BerandaAdventurial
Senin, 14 Mar 2021 15:51

Dibangun Hindia Belanda, Begini Sejarah Berdirinya Istana Merdeka

Istana Merdeka menjadi tempat upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. (Biro Press Setpres)

Istana Merdeka adalah tempat resmi kediaman sekaligus kantor Presiden Indonesia. Menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas), Istana Merdeka mulai digunakan sejak presiden pertama RI, Ir Sukarno. Meski begitu, usia bangunan ini sudah ratusan tahun lo.

Inibaru.id – Dibangun pada 1873, istana ini sudah ada sejak Hindia Belanda. By the way, kamu sudah tahu belum sejarah Istana Merdeka?

Berdasarkan situs resmi Kementerian Sekretaris Negara (Kemensesneg), Istana Risjwijk yang telah diambil alih pemerintah Hindia Belanda dinilai terlalu sempit sehingga urusan administrasi nggak lancar.

.O ya, Istana Risjwijk yang dibangun pada 1796 ini sekarang disebut Istana Negara, Millens. Itu lo, istana yang membelakangi Istana Merdeka dan menghadap Sungai Ciliwung di Jalan Veteran.

Karena sempit, Pemerintah Hindia Belanda masa pemerintahan Gubernur Jenderal Louden pada 1873 membangun istana baru. Bangunan ini rampung pada 1879. Saat itu, gubernur yang berkuasa adalah Jenderal Johan Willem van Landsbarge.

Tujuan pembangunan ini nggak lain untuk meningkatkan kegiatan pemerintah Hindia Belanda.

Bernama Istana Gambir

Di sekitar Istana Merdeka dulu banyak ditumbuhi tanaman gambir. (Flickr)

Kamu tahu nggak kalau Istana Merdeka awalnya bernama Istana Gambir atau Paleis te Koningsplein? Jadi, dulu, di sekitar istana ini terdapat banyak pohon gambir. Setelah pemerintah Hindia Belanda tumbang dan diganti masa kedudukan Jepang, istana ini menjadi kediaman resmi Saiko Shikika atau panglima tertinggi Jepang.

Pada masa awal pemerintahan bangsa Indonesia, Istana Gambir menjadi tempat penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintah Belanda, tepatnya pada 27 Desember 1949.

Ketika itu, yang menjadi perwakilan bangsa Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sementara Kerajaan Belanda diwakili oleh AHJ Lovink. Rakyat Indonesia menyambut gembira penandatanganan ini.

Selain menyaksikannya secara langsung, rakyat yang lokasinya jauh dapat mengikuti jalannya penandatanganan melalui radio. Bersamaan dengan itu, bendera Belanda diganti bendera merah putih.

Bukan cuma bendera yang dikibarkan, lagu Indonesia Raya juga dikumandangkan. Teriakan “Merdeka!” pun beberapa kali terdengar. Barangkali teriakan itu yang kemudian menginspirasi Presiden Soekarno untuk mengganti nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka.

Pada 1950, untuk kali pertama Istana Merdeka digunakan sebagai lokasi peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus.

Jadi Rumah Dinas Presiden

Hari-hari terakhir Presiden Sukarno di Istana Merdeka. (Sindonews)

Satu hari berselang usai penandatangan kedaulatan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda, Presiden Sukarno beserta keluarga mendiami Istana Merdeka.

Saat itu, Bung Karno memakai ruang di sisi timur sebagai kamar tidur. Ruang tidur itu berada berseberangan dengan ruang kerjanya. Ada sebuah bangsal besar yang dikenal sebagai ruang resepsi yang memisahkannya. Untuk kegiatan yang lebih resmi, sisi barat depan Istana Merdeka digunakan. Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden semula adalah teras terbuka. Banyak perabotan dari rotan yang melengkapi ruangan ini.

Sebagian ruangan di Istana Negara dijadikan ruang tunggu untuk para Duta Besar sebelum menyerahkan surat-kepercayaan kepada Presiden. Ada pula ruang Jepara yang menjadi ruang tamu. Disebut ruang Jepara karena banyak furniture dari Jepara. Ruang kerja Presiden Soekarno kala itu diisi dengan meja dari kayu masif, set kursi tamu dari kulit, dan dua dinding yang dipenuhi lemari buku. Tingginya sepertiga dinding. Bung Karno memang dikenal hobi membaca.

Ruang kerja ini nyaris nggak berubah usai ditinggalkan Bung Karno dan dipergunakan oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun. Barulah pada masa Presiden BJ Habibie, ruang kerja tersebut mengalami sedikit perubahan.

Sudah sekitar 20 orang yang tinggal di Istana Merdeka ini sejak berdiri. Sebanyak 15 gubernur jenderal Hindia Belanda, tiga panglima tertinggi Jepang, dan dua presiden Indonesia, yaitu Presiden Sukarno dan Gus Dur.

Presiden lain rupanya lebih memilih menempati Istana Bogor dan hanya menjadikan Istana Merdeka sebagai kantor kepresidenan. Presiden Joko Widodo memang pernah menempati Istana Merdeka, tapi akhirnya juga memilih Istana Bogor.

Biar nggak penasaran, daftar untuk ikutan tur istana saja. Eh, lagi pandemi masih dibolehin nggak ya? (Kom,IDN/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: