BerandaTradisinesia
Senin, 3 Nov 2019 10:55

Tentang Ngalangi, Tradisi Masyarakat Gunungkidul untuk Ungkapkan Rasa Syukur

Tentang Ngalangi, Tradisi Masyarakat Gunungkidul untuk Ungkapkan Rasa Syukur

Prosesi kirab budaya Ngalangi di Gunungkidul. (Visitingjogja)

Rasa syukur atas hasil laut yang melimpah di Desa Jitepu dilakukan warga setempat dengan menggelar tradisi Ngalangi. Apakah itu?

Inibaru.id – Ada banyak tradisi untuk mengungkapkan rasa syukur di Yogyakarta. Setiap wilayah, nggak terkecuali Kabupaten Gunungkidul, pun memiliki tradisi unik, yakni Ngalangi.

Eits, nggak semua masyarakat Gunungkidul melakukan tradisi ini, lo. Ngalangi biasanya dilakukan masyarakat yang tinggal di kawasan pantai selatan.

Masyarakat Desa Jepitu di Kecamatan Girisubo-lah yang menggelar tradisi ini setiap tahun. Ngalangi biasanya dilakukan usai musim panen atau menjelang musim kemarau.

Tradisi Ngalangi. (Paketwisata)

Seperti kebiasaan orang Jawa yang mempertimbangkan hari baik dan hari buruk, tradisi ini biasanya digelar pada Kamis Wage.

 

Kirab yang dimulai pukul 09.00 WIB ini diikuti oleh masyarakat dan nelayan. Menggunakan pakaian adat Jawa, peserta pun menjunjung sesajian untuk dibawa ke Pantai Wediombo. Supaya makin meriah, kelompok kesenian lokal turut hadir pula dalam barisan. Hm, bisa dibayangkan kan seseru apa tradisi ini?

Setiba di Pantai Wediombo, peserta menyisiri bibir pantai hingga tiba di Pelataran Semar. Pelataran ini menjadi pelataran yang disakralkan.

Warga kemudian menaruh sesajian mereka di sana dan mengelilingi pelataran. Nah, di sana ada sebuah pohon tua yang juga dikeramatkan, Millens. Tokoh adat setempat membuka acara dengan berdoa bersama.

Prosesi makan bersama. (Budayajawa)

Setelah berdoa, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Sesajian berisi aneka lauk seperti tempe, telur, ikan, dan lain-lain dinikmati hingga nggak bersisa. Usai makan, barulah prosesi melarungkan sesaji dimulai. Sesaji ini tentu saja ditujukan untuk Nyi Roro Kidul selaku penguasa lautan.

Kalau pengin menyaksikan Ngalangi, datang saja ke Desa Jepitu. Usai makan di sana, jangan lupa ikut membantu membersihkan sampahnya ya. (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025