BerandaTradisinesia
Kamis, 18 Des 2024 09:53

Menggantikan Tugu Jamban, Seberapa Penting Nyi Pandansari bagi Warga Boja?

Patung Nyi Pandansari saat diarak menuju lokasi yang dulu dikenal sebagai Tugu Jamban. (YouTube/ELPHAMACHANNELMedia)

Setelah puluhan tahun kedatangan kita ke Boja disambut Tugu Jamban, kini monumen ikonik itu diganti menjadi Patung Nyi Pandansari. Siapa dia?

Inibaru.id – Monumen ikonik berwarna merah dan biru yang sering disebut Tugu Jamban telah menjadi bagian dari Kabupaten Kendal sejak 1990. Namun, pada akhir tahun ini, tugu yang berlokasi di tengah persimpangan jalan utama di Desa Boja, Kecamatan Boja, tersebut diganti menjadi Patung Nyi Pandansari.

Ditempatkan tepat di lokasi Tugu Jamban berdiri, proses pembangunan Patung Nyi Pandansari telah dilakukan sejak 11 September 2024 dengan menggunakan anggaran dana desa setempat, dengan tujuan untuk mempercantik kota. Pertanyaannya, kenapa patung Nyi Pandansari yang dipilih?

Siapakah Nyi Pandansari

Orang Kendal dan sekitarnya perlu tahu, nih! Nyi Pandansari adalah adik dari pendiri Semarang, Ki Ageng Pandan Arang. Keduanya merupakan anak dari Pati Unus alias Pangeran Sabrang Lor (1488-1521) yang dikenal sebagai raja kedua dari Kesultanan Demak.

Alkisah, alih-alih menjadi penerus kepemimpinan kerajaan, kedua anak Pati Unus memilih "jalan ninja"-nya sendiri-sendiri. Ki Ageng Pandan Arang (juga disebut Pandanaran) memilih syiar Islam di wilayah berpohon asam yang tumbuh jarang-jarang, yang kemudian dikenal sebagai Semarang.

Tugu Jamban yang sudah eksis sejak 1990 digantikan dengan Patung Nyi Pandansari. (Googlestreetview)

Layaknya sang kakak, Nyi Pandansari juga ikut menyebarkan Islam. Bersama dengan pengawalnya yakni Wonobodro serta Wonosari, Nyi Pandansari syiar sisi selatan Semarang, tepatnya di lokasi yang kini dikenal sebagai Sekaran, Kecamatan Gunungpati, tempat Universitas Negeri Semarang (Unnes) berada.

Di wilayah itu, Nyi Pandansari bertemu dengan Ki Dhapuraja dari Kesultanan Cirebon, tepatnya di sebuah pesantren yang diasuh Ki Jiwaraga. Keduanya kemudian menikah nggak lama kemudian.

Menyebarkan Islam hingga Boja

Pasangan Ki Dhapuraja dan Nyi Pandansari kemudian menyebarkan Islam sampai ke wilayah Boja, Kendal. Di sana, mereka juga sempat membuat saluran air dari Sendang Sembrayut. Aliran air ini kemudian diberi nama Sedapu yang menginspirasi julukan bagi Nyi Pandansari, yaitu Nyai Sedapu.

Putra dari salah seorang pengawal Nyi Pandansari, yaitu Ki Wonosari, dikenal dengan nama Kiai Boja. Kiai Boja inilah yang kemudian meneruskan tugas Nyi Pandansari menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut dan akhirnya menginspirasi penamaan Boja di Kendal, Millens.

Nah, karena dikenal sebagai tokoh pertama yang menyebarkan Islam di Boja, Nyi Pandansari pun sangat dihargai warga. Maka, wajar jika akhirnya tokoh ini diabadikan dalam sebentuk patung. Terlebih, sebelumnya kirab Nyi Pandansari juga rutin digelar pada momen Tahun Baru Islam atau Syawalan.

“Nyi Pandansari merupakan tokoh penyebar agama Islam di Boja dan sekitarnya. Warga sangat menghormatinya,” ungkap Kepala Desa Boja Rofiq Anwar sebagaimana dilansir dari Halosemarang, (30/4/2024).

Menarik juga ya, sejarah di balik patung Nyi Pandansari di Boja, Kendal ini? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cerita Mereka yang Pindah ke Kota Semarang untuk Kehidupan yang Lebih Sehat

15 Des 2024

Bubur Lezat Mbak Las Kota Semarang, Surga Penggemar Kuliner Bubur

15 Des 2024

Mengungkap Ketokohan Brawijaya, Fiktif atau Nyata?

15 Des 2024

Libur Nataru, Gunung Bromo Bakal Tutup Sehari

15 Des 2024

Mengapa saat Terbang Ponsel Harus Dalam Mode Pesawat?

15 Des 2024

Punya Rasa Manis, Apa Dampak Makan Ubi Cilembu untuk Gula Darah?

15 Des 2024

Kuliner Pedas dan Mantap di Warung Pecel Bu Gik Semarang

16 Des 2024

Lima Napi Bali Nine Dipulangkan ke Australia; Yusril: Mereka Tetap Narapidana

16 Des 2024

Rumah Pemujaan Dewi Samudra dan Klenteng Tertua di Lasem: Tjoe An Kiong

16 Des 2024

Indahnya Wisata Musim Dingin di Otaru, Jepang

16 Des 2024

Sejarah Candy Cane, Permen Ikonik dengan Makna Mendalam di Hari Natal

16 Des 2024

Isu Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD, Ide Positif atau Kemunduran Demokrasi?

16 Des 2024

Jateng Raih Dua Penghargaan di ABBWI 2024; Strategi Pariwisata Sukses Bawa Wisatawan

17 Des 2024

Catat Baik-Baik, Cuti Bersama dan Libur Sekolah pada Libur Nataru Kali Ini!

17 Des 2024

Benarkah Bikin SIM di Bulan Desember 2024 Gratis?

17 Des 2024

Serunya Wisata Air di Situ Tirta Marta Purbalingga

17 Des 2024

Menghadapi 'Curving Relationship', Apa yang Harus Dilakukan?

17 Des 2024

Begini Cara Dapatkan Diskon 50 Persen Tarif Listrik pada Januari-Februari 2025

17 Des 2024

Stok Pangan Nataru Dipastikan Aman, Masyarakat Jateng Diimbau Nggak 'Panic Buying'

17 Des 2024

Menggantikan Tugu Jamban, Seberapa Penting Nyi Pandansari bagi Warga Boja?

18 Des 2024