BerandaAdventurial
Kamis, 23 Apr 2025 13:44

Cerita di Balik Keberadaan Patung Biawak Wonosobo yang Viral di Media Sosial

Tugu Krasak Menyawak karya seniman Wonosobo, Rejo Arianto, yang viral di media sosial karena tampak seperti biawak asli. (Emmanus/Aristyan)

Berbeda dengan beberapa monumen penanda kota yang viral karena beranggaran tinggi tapi hasilnya zonk, patung biawak di Wonosobo yang dikenal sebagai 'Tugu Krasak Menyawak' ini justru sebaliknya.

Inibaru.id - Sesosok biawak raksasa tampak merayap di sebentuk batu besar yang tampak menjulang di persimpangan jalur utama Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Warnanya dominan hitam dengan corak kekuningan di sekujur tubuhnya. Ia menoleh ke kiri sembari menjulurkan lidahnya.

Alih-alih menjauh, orang-orang justru berkerumun untuk melihatnya, karena ia memang bukan biawak sungguhan. Di antara mereka bahkan menyempatkan diri memarkir kendaraan untuk sekadar berswafoto atau membuat video berlatar patung biawak realistis yang belakangan viral di media sosial tersebut.

Patung yang diinisiasi Karang Taruna Kecamatan Selomerto itu sebetulnya belum rampung. Ketua karang taruna Ahmad Gunawan Wibisono mengungkapkan, masih ada sejumlah pekerjaan di spot bertajuk "Tugu Krasak Menyawak" ini, di antaranya pembuatan taman, penataan kursi, dan finishing.

“Sebagian sudah rampung. Pengerjaan berlangsung satu setengah bulan. Peletakan batu pertama pada 3 Februari lalu," tutur Gunawan, Selasa (22/4/2025).

Bukan dari Dana Desa

Gunawan mengungkapkan, patung yang digarap oleh seniman asli Wonosobo dengan pengerjaan yang memakan waktu sekitar 1,5 bulan ini menggunakan dana corporate social responsibility (CSR). Jadi, bukan dari dana desa.

"Gagasan (membuat patung biawak) ini muncul dari obrolan di karang taruna setelah kami bikin kegiatan bertema lingkungan hidup. Biawak atau menyawak (mencawak) dipilih karena reptil itu sering ditemukan di Desa Krasak. Masih banyak sampai sekarang," terangnya.

Pernyataan Gunawan dibenarkan Kepala Desa Krasak, Supinah. Hal ini sekaligus membantah kabar miring yang muncul seiring dengan viralnya tugu biawak ini di media sosial yang mengatakan bahwa pembangunan patung yang diklaim menelan biaya hingga Rp50 juta ini berasal dari dana desa.

"Perlu kami klarifikasi bahwa (pembangunan tugu biawak) itu bukan dari anggaran desa, bukan APBD, tapi CSR kabupaten yang dibantu swadaya dari masyarakat, baik dalam hal gotong royong maupun konsumsi selama proses pembangunan,” tuturnya.

Karya Seniman dari Wonosobo 

Tanpa menggerus dana desa maupun APBD, pembuatan patung biawak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo diklaim berasal dari masyarakat dan kucuran dana CSR. (Kompas)

Setali tiga uang, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat memastikan bahwa pembangunan tugu biawak ini nggak menggerus dana desa maupun APBD karena sedari awal memang nggak ada anggaran untuk hal semacam itu. Namun, pihaknya kemudian mendorong masyarakat dan BUMD untuk turut memikirkannya.

“Kami coba wujudkan keinginan masyarakat dengan menyentuh teman-teman BUMD. Gotong royong. Bersyukur bisa terealisasi," terang Afif dikutip dari Detik, Senin (21/4). "Untuk pembuatan, kami percayakan Mas Ari. Lukisan bupati-bupati di pendopo (kabupaten) juga produk beliau. Bagus-bagus!"

Mas Ari yang dimaksud Afif adalah Rejo Arianto, seniman asal Wonosobo yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pelukis. Beberapa lukisan di Rumah Dinas Bupati Wonosobo adalah buah karyanya. Arianto mengungkapkan, untuk seni patung, tugu biawak adalah karya ketiganya.

"Secara keseluruhan, (patung biawak) ini yang ketiga. Dua patung sebelumnya adalah (pesanan) perorangan. Jadi, kalau untuk Wonosobo, patung tersebut yang pertama," paparnya di Rumah Dinas Bupati, Senin (21/4).

Membeli dan Memelihara Biawak

Ari mengaku senang mendengar kabar bahwa buah karyanya berhasil mendapatkan perhatian publik, bahkan sempat viral karena disebut mirip aslinya. Dia juga merasa bangga karena berhasil mewujudkan keinginan masyarakat Wonosobo.

"Kesulitan karya seni adalah bagaimana ia bisa mempunyai ruh, karena sebagus apa pun, karya tanpa jiwa menurut saya nol," ujar alumnus Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo tersebut.

Agar mempunyai jiwa dan buah karyanya tampak hidup, Ari mengungkapkan bahwa dirinya sempat membeli dan memelihara biawak agar bisa mengobservasi karakter subjek yang akan dibuatnya itu. Menurutnya, inilah yang membuat buah karyanya tersebut bisa terlihat begitu realistis.

"Biaya malah bukan prioritas. Saya bahkan sempat pesan ke Pak Bupati agar anggarannya secukupnya saja. Jauh di bawah satu miliar (rupiah). Satu miliar itu banyak. Kalau anggarannya segitu, saya siap bikin di empat penjuru mata angin!" tandasnya.

Sungguh karya yang luar biasa ya, Millens? Di tangan seniman yang tepat, karya yang dihasilkan bisa mempunyai karakter yang begitu kuat. Ya, seperti Tugu Krasak Menyawak ini. Jangan lupa berswafoto dengan latar tugu setinggi tujuh meter ini kalau ke Wonosobo, ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: