BerandaTradisinesia
Senin, 2 Feb 2025 17:30

Tentang Gelang Tridatu dan Gelang Telon yang Kini Dipakai Siapa Saja

Gelang Tridatu, salah satu gelang yang sakral bagi umat Hindu Bali. (Jalanmelali)

Banyak yang menjadikan gelang tridatu sebagai aksesoris. Tapi, sejumlah orang Bali menjelaskan kalau gelang ini sebenarnya punya makna filosofi yang cukup sakral, lo.

Inibaru.id – Kamu pasti sering banget melihat anak muda yang memakai gelang ini. gelang tridatu namanya. Warnanya kombinasi merah, putih, dan hitam. Ukurannya tipis sehingga dianggap cocok untuk dijadikan aksesoris. Nah, pembahasan tentang gelang tridatu ini jadi viral gara-gara ada orang asli Bali yang membahasnya.

Orang tersebut adalah pemilik akun @yrbubblepeach di media sosial X (dulu disebut Twitter). Dalam cuitannya pada Kamis (30/1/2025), dia mengaku nggak berani memakainya karena meskipun lahir dan besar di Bali, dia bukan penganut Hindu. Sementara, bagi dia, gelang tersebut adalah gelang yang sakral bagi orang Hindu. Dia nggak pengin sembarangan memakai barang yang dianggap sakral oleh orang lain sebagai aksesoris begitu saja.

Gelang tridatu itu sakral, simbol ketaatan mereka terhadap Tuhan,” tulisnya dalam cuitan tersebut.

Ada alasan mengapa gelang tridatu memakai kombinasi tiga warna merah, putih, dan hitam. Usut punya usut, tiga warna ini adalah simbol Tri Murti, tepatnya warna merah adalah simbol dari Dewa Brahma, putih jadi simbol Dewa Siwa, dan hitam sebagai simbol Dewa Wisnu.

Lebih dari itu, tiga warna tersebut juga merupakan lambang Tri Kona alias untaian kehidupan manusia berupa utpeti alias kelahiran, stiti alias kehidupan, dan praline alias kematian. Makanya, pemakai gelang tridatu sebenarnya seperti membawa benda yang jadi pengingat mereka atas Yang Maha Kuasa.

Umat Hindu Bali kerap mengenakannya dalam ritual keagamaan. (Kompas/Antara/Mohammad Iqbal)

Saking sakralnya gelang yang dipercaya sudah eksis sejak abad ke-14 atau 15 ini di Bali, konon benang yang dipakai untuk membuat gelang tridatu harus melaui semacam proses ritual dulu sebelum dijadikan gelang.

Memang, nggak ada larangan bagi siapa saja untuk memakai gelang ini. Tapi, di kalangan umat Hindu Bali sendiri, penggunaan gelang tridatu sendiri sebenarnya ada aturannya. Sebagai contoh, gelang ini ditempatkan di pergelangan tangan kanan dan nggak boleh di tangan kiri. Untuk yang satu ini, sepertinya masih banyak yang belum paham, ya?

Gelang ini juga kerap dikenakan saat umat Hindu Bali menggelar sejumlah ritual seperti saat Galungan, Melasti, atau Kuningan. Benar-benar sakral, kan?

Menariknya, di budaya Jawa, sebenarnya juga ada gelang yang bentuknya mirip namun penyebutannya berbeda, yaitu gelang telon. Kata ‘telon’ sendiri bermakna tiga yang berasal dari tiga warna pada gelang tersebut. Bedanya, gelang ini kerap kali dikenakan oleh bayi yang baru lahir, bukannya untuk keperluan keagamaan. Fungsinya juga berbeda. Kalau menurut orang Jawa zaman dahulu sih, semacam penolak bala gitu.

Di luar kalangan Hindu Bali, banyak yang mengenakan gelang tridatu sebagai penghargaan atas budaya Bali. Ada juga yang menjadikannya sebagai aksesoris. Nggak ada yang salah dengan hal itu karena realitanya memang nggak ada larangan bagi siapa saja untuk mengenakannya. Tapi, setidaknya kini kita jadi tahu kalau gelang ini ternyata istimewa dan sakral, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025