BerandaTradisinesia
Senin, 7 Mei 2023 15:00

Sangkrah, Kelurahan yang Jadi Pengendali Banjir di Solo Sejak Zaman Penjajahan

Salah satu kanal di Kelurahan Sangkrah, Solo. (Jpnn/Romensy Augustino)

Kelurahan Sangkrah yang ada di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, punya sejarah panjang sejak zaman penjajahan. Kabarnya, di kelurahan tersebutlah, banjir di Solo bisa dikendalikan.

Inibaru.id – Dari sekian banyak kelurahan yang ada di Kota Surakarta, Sangkrah bisa jadi punya sejarah yang cukup unik. Bagaimana nggak, kelurahan yang berlokasi di Kecamatan Pasar Kliwon ini dikenal sebagai area pengendali banjir di Solo sejak zaman penjajahan Belanda.

Sangkrah dilalui tiga sungai di Solo, yaitu Bengawan Solo, Pepe, dan Kecing. Pada zaman penjajahan, sungai tersebut sering dipakai para pedagang untuk mencapai pasar-pasar yang ada di Solo.

Karena dilalui tiga sungai penting sekaligus, wajar jika Sangkrah kemudian dijadikan wilayah pengendali banjir di solo. Hal ini dibenarkan oleh Komunitas Sejarah Solo Societeit.

“Di Babad Giyanti, disebut kata Bengawan Sangkrah saat proses pencarian lokasi ibu kota kerajaan. Dulunya, Sangkrah ini adalah bagian dari sungai besar,” ucap pendiri Solo Societeit Heri Priyatmoko sebagaimana dikutip dari Detik, Senin (27/12/2021).

Semua berubah sejak Pakubuwono IV memerintah pada 1788-1820. Kawasan Sangkrah sampai Baturono diuruk dan berubah jadi daratan. Sungai-sungai di wilayah tersebut kemudian diatur sedemikian rupa demi mengendalikan banjir di wilayah tersebut.

Salah satu peristiwa banjir yang mampu dikendalikan di kelurahan ini adalah saat Kali Pepe meluap pada 1902, tepatnya saat Pakubuwono X memerintah. Sejak saat itu, dibangunlah kanal yang mengaitkan Sungai Pepe dengan Bengawan Solo pada 1910. Kanal tersebut masih bisa dipakai untuk mengendalikan banjir hingga sekarang, lo.

Stasiun Solo Kota di Sangkrah. (Wikipedia/© Alqhaderi Aliffianiko, Licensed with CC BY-SA 4.0.)

Pada masa pemerintahan yang sama pula, terjadi modernisasi besar-besaran di Solo. Selain trem, kereta api juga beroperasi di Solo.

Nah, mengingat Sangkrah sudah populer menjadi salah satu pusat ekonomi akibat adanya sungai-sungai besar yang dipakai pada pedagang untuk mendistribusikan barang, didirikanlah Stasiun Solo Kota pada 11 Juni 1920. Stasiun ini jadi penghubung Solo dan Wonogiri yang ada di sisi selatan.

Berkat adanya stasiun di Solo, banyak pedagang yang ada di pedesaan yang nggak lagi kesulitan menjual hasil buminya di Solo.

“Menggeliatnya ekonomi di sekitar stasiun membuat Pasar Sangkrah berdiri di bagian barat stasiun,” ungkap dosen jurusan sejarah dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tersebut.

Bahkan, saking ramainya kegiatan ekonomi di Sangkrah, sejumlah pabrik berdiri di masa penjajahan. Salah satu yang paling populer adalah pabrik limun De Hoop yang menjual minuman bersoda. Sayangnya, pabrik ini berhenti pada masa pemerintahan Orde Baru, tepatnya pada 1980 lalu. Bangunannya masih berdiri sampai sekarang.

“Bangunannya sempat jadi pabrik sabun. Tapi kini digunakan sebagai gudang elektronik,” jelas Heri.

Wah, nggak nyangka ya, Millens, sebuah kelurahan di Solo ternyata punya sejarah besar yang asyik untuk diikuti. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024