BerandaAdventurial
Kamis, 7 Jun 2023 14:53

Makam Mbah Depok Semarang, Wisata Religi Berarsitektur Khas Timur Tengah

Potret makam Mbah Depok Semarang di Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Dulu untuk menuju Makam Mbah Depok, para peziarah harus menelusuri gang sempit di antara pertokoan. Kini, makam ini telah memiliki akses yang luas. Bangunannya juga makin estetis berarsitektur khas Timur Tengah.

Inibaru.id - Selain memiliki banyak pusat perbelanjaan dan bentang alam yang indah, alasan orang-orang datang ke Semarang juga karena untuk berziarah ke makam para wali. Di Kota Lunpia ada makam nama-nama besar yang di zaman dahulu sangat berjasa bagi penyebaran agama Islam dan membela Tanah Air.

Para tokoh tersebut antara lain Ki Ageng Pandanaran, Ki Ageng Galang Sewu, Kiai Haji Sholeh Darat, Syekh Kramat Jati, dan Mbah Depok. Kali ini, kita akan sedikit mengulas tentang makam Mbah Depok.

Mbah Depok sebenarnya merupakan ulama bernama asli Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya. Memiliki andil besar terhadap penyebaraan Agama Islam di Semarang, tokoh yang kemudian terkenal dengan sebutan Mbah Depok ini juga turut serta dalam melawan penjajahan Belanda dan Portugis bersama pasukan Kerajaan Mataram.

Kendati Mbah Depok telah wafat sedari 1799, namanya masih harum dan diabadikan sebagai nama jalan di Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah.

Makam Mbah Depok yang berada persis di tengah kota dan dikelilingi pusat pertokoan nggak pernah sepi oleh peziarah setiap harinya. Lokasi makamnya mudah dicari lantaran nggak jauh dari kantor Pegadaian Depok, Semarang.

Corak Timur Tengah

Suasana khas Timur Tengah sangat kental saat melihat halaman makam Mbah Depok Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Selepas dipugar pada 2017, Makam Mbah Depok kembali dipercantik pada pertengahan 2022. Wajah permakaman tersebut kini makin estetis. Bangunan makam dan sekitarnya kini sengaja didesain ala Timur Tengah atas permintaan cucu Mbah Depok, yakni Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya.

"Abah (Habib Lutfi) sengaja menanami pohon kurma di halaman makam Mbah Depok untuk menambah kental corak Timur Tengah di tempat istirahat terakhir kakeknya," ungkap penjaga makam M Zainul Al-Kamil.

Menurut Zainul, sapaan akrabnya, sebelum makam Mbah Depok dipercantik seperti sekarang, para peziarah dulu harus berjalan kaki melewati gang-gang kecil. Hal itu dikarenakan makam tersebut tertutup ruko-ruko pertokoan.

"Proses Makam Mbah Depok bisa (menjadi) seperti ini berkat Habib Lutfi dan Pemkot Semarang yang membeli satu toko mebel untuk pembebasan lahan. Sementara, sebagian lahan lainnya dapat hibah dari bank swasta," tutur Zainul.

Ada Sumur Keramat

Persis dibelakang makam Mbah Depok terdapat sumur tua yang nggak kering. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Selain menikmati arsitektur yang kental cita rasa Timur Tengah, nggak sedikit orang datang ke Makam Mbah Depok untuk menyambangi sumur tua di bagian belakang kompleks makam. Zainul mengatakan, warga sekitar meyakini air sumur berdiameter 1,5 dengan kedalaman 5 meter itu punya khasiat.

"Sumur ini satu-satunya peninggalan Mbah Depok. Walau beliau telah tiada sejak lama, beliau masih memberikan barokah untuk warga sini lewat sumur yang nggak pernah kering," kata Zainul.

"Tapi ini sesuai kepercayaan masing-masing ya. Karena katanya air sumur ini bisa jadi media penyembuhan penyakit dan menjaga kesehatan tubuh," tambahnya.

Di mata Zainul, Mbah Depok pantas dijadikan role model. Semasa hidupnya, Mbah Depok sangat gigih menyebarluaskan agama Islam serta menjaga kedaulatan bumi Nusantara dari penjajahan.

"Mbah Depok itu menguasai kitab salafiyah sampai hafal banyak hadis. Beliau juga termasuk menantunya Hamengkubuwana Pertama," tukasnya.

Pantas saja makam Mbah Depok ini nggak pernah sepi ya, Millens? Selain dari Semarang, peziarah juga datang dari kota lain seperti Cirebon, Majalengka, Bekasi, dan luar Jawa. Kamu sendiri sudah pernah berziarah ke sana belum? (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: