Inibaru.id - Bentuk rasa syukur, ucapan terima kasih, dan keinginan untuk berbagi merupakan ruh dari tradisi sedekah bumi yang biasa dirayakan masyarakat Jawa pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat Ramadan serta "bulan apit" atau bulan yang diapit Idulfitri dan Iduladha.
Perayaan sedekah bumi bisa bermacam-macam bentuk, tapi yang paling umum adalah karnaval plus kirab gunungan seperti yang biasa dilakukan masyarakat Kabupaten Pati. Biasanya, persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.
Nah, di tengah persiapan tersebut, ada satu tradisi yang menjadi bagian di dalamnya, yakni tradisi weweh. Dalam bahasa Jawa, kata weweh yang diambil dari nguwehi berarti memberi atau berbagi. Tujuan utama dari tradisi ini pun demikian. Yang dibagi biasanya makanan besar atau kudapan.
Suci, salah seorang warga Pati yang mengaku nggak pernah absen menjalankan tradisi ini mengatakan, penganan yang dia persiapkan biasanya akan dibagikan ke sanak saudara sebelum acara karnaval yang menjadi puncak sedekah bumi.
Nggak Ada Ketentuan Wajib
Dalam tradisi weweh, Suci menjelaskan, nggak ada aturan pasti kapan penganan sebaiknya dibagikan dan apa saja yang harus disertakan di dalamnya. Namun, biasanya warga mulai saling berbagi makanan sejak seminggu sebelum karnaval sedekah bumi dilangsungkan.
"Tradisi ini adalah simbol sedekah. Kami biasa berbagi antara seminggu hingga beberapa hari sebelum puncak sedekah bumi," terang Suci di tengah kesibukannya mempersiapkan weweh. "Yang dibagi bisa macam-macam, tapi umumnya makanan."
Suci menambahkan, makanan paling lazim dalam tradisi weweh umumnya berupa nasi lengkap dengan lauk pauk atau jajanan pasar seperti risoles, bakpau, dan kue lapis. Penganan tersebut kemudian dikemas untuk dikirimkan satu per satu.
"Tahun ini saya bikin 40 berkat wewehan, nanti dibagi-bagikan ke saudara dan teman dekat dari desa lain," papar perempuan 65 tahun tersebut.
Undangan Menonton Karnaval
Selain diniatkan sebagai sedekah, masyarakat Pati juga menjadikan tradisi weweh sebagai upaya menyambung tali silaturahmi dengan kerabat yang tinggal berjauhan. Suci mengungkapkan, berkat yang dikirimkan juga sekaligus sebagai undangan menonton karnaval.
"Jadi, berkat ini juga berfungsi mengundang kerabat atau teman untuk datang ke rumah, lalu bersama-sama menyaksikan karnaval sedekah bumi yang akan digelar di desa," ujarnya.
Menurut Suci, hampir seluruh warga Pati yang menggelar sedekah bumi juga melakukan wewehan. Maka, kalau sedang "musim" sedekah bumi seperti sekarang ini, jangan heran kalau orang-orang bisa mendapatkan banyak sekali berkat weweh.
"Saya banyak dapat wewehan saudara dari desa lain juga. Kemarin, sehari sempat dapat delapan wewehan karena memang sedang musimnya," ungkapnya, lalu tersenyum lebar. "Ya, senang (dapat wewehan), meski bingung habisinnya gimana. Jadi, biasanya saya bagi ke tetangga juga."
Tradisi yang menarik ya, Millens? Memang sudah benar banget kalau kebahagiaan dibagi-bagi, sih! (Rizki Arganingsih/E03)