BerandaAdventurial
Rabu, 3 Sep 2019 16:18

Ironi Kampung Akuaponik Kandri di Musim Kemarau

Kampung Akuaponik, Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Semarang. (Inibaru.id/ Dyana Ulfach)

Tepat di depan pintu masuk, kamu bakal disambut sebuah kolam dan media akuaponik terbesar di kampung ini. Tapi semua itu berubah ketika musim kemarau memutuskan "tinggal" lebih lama.

Inibaru.id – Terletak di kawasan perumahan yang minim lahan, sistem akuaponik sangat tepat diterapkan di RW 4, Kelurahan Kandri, Gunungpati, Semarang. Dengan memanfaatkan lahan seadanya, berbagai tanaman dapat kamu temui di Kampung Akuaponik ini.

FYI, akuaponik adalah teknik bertani yang menggabungkan akuakultur serta hidroponik. Dengan akuaponik, air dari kolam ikan akan terpompa dan mengalir ke tanaman. Air itulah yang dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman. Selain itu, air yang mengaliri tanaman akan kembali ke kolam dengan keadaan yang sudah bersih.

KampungAkuaponikKandriSemarang

Salah satu Akuaponik yang terdapat di Kampung Akuaponik, Kandri, Semarang (Inibaru.id/ Dyana Ulfach)

Sejak diinisiasi oleh Syafi’i pada tahun 2017, Kampung Akuaponik Kandri seringkali mendapat kunjungan dari berbagai instansi. Mereka berguru untuk mendapat edukasi mengenai akuaponik. Pelatihan akuaponik dimotori oleh Kelompok Tani Akuaponik yang juga dipimpin oleh Syafi’i.

Bahkan, kampung ini juga menerima pesanan media akuaponik sampai ke luar Jawa, lo. Selain itu, desa ini juga menjual alat dan bahan bagi pengunjung yang pengin membuat akuaponiknya sendiri.

Akibat kemarau panjang yang melanda sebagian wilayah di Indonesia termasuk dataran tinggi di Semarang ini,  banyak tanaman yang mati. Ini menjadi hambatan utama teknik akuaponik, Millens. Pasalnya, air sebagai penggerak teknik ini sedang sulit ditemui. Akhirnya hanya tersisa beberapa warga yang masih mempertahankan media akuaponik miliknya.

KampungAkuaponikKandri

Kolam Terbesar di Kampung Akuaponik, Kandri, Semarang. (Inibaru.id/ Dyana Ulfach)

“Dulu itu setiap rumah di sini punya akuaponik semua. Makanya dinamai kampung akuaponik, kan. Tapi ya karena kemarau panjang dan mungkin warga ada yang keberatan karena listrik juga, kan. Akhirnya ya hanya ada beberapa saja yang masih ada,” ucap Ariyono, warga RT 4 RW 4 desa Kandri, kepada Inibaru.id.

Ariyono mengaku dengan dijadikannya kampung ini menjadi kampung akuaponik, sangat membantu perekonomian warga. Ini karena tanaman yang ditanam menggunakan teknik akuaponik adalah tanaman-tanaman yang dapat dikonsumsi. Seperti kangkung, bayam, daun bawang, sawi, stroberi, bahkan daun min juga bisa tumbuh dengan teknik ini. Bahkan di salah satu sudut desa ini, Millens bakal menemukan tanaman padi yang tumbuh subur dengan teknik ini.

Ariyono, warga RT 4 RW 4 Desa Kandri, Gunungpati, Semarang, yang sedang membersihkan akuaponiknya. (Inibaru.id/ Dyana Ulfach)

Selain tanaman, ikan yang dibudidayakan juga biasa dikonsumsi sendiri bahkan dijual dalam kondisi siap makan. Ikan yang dibudidayakan dengan teknik akuaponik ini terdiri atas ikan lele dan ikan nila.

Hanya dengan membayar biaya registrasi sebanyak Rp 100.000, kamu bakal mendapatkan modul dan pelatihan di Kampung Akuaponik ini. Bahkan Millens bakal mendapatkan pendampingan selama 3 bulan. Tertarik nggak, Millens? (Dyana Ulfach/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: