Inibaru.id – Monumen ikonik berwarna merah dan biru yang sering disebut Tugu Jamban telah menjadi bagian dari Kabupaten Kendal sejak 1990. Namun, pada akhir tahun ini, tugu yang berlokasi di tengah persimpangan jalan utama di Desa Boja, Kecamatan Boja, tersebut diganti menjadi Patung Nyi Pandansari.
Ditempatkan tepat di lokasi Tugu Jamban berdiri, proses pembangunan Patung Nyi Pandansari telah dilakukan sejak 11 September 2024 dengan menggunakan anggaran dana desa setempat, dengan tujuan untuk mempercantik kota. Pertanyaannya, kenapa patung Nyi Pandansari yang dipilih?
Siapakah Nyi Pandansari
Orang Kendal dan sekitarnya perlu tahu, nih! Nyi Pandansari adalah adik dari pendiri Semarang, Ki Ageng Pandan Arang. Keduanya merupakan anak dari Pati Unus alias Pangeran Sabrang Lor (1488-1521) yang dikenal sebagai raja kedua dari Kesultanan Demak.
Alkisah, alih-alih menjadi penerus kepemimpinan kerajaan, kedua anak Pati Unus memilih "jalan ninja"-nya sendiri-sendiri. Ki Ageng Pandan Arang (juga disebut Pandanaran) memilih syiar Islam di wilayah berpohon asam yang tumbuh jarang-jarang, yang kemudian dikenal sebagai Semarang.
Layaknya sang kakak, Nyi Pandansari juga ikut menyebarkan Islam. Bersama dengan pengawalnya yakni Wonobodro serta Wonosari, Nyi Pandansari syiar sisi selatan Semarang, tepatnya di lokasi yang kini dikenal sebagai Sekaran, Kecamatan Gunungpati, tempat Universitas Negeri Semarang (Unnes) berada.
Di wilayah itu, Nyi Pandansari bertemu dengan Ki Dhapuraja dari Kesultanan Cirebon, tepatnya di sebuah pesantren yang diasuh Ki Jiwaraga. Keduanya kemudian menikah nggak lama kemudian.
Menyebarkan Islam hingga Boja
Pasangan Ki Dhapuraja dan Nyi Pandansari kemudian menyebarkan Islam sampai ke wilayah Boja, Kendal. Di sana, mereka juga sempat membuat saluran air dari Sendang Sembrayut. Aliran air ini kemudian diberi nama Sedapu yang menginspirasi julukan bagi Nyi Pandansari, yaitu Nyai Sedapu.
Putra dari salah seorang pengawal Nyi Pandansari, yaitu Ki Wonosari, dikenal dengan nama Kiai Boja. Kiai Boja inilah yang kemudian meneruskan tugas Nyi Pandansari menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut dan akhirnya menginspirasi penamaan Boja di Kendal, Millens.
Nah, karena dikenal sebagai tokoh pertama yang menyebarkan Islam di Boja, Nyi Pandansari pun sangat dihargai warga. Maka, wajar jika akhirnya tokoh ini diabadikan dalam sebentuk patung. Terlebih, sebelumnya kirab Nyi Pandansari juga rutin digelar pada momen Tahun Baru Islam atau Syawalan.
“Nyi Pandansari merupakan tokoh penyebar agama Islam di Boja dan sekitarnya. Warga sangat menghormatinya,” ungkap Kepala Desa Boja Rofiq Anwar sebagaimana dilansir dari Halosemarang, (30/4/2024).
Menarik juga ya, sejarah di balik patung Nyi Pandansari di Boja, Kendal ini? (Arie Widodo/E10)