BerandaTradisinesia
Rabu, 4 Jun 2024 17:40

Tradisi Weweh, Berbagi Makanan dan Undangan untuk Ikuti Sedekah Bumi

Beberapa makanan yang digunakan untuk weweh. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Menjelang sedekah bumi, masyarakat Pati biasa melakukan tradisi weweh, yakni berbagi makanan dengan sanak saudara yang sekaligus berfungsi sebagai undangan untuk mengikuti acara di desanya.

Inibaru.id - Bentuk rasa syukur, ucapan terima kasih, dan keinginan untuk berbagi merupakan ruh dari tradisi sedekah bumi yang biasa dirayakan masyarakat Jawa pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat Ramadan serta "bulan apit" atau bulan yang diapit Idulfitri dan Iduladha.

Perayaan sedekah bumi bisa bermacam-macam bentuk, tapi yang paling umum adalah karnaval plus kirab gunungan seperti yang biasa dilakukan masyarakat Kabupaten Pati. Biasanya, persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.

Nah, di tengah persiapan tersebut, ada satu tradisi yang menjadi bagian di dalamnya, yakni tradisi weweh. Dalam bahasa Jawa, kata weweh yang diambil dari nguwehi berarti memberi atau berbagi. Tujuan utama dari tradisi ini pun demikian. Yang dibagi biasanya makanan besar atau kudapan.

Suci, salah seorang warga Pati yang mengaku nggak pernah absen menjalankan tradisi ini mengatakan, penganan yang dia persiapkan biasanya akan dibagikan ke sanak saudara sebelum acara karnaval yang menjadi puncak sedekah bumi.

Nggak Ada Ketentuan Wajib

Beberapa lauk pauk dan sayuran umumnya ditumpangkam diatas nasi untuk weweh. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Dalam tradisi weweh, Suci menjelaskan, nggak ada aturan pasti kapan penganan sebaiknya dibagikan dan apa saja yang harus disertakan di dalamnya. Namun, biasanya warga mulai saling berbagi makanan sejak seminggu sebelum karnaval sedekah bumi dilangsungkan.

"Tradisi ini adalah simbol sedekah. Kami biasa berbagi antara seminggu hingga beberapa hari sebelum puncak sedekah bumi," terang Suci di tengah kesibukannya mempersiapkan weweh. "Yang dibagi bisa macam-macam, tapi umumnya makanan."

Suci menambahkan, makanan paling lazim dalam tradisi weweh umumnya berupa nasi lengkap dengan lauk pauk atau jajanan pasar seperti risoles, bakpau, dan kue lapis. Penganan tersebut kemudian dikemas untuk dikirimkan satu per satu.

"Tahun ini saya bikin 40 berkat wewehan, nanti dibagi-bagikan ke saudara dan teman dekat dari desa lain," papar perempuan 65 tahun tersebut.

Undangan Menonton Karnaval

Persiapan weweh oleh warga Pati sebelum sedekah bumi. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Selain diniatkan sebagai sedekah, masyarakat Pati juga menjadikan tradisi weweh sebagai upaya menyambung tali silaturahmi dengan kerabat yang tinggal berjauhan. Suci mengungkapkan, berkat yang dikirimkan juga sekaligus sebagai undangan menonton karnaval.

"Jadi, berkat ini juga berfungsi mengundang kerabat atau teman untuk datang ke rumah, lalu bersama-sama menyaksikan karnaval sedekah bumi yang akan digelar di desa," ujarnya.

Menurut Suci, hampir seluruh warga Pati yang menggelar sedekah bumi juga melakukan wewehan. Maka, kalau sedang "musim" sedekah bumi seperti sekarang ini, jangan heran kalau orang-orang bisa mendapatkan banyak sekali berkat weweh.

"Saya banyak dapat wewehan saudara dari desa lain juga. Kemarin, sehari sempat dapat delapan wewehan karena memang sedang musimnya," ungkapnya, lalu tersenyum lebar. "Ya, senang (dapat wewehan), meski bingung habisinnya gimana. Jadi, biasanya saya bagi ke tetangga juga."

Tradisi yang menarik ya, Millens? Memang sudah benar banget kalau kebahagiaan dibagi-bagi, sih! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: