BerandaTradisinesia
Sabtu, 18 Nov 2022 20:43

Njoo Lay Wa dan Awal Babak Terakhir Kerajaan Majapahit

Candi Bajang Ratu, bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit. (Instagram/Izzulatuconsina)

Meskipun pernah menguasai hampir seluruh Nusantara, Kerajaan Majapahit menghadapi akhir kejayaannya dan kemusnahannya juga sebagai kerajaan Hindu – Budha di Jawa.

Inibaru.id - Majapahit adalah kerajaan terbesar yang mencapai masa kejayaannya pada era Raja Hayam Wuruk (1350-1389) berkat dukungan mahapatih Gajah Mada.

Namun, meskipun menjadi kerajaan yang kuat dan memiliki wilayah kekuasaan yang luas, nggak menutup kemungkian kerajaan tersebut bakal tamat riwayatnya.

Wafatnya Gajah Mada pada 1364 membuat Hayam Wuruk limbung. Keruntuhan Majapahit pun mulai terlihat.

Pasca-kemunduran Hayam Wuruk dari kepemimpinannya, sistem pemerintahan di Kerajaan Majapahit menjadi nggak teratur dan mulai timbul berbagai macam perselisihan baik di dalam maupun di luar lingkungan kerajaan.

Awal Babak Terakhir Kerajaan Majapahit

Relief Mahapatih Gajah Mada. (Wikipedia)

Dikutip dari buku Runtuhnya Kerajaan Hindu – Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (14/11/2022), setidaknya setelah era Hayam Wuruk berakhir ada tiga belas raja Majapahit yang memimpin Majapahit sebelum akhirnya kerajaan ini menjadi bawahan Demak.

Pada saat Kertabhumi menjadi raja, Majapahit ditaklukkan oleh Penembahan Jin Bun alias Raden Patah dari Demak. Raden Patah adalah anak dari Kertabhumi hasil perkawinan dengan putri Tiongkok bernama Siu Ban Ci yang dibuang ke Palembang.

Raden Patah kecewa karena ayahnya takluk kepada Girindrawardhana yang kemudian berkuasa di Majapahit dengan gelar Brawijaya VI (1478-1498). Kala itu Jin Bun atau Raden Saleh bersama dengan Raden Kusen yang dikenal dengan Jin Bun melakukan penyerbuan ke Kerajaan Majapahit. Keduanya berhasil merongrong kekuatan Majapahit dari dalam.

Njoo Lay Wa pemimpin Majapahit keturunan Tionghoa

Semasa pemerintahan Kertabhumi, kerajaan sempat jatuh menjadi negara bawahan Demak dan Kerthabumi pun dibawa ke Demak. Namun, ia tetap diperlakukan secara baik karena Kertabhumi merupakan ayah Raden Patah penguasa demak kala itu.

Yang menarik, setelah menjadi bawahan Demak, sebuah dokumen dari kelenteng Sam Po Kong menyebutkan Kerajaan Majapahit konon pernah diperintah oleh seorang keturunan Tionghoa. Penguasa tersebut bernama Njoo Lay Wa (1478 – 1486) yang diangkat sebagai bupati di Majapahit menggantikan Raja Kertabhumi yang ditahan dan dibawa ke Demak. Njoo Lay Wa dipilih dan diangkat langsung oleh Raden Patah.

Sayangnya pengangkatan Njoo Lay Wa sebagai penguasa di Majapahit ditentang oleh rakyat Majapahit. Dilansir dari Oke Zone (13/11/2022), pemberontakan yang terjadi di Majapahit terkesan layaknya ajang balas dendam orang-orang Majapahit terhadap orang-orang Tionghoa. Penguasa Njoo konon terbunuh di pusat Majapahit pada tahun 1485.

Beberapa tahun kemudian, Kerajaan Majapahit digantikan lagi kepemimpinannya oleh Girindrawardhana yang memerintah pada 1527 M. Semasa pemerintahannya Majapahit beralih pusat kerajaannya dari Trowulan (Mojokerto) ke Daha (Kediri).

Giridrawardhana melakukan berbagai upaya seperti melakukan hubungan dagang dengan Malaka dan Portugis. Bahkan, ia sempat melawan kembali kerajaan Demak. Namun, pada akhirnya kekuasaan yang dipertahankannya berujung pada kemusnahan Kerajaan Majapahit sebagai Kerajaan Hindu-Budha di Jawa.

Wah sungguh tragis ya akhir dari Kerajaan yang pernah menguasai Nusantara itu, Millens. (Fatkha Karinda Putri/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: