jajanan dan oleh-oleh.

Wah, menarik banget ya. Meski Cheng Ho nggak pernah mampir ke Purbalingga, dia punya andil dalam perkembangan Islam di Nusantara. Jadi, kapan nih mampir ke Masjid Cheng Ho Purbalingga, Millens? (Pik/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: