BerandaTradisinesia
Selasa, 16 Des 2024 14:52

Sejarah Candy Cane, Permen Ikonik dengan Makna Mendalam di Hari Natal

Candy cane menjadi permen khas Natal. (via Dreamers)

Berawal dari abad ke-17, candy cane, permen tongkat merah-putih khas Natal, nggak hanya menjadi hiasan pohon Natal, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang sarat makna religius.

Inibaru.id - Permen berbentuk tongkat berwarna merah dan putih atau candy cane adalah salah satu simbol Natal yang ikonik. Nggak hanya menjadi hiasan pohon Natal, permen ini juga memiliki sejarah panjang yang penuh makna, berawal dari tradisi Eropa hingga menjadi bagian nggak terpisahkan dari perayaan Natal di berbagai negara.

Sejarah candy cane dimulai pada abad ke-17 di Eropa, tepatnya di Jerman. Seorang dirigen paduan suara di Katedral Cologne memperkenalkan permen berbentuk tongkat untuk menenangkan anak-anak yang ikut serta dalam kebaktian malam Natal.

Dirigen tersebut memesan permen keras berwarna putih, yang dibuat melengkung menyerupai tongkat gembala, sebagai simbol dari kisah para gembala yang mengunjungi bayi Yesus di malam kelahirannya.

Permen ini juga diberi warna putih sebagai lambang kemurnian dan kesucian Kristus. Tradisi memberikan permen ini kepada anak-anak pun menyebar ke berbagai gereja dan menjadi tradisi tahunan.

Evolusi Warna, Rasa, dan Tradisi

Permen berbentuk tongkat ini kerap dijadikan dekorasi pohon Natal. (Mashed)

Awalnya, candy cane hanya memiliki warna putih tanpa rasa tambahan. Pada abad ke-19, seorang pembuat permen asal Amerika Serikat mulai menambahkan garis merah pada candy cane, menciptakan kombinasi warna merah dan putih yang kita kenal hingga saat ini. Warna merah dipercaya melambangkan darah Yesus yang tercurah untuk umat manusia, sedangkan putih tetap melambangkan kesucian.

Selain itu, rasa mint khas permen ini mulai diperkenalkan pada periode yang sama. Rasa mint dianggap mewakili rempah mur, salah satu bahan tradisional dalam minyak pengurapan, sehingga menambah simbolisme religius pada permen ini.

FYI, Pada awal abad ke-20, sugar cane menjadi hiasan populer untuk pohon Natal di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Permen ini digantungkan di pohon sebagai simbol kelimpahan dan berkat. Di beberapa keluarga, candy cane bahkan digunakan sebagai hadiah kecil yang dibagikan saat malam Natal.

Kini, candy cane diproduksi dalam berbagai rasa dan warna, namun versi merah-putih tetap menjadi favorit, terutama selama musim Natal. Meski telah bertransformasi dari simbol religius menjadi camilan manis, candy cane tetap membawa nilai sejarah dan makna mendalam yang memperkaya semangat Natal.

Bukan hanya dijadikan dekorasi atau kudapan, candy cane juga mengingatkan umat Kristiani akan nilai-nilai kasih, pengorbanan, dan kemurnian. Bentuk tongkatnya yang menyerupai huruf "J" juga sering diinterpretasikan sebagai inisial dari nama Yesus. Dengan begitu, candy cane bukan hanya permen, tetapi juga bagian dari tradisi Natal yang penuh pesan moral dan spiritual.

Betewe, kamu sudah menggantungkan candy cane di pohon Natal tahun ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: