BerandaTradisinesia
Minggu, 5 Feb 2022 13:07

Tradisi Ngemblok di Rembang, Kala Perempuan Meminang Laki-laki

Ilustrasi: Tradisi ngemblok, pihak perempuan melamar pihak laki-laki. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Bukannya pihak laki-laki yang melamar pihak perempuan, tradisi ngemblok di Rembang justru membuat pihak perempuan yang meminang laki-laki. Kok, menarik, ya?

Inibaru.id – Sebelum ada pernikahan, biasanya ada prosesi lamaran. Nah, di hampir semua tempat di dunia, termasuk Indonesia, yang meminang biasanya adalah dari keluarga laki-laki. Kalau di tradisi ngemblok yang ada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, malah sebaliknya, yakni pihak perempuan meminang laki-laki, lo.

Meski terlihat nggak biasa, masyarakat Rembang masih memelihara tradisi ini karena menganggapnya sebagai warisan leluhur yang harus tetap dijaga.

Lantas, sebenarnya seperti apa sih penerapan tradisi ngemblok? Sebenarnya, sih mirip dengan tradisi lamaran biasa. Pihak keluarga perempuan membawa berbagai barang, makanan, dan minuman dalam jumlah banyak. Jadi, barang-barang ini seperti jadi pengikat kepada laki-laki yang dilamar, Millens.

Yang menarik, kalau kemudian ngemblok ini gagal untuk dilaksanakan sehingga pernikahan urung untuk dilakukan. Pihak laki-laki mau nggak mau harus mengembalikan barang-barang tersebut. Kalau banyak yang sudah sampai dipakai, pasti ribet, ya?

Awalnya, ngemblok yang dilakukan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Rembang dan Kecamatan Sarang. Namun, lama-kelamaan warga kecamatan lain seperti Sluke, Sedan, dan Kragan juga melakukannya hingga sekarang.

Tahapan Tradisi Ngemblok

Tradisi ngemblok ini terdiri dari beberapa tahapan, yakni nakokake alias menanyakan, nontoni atau yang berarti melihat, dan yang terakhir adalah ngemblok itu sendiri. Jadi, pihak pelamar, dalam hal ini keluarga perempuan juga bisa bertanya terlebih dahulu ke keluarga laki-laki apakah mau untuk dilamar dan menjalaninya atau nggak, Millens.

Ilustrasi: Tradisi ngemblok alias lamaran di Rembang. (Jogjaland.net)

Kalau sudah setuju, maka sejumlah persiapan pun bisa dilakukan beberapa hari sebelum pihak keluarga perempuan dan keluarga lelaki bertemu. Yang pasti, sejumlah barang layaknya jajanan, makanan, buah-buahan, minuman, dan bahan-bahan pokok lainnya harus wajib dibawa.

Yang menarik adalah alat transportasi yang dipakai untuk membawa barang-barang tersebut. Kalau masih mengikuti tradisi, maka barang-barangnya adalah dokar, becak, atau jika masih jarak dekat, dibawa oleh pihak keluarga atau kerabat terdekat. Kalau jaraknya cukup jauh, juga bisa kok dibawa dengan kendaraan bermotor.

Namun seiring dengan waktu, ada sejumlah bawaan yang diganti. Misalnya nih, jika dulu yang dibawa adalah minuman limun, kini diganti dengan minuman bersoda yang lebih banyak dicari.

Sanksi Sosial Jika Tradisi Ini Gagal Dilaksanakan

Oya, sebelumnya kita sempat membahas soal kemungkinan tradisi ngemblok gagal, ya, Millens. Kalau sampai begini, bakal ada sanksi sosial berupa rasa malu yang bakal didapat kedua keluarga. Selain itu, pihak keluarga laki-laki harus mengganti berbagai barang yang dibawa sebagai pengikat jika merekalah yang membatalkan tradisi ini. Penggantiannya harus sepadan atau bahkan lebih banyak, lo.

Beda soal kalau yang kemudian membatalkan justru pihak perempuan, pihak laki-laki nggak punya kewajiban untuk mengembalikannya.

Hm, kamu pernah melihat sendiri tradisi ngemblok di Rembang ini, belum, nih, Millens? (Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: