BerandaAdventurial
Kamis, 31 Mar 2021 18:00

Jalan-jalan Malam ke Makam Belanda Ereveld Bersama Bersukaria Walk

Jalan-jalan Malam ke Makam Belanda Ereveld Bersama Bersukaria Walk

Jalan-jalan malam Bersukaria Walk ke makam Belanda Ereveld. (Inibaru.id/ Audrian F)

Kalau ada lagi kayaknya kamu perlu mencoba jelajah ini. Jalan-jalan ke permakaman, tapi bukan dilakukan di siang hari ya. Yap, jalan-jalan ke makam malam-malam.<br>

Inibaru.id - Ke kuburan ketika langit terang atau siang hari mungkin sudah biasa. Lalu bagaimana jika ke kuburan pada malam hari dan dalam rangka jalan-jalan? Yap, namun begitulah yang saya lakukan bersama Bersukaria Walk.

Untuk kali pertama, agen pengenal sejarah dan tempat-tempat di Kota Semarang ini bikin acara jalan-jalan ke permakaman. Tepatnya ada di Makam Belanda Ereveld, Gajah Mungkur, Kota Semarang. Meskipun kali pertama namun pesertanya nggak sedikit lo, tercatat ada 10 orang lebih yang ikut pada jelajah yang bertajuk “Night At Ereveld” ini.

Saya pribadi begitu melihat Bersukaria hendak bikin acara ini memang langsung tertarik. Terlebih saya sebelumnya sudah pernah keliling-keliling makam Ereveld, namun saat itu bukan pada malam hari ya dan lokasinya pun ada di Ereveld Kalibanteng.

Tahu ada acara unik ini saya tentu nggak ingin sendiri. Saya mengajak teman saya yang bernama Jangka. Selama perjalanan ke makam saat naik motor kami ngobrol kecil soal jelajah ini. Kami menerka-nerka apakah jelajah ini bakal menakutkan.

“Aku kira nggak sih, makam orang Belanda nggak banyak syak wasangka kayaknya,” kata Jangka dengan sedikit berteriak karena suaranya beradu bersama bising jalan raya dan angin.

Lita, salah seorang story teller menceritakan proses pembuatan batu nisan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Kami datang agak terlambat. Soalnya satu jam sebelum acara sebagian daerah di Kota Semarang hujan. Dikarenakan hal itu pula ada beberapa peserta yang undur diri. Takut mungkin ya? Kalau saya sih, tetap berangkat.

Sampai di Ereveld hujan juga belum berhenti meskipun hanya rintik-rintik gerimis tipis saja. Namun jelajah tetap berlanjut dengan masing-masing peserta yang dipinjami payung.

Oh, iya, selain payung kami juga diberi lilin. Sebelum ke lokasi, kami sudah diminta untuk membawa korek. Lilin di kuburan, wah pasti ada sesuatu yang seru nih, batin saya.

Setelah mulai mengisi daftar hadir dan kami pun mulai menjelajah Ereveld. Seperti biasa Story Teller Bersukaria Walk yang bernama Lita langsung menjelaskan apa-apa yang ada di sana.

Tentang Ereveld sendiri sebetulnya sedikit-banyak saya sudah tahu. Sebab sebelumnya saya sudah bukan hanya berkunjung ke makam ini, tapi juga meliputnya.

Mneyulut lilin untuk peringatan Earth Hour 2021. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Ereveld adalah milik Yayasan Makam Kehormatan Belanda (Oorlogs Graven Stichting (OGS). Di Indonesia terdapat 7 makam.

Kalau di Jakarta ada di Menteng Pulo dan Ancol. Bandung ada di daerah Pandu dan Leuwigajah. Sementara di Surabaya berada di Lembangkuning. Kalau di Semarang, kamu bisa menemukan permakaman ini di Candi Gajah Mungkur ini dan Kalibanteng.

Kalau di Gajah Mungkur makam didominasi oleh jenazah tentara KNIL. Sementara di Kalibanteng ada tentara Belanda dan rakyat sipil juga.

Seperti yang saya dan Jangka obrolkan tadi, ternyata keliling makam Belanda di malam hari ini nggak seram-seram amat. Malah saya merasa nyaman dan ingin berbaring di rumput-rumputnya yang terawat. Para peserta pun juga ketawa-ketawa bahagia seperti jalan-jalan di taman.

Memperingati Earth Hour 2021

Selain cerita banyak tentang Ereveld, Lita juga mengajak peserta untuk mencari nomor makam atau melihat tempat proses pembuatan batu nisan. Lalu yang menjadi puncaknya adalah menghidupkan lilin yang sudah diberikan kepada peserta.

Hm, tampaknya ekspetasi saya yang macam-macam tadi terlalu berlebihan. Ternyata lilin ini digunakan untuk memperingati “Earth Hour 2021” yang jatuh di tanggal 27 Maret lalu.

Selain untuk memperingati Earth Hour 2021, lilin juga untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang telah tiada. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Peringatan Earth Hour adalah kegiatan global yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu akhir bulan Maret setiap tahun. Tujuan gerakan massal ini untuk merawat Bumi. Caranya adalah dengan mematikan lampu selama satu jam.

Jelajah ke makam Ereveld yang dilakukan oleh Bersukaria Walk ini sebetulnya untuk memperingati Earth Hour itu. Bukan seperti apa yang saya duga tadi yakni untuk merasakan sensasi mistis di makam.

Nah, lilin yang dihidupkan itu juga bukan untuk Earth Hour semata. Tapi juga untuk menghormati mereka yang sudah tiada. Kami menyulut lilin dan menaruh di sebuah tugu penghormatan yang bertuliskan “Voor Velighied En Recht”, artinya “Demi Keamanan dan Keadilan”. Sementara untuk regu yang lain juga menyulut lilin dan diberikan di tiap batu nisan.

Pemberian lilin di tugu itu mengakhiri jelajah “Night At Ereveld”. Usai jelajah dan menulis buku presensi saya ngobrol sebentar dengan Lita. Saya teringat kalau rute Bersukaria Walk di Jelajah Pleburan ada yang singgah di Wonderia. Oleh karena itu saya mengusulkan kepada Lita buat bikin “Night At Wonderia” saja biar lebih seru. Hihi, setuju nggak, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025