BerandaTradisinesia
Senin, 1 Des 2024 16:43

Sendang Gede Pucung, Diyakini Jadi Asal Penamaan Pudakpayung, Banyumanik

Sendang Gede Pucung yang ada di Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang. (Googlestreetview)

Ada Sendang Gede Pucung yang menginspirasi penamaan Kelurahan Pudakpayung. Konon, di sekitar sendang, banyak tanaman pandan yang bunganya (pudak) menyerupai payung.

Inibaru.id – Nama Pudakpayung nggak hanya dikenal oleh warga Kota Semarang, melainkan juga bagi warga Ungaran, Kabupaten Semarang. Maklum, kelurahan yang masuk wilayah Kecamatan Banyumanik ini ada di perbatasan antara kedua wilayah tersebut

Sekilas, nama Pudakpayung biasa-biasa saja. Khas nama daerah di wilayah Jawa Tengah pada umumnya. Tapi, kamu tahu nggak kalau sejarah penamaan Pudakpayung terkait dengan sebuah tempat bersejarah, yaitu Sendang Gede Pucung. Seperti apa ya ceritanya?

Kamu bisa menemukan Sendang Gede Pucung di RW VIII Kelurahan Pudakpayung. Kata ‘gede’ pada nama sendang ini bermakna mata air yang keluar cukup besar dan melimpah. Sementara itu, kata ‘pucung’ bisa bermakna pohon kepayang, burung bangau berwarna putih yang berukuran kecil, serta gambaran kehidupan manusia di alam kubur, Millens.

Konon, Sendang Gede Pucung ditemukan oleh tokoh masyarakat zaman dahulu, yaitu Nyai Tayem. Makamnya sendiri bisa kamu lihat nggak jauh dari sendang tersebut. Sejak kali pertama ditemukan, air di sendang ini nggak pernah kering meski di tengah musim kemarau sekalipun dan dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat sekitar.

“Air dari Sendang Gede Pucung nggak pernah kering. Airnya pun bisa dimanfaatkan masyarakat setempat,” ungkap warga Pudakpayung Sunarmin sebagaimana dinukil dari Instagram @semarangpemkot, Jumat (14/7/2023).

Warga setempat menggelar tradisi Nguras Sendang Gede. (Jatengpos/Prast Wd)

Lantas, bagaimana bisa Sendang Gede Pucung jadi inspirasi penamaan Pudakpayung? Kalau menurut Sunarmin, hal ini gara-gara di sekitar sendang banyak tanaman pandan. Nah, bunga dari tanaman pandan ini disebut dengan istilah pudak.

“Bentuk bunga pudak mirip seperti payung. Dari situlah penamaan Pudakpayung,” jelas Sunarmin.

Karena memberikan berkah bagi banyak orang dan terkait dengan tokoh yang dihargai pada zaman dahulu, warga setempat pun rutin menggelar sejumlah tradisi di Sendang Gede Pucing setiap tahunnya. Sebagai contoh, setiap kali Jumat Pahing bulan Syaban, warga menggelar tradisi Nyadran dan Nguras Sendang Gede.

Pada tradisi yang disebut terakhir, nggak hanya pembersihan sendang yang dilakukan warga setempat secara bersama-sama, juga ada ritual penyembelihan ayam, lo. Ayam-ayam ini kemudian dimasak dan dimakan bersama-sama oleh warga setempat.

Menarik banget ya, Millens, sejarah penamaan Pudakpayung yang ternyata terkait dengan Sendang Gede Pucung, tepatnya tanaman pandan yang ada di sekitarnya. Kamu sendiri, pernah main ke sendang ini, belum? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025