BerandaTradisinesia
Jumat, 31 Mar 2022 21:07

Pohon Sawo dan Jaringan Loyalis Pangeran Diponegoro

Pohon sawo sebagai simbol perlawanan dan jaringan loyalis Pangeran Diponegoro. (Devianart)

Sawo yang ditanam di pelbagai rumah, pesantren, dan masjid, ternyata nggak hanya berfungsi sebagai peneduh. Ini merupakan simbol jaringan loyalis Pangeran Diponegoro.

Inibaru.id – Jaringan ulama dan santri yang loyal pada Gerakan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda lahir di banyak pesantren yang tersebar di Jawa. Nggak hanya itu, pesan tersirat juga ditanam oleh Pangeran Diponegoro dengan meminta kiai menanam pohon sawo.

Pohon sawo merupakan tanda jaringan Pangeran Diponegoro. Jika ditemukan pohon sawo di dekat rumah atau tempat tertentu, bisa dipastikan mereka adalah pendukungnya.

Semua bermula dari perlawanan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa. Perang melawan Belanda ini berlangsung kurang lebih lima tahun. Sepak terjang sang Pangeran sukses membuat Belanda kelabakan. Mereka pun memakai siasat lain yaitu dengan berunding.

Sayangnya, Pangeran Diponegoro enggan melakukan diskusi dengan Belanda. Baginya, melakukan diskusi berarti menerima kehadiran Belanda sebagai penjajah.

Nggak kehabisan akal, Belanda meminta raja-raja dan para kiai agar Pangeran Diponegoro mau bertemu. Pangeran Diponegoro menyetujuinya dengan syarat nggak ada senjata. Maklum, waktu pertemuan ini diadakan pada Hari Raya Idulfitri, sehingga agendanya murni bersilaturahmi.

Masjid Pathok Nagari Ploso Kuning, Yogyakarta dengan pohon sawo di pelatarannya. (Republika)

Lahirnya Simbol Pohon Sawo

Pertemuan berakhir dengan pihak Belanda yang ingkar, mereka datang dengan senjata yang lengkap. Pangeran Diponegoro yang nggak ingin ada perang saat momen sakral, menghadapi dengan tenang tanpa perlawanan.

Kepada Kiai Badrudin, Pangeran Diponegoro berbisik agar setelah ini untuk menanam sawo sebagai simbol jaringan mereka. Dari sini, Kiai Badrudin menyampaikannya kepada kiai lain, sehingga tersebar di pelbagai daerah di Jawa.

Pohon sawo ada dua macam, pohon sawo kecik dan sawo biasa. Yang menjadi simbol para loyalis ini adalah sawo kecik. Dengan adanya pohon tersebut, pejuang lebih mudah melakukan perlawanan serentak dan tahu mana sekutunya.

Perintah ini menyebar dengan cepat ke semua pelosok daerah dan pesantren, dalam waktu dekat pohon sawo ditanam di pesantren dan masjid-masjid. Menanam sawo kala itu sebagai lambang melawan penjajah.

Kini, sawo hanyalah pohon, bukan lagi simbol perlawanan terhadap penjajah. Bahkan, banyak pohon sawo di pesantren yang akhirnya ditebang.

Duh, sayang banget ya, pohon bersejarah ini hilang begitu saja, Millens? (Rep/IB31/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: