BerandaAdventurial
Senin, 2 Feb 2020 06:00

Berziarah ke Makam Wali Gembyang di Tengah Kota Kendal

Dari kiri, batu nisan Mbah Gembyang dan istrinya Raminten. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Makam Wali Gembyang yang berada nggak jauh dari Alun-Alun Kendal sering didatangi oleh peziarah dari dalam dan luar kota. Ritual doa dan pembacaan Yasin kerap dilakukan untuk mengenang jasa sosok pendakwah di Kendal, Mbah Gembyang.

Inibaru.id – Nggak jauh dari Alun-Alun Kabupaten Kendal, terdapat sebuah makam yang dituakan oleh masyarakat sekitar. Namanya Makam Wali Gembyang. Bangunan ini dibuat untuk menghormati penyebar agama Islam yang pernah berdakwah di Tiongkok kemudian ke Jawa bernama Mbah Gembyang.

Ketika saya datang, ternyata letak makam tersebut berada di antara perumahan warga. Bangunan makam secara keseluruhan didominasi warna hijau. Terdapat dua makam utama yang berjejeran yaitu milik Mbah Gembyang dan istrinya Raminten.

Nisan salah satu santri Mbah Gembyang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Selain itu juga ada tiga nisan lagi di bawah pohon putat berjumlah tiga, yaitu makam para pengikut (santri Mbah Gembyang).

Seorang laki-laki mengenakan pakaian abu-abu dan berpeci saya lihat tengah berdoa di dekat nisan. Nggak lama kemudian terdapat peziarah lain yang mengambil buku Yassin kecil lalu kemudian dibacakan di dekat makam.

Juru kunci makam M. Jayus Asrori menjelaskan, setiap hari selalu ada peziarah yang datang dari berbagai kota untuk membacakan doa. Meskipun, puncak keramaian dari makam Mbah Gembyang terjadi pada malam Jumat Kliwon.

“Ramai pas malam Jumat Kliwon. Juga pas haul Wali Gembyang setiap 9 Syawal yang rutin dan dihadiri para pejabat dari Pemda Kendal, alim ulama, dan masyarakat semua. Dalam haul juga ada tradisi membagikan nasi bungkus dan pemotongan tumpeng oleh bupati,” katanya.

Salah seorang peziarah tengah membacakan doa. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Jasa Mbah Gembyang bagi Kota Kendal menurut Jayus sangat besar. Sebab dapat menyatukan berbagai golongan masyarakat, nggak terkecuali para ulama dan pejabat pemerintah. “Ulama dan umaro (pemerintah) sangat bersatu untuk Mbah Gembyang dan berjalan sampai saat ini,” lanjutnya.

Di sekitar makam terdapat pula sebuah tempat beribadah Musholla Wali Gembyang. Di sana saya berjumpa dengan salah seorang peziarah bernama Komet dari Cepiring, Kendal. Menurut keterangan dari dia, berbagai orang dari dalam dan luar kota datang melakukan ziarah.

“Para peziarah datang ke sini padha tahlil. Apalagi Jumat Kliwon selalu ramai. Doa dan pembacaan Yasin bersama dilakukan sehabis Isya. Yang datang nggak cuma dari Kendal, tapi daerah-daerah lain,” ujarnya.

Makam Mbah Gemyang dengan suasana sejuk. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Kalau kamu tengah mengunjungi Kendal, nggak ada salahnya untuk datang ke mari, Millens. Seperti kata Jayus dan Komet, kalau bisa datang pas malam Jumat Kliwon ya. Malam yang mitosnya menjadi malam paling angker. Wallahualam. (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024