BerandaTradisinesia
Rabu, 26 Jun 2018 16:41

Menggoda "Singa-Singa" Kesurupan di Kendal

Pemain barongan sedang beraksi. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Generasi millenials seringnya dianggap nggak peduli dengan pertunjukan kesenian tradisional daerahnya. Namun, tak demikian dengan sejumlah pemuda ini. Dengan penuh keseriusan, para pemuda asal Kendal, Jawa Tengah, itu terus menekuni seni pertunjukan barongan yang saat ini kian langka.

Inibaru.id – Beberapa lelaki di balik topeng menyeramkan dan kostum menyerupai singa bergerak lincah. Mereka beratraksi. Sesekali, warga yang berjubel menonton dibuat histeris ketika “sosok” ini mendekat. Ya, mereka tengah memainkan barongan, pertunjukan seni tradisional yang banyak dimainkan di Jawa, salah satunya di Kabupaten Kendal.

Dalam bahasa Jawa, kata “barong” berarti singa. Di Kendal, barongan masih menjadi tontonan yang menarik, lo, Millens. Nggak sedikit warga yang rela berjubel di bawah terik matahari demi menyaksikan barongan. Bahkan, anak-anak nggak segan untuk ikut menari.

Interaksi antara penonton dan barongan memang terjalin mesra dalam seni pertunjukan tersebut. Sesekali penonton menjahili barongan. Nah, saat si barongan terusik dan mencoba mengejar, para penonton akan berlarian ke sana ke mari sambil tertawa lepas. Hm, seru!

Anak-anak bersemangat mengganggu barongan. (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Salah satu grup kesenian barongan di Kendal adalah Cahyo Lestari Budoyo (CLB). Kelompok yang dibentuk oleh Rifki Nur Firdaus sejak 2017 itu biasanya mengisi acara-acara seperti pernikahan, pesta kesenian, atau ruwatan di kabupaten yang berbatasan dengan Kota Semarang itu.

Oya, satu barongan terdiri atas dua orang. Dengan lincah mereka beratraksi. Terkadang dalam pertunjukan tersebut barongan juga mengalami kesurupan. Ini menjadi bagian dari atraksi. Namun, tenang, meski kesurupan, kamu bisa tetap aman menonton pertunjukan itu, kok.

Selain pemain barongan, dalam pertunjukan biasannya juga ada sosok Setanan. Dia biasa memakai topeng berwajah lucu atau seram. Tugasnya menggoda si barongan supaya marah.

Pertunjukan barongan diiringi oleh alat musik tradisional seperti gamelan dan kendang, plus sindennya juga.

Setanan yang selalu berusaha menggoda si barong (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Nggak ada data yang pasti sejak kapan kesenian barongan ada di Kendal. Namun, Rifki Nur Firdaus, mengatakan, pemain barongan tertua di Kendal saat ini sudah berumur 97 tahun lo. Pemain tersebut, ungkap Rifki, adalah anggota grup kesenian Singo Krido Budoyo dari Kecamatan Weleri, Kendal.

Rifki bersyukur dirinya masih bisa melestarikan budaya tradisional tersebut. Menurutnya, generasi sekarang memang banyak yang abai terhadap budaya daerahnya. Dia bahkan mengaku merasakan sendiri hal tersebut. 

“Yap, saya saja susah mencari anggota baru. Namun, beruntung, ada saja anak muda yang mau gabung," ungkap pemuda 24 tahun tersebut kepada Inibaru.id, belum lama ini.

Seorang penabuh gamelan yang mengiringi pertunjukan barongan (Inibaru.id/Hayyina Hilal)

Kendati sulit, dia memang selalu beruntung mendapatkan anggota baru. Cara rekrutmennya juga gampang. Dia biasanya mengamati anak muda yang antusias mengikuti pertunjukan barongan atau mencoba memainkannya.

"Kalau permainan mereka bagus, saya tawari gabung CLB," ujarnya.

Rifki mengaku, bermain barongan adalah sebuah kebanggaan.

"Nggak perlu malu lah. Ini kan nguri-uri budaya,” pungkas dia.

Yap, benar banget. Andaikan ada banyak Rifki di negeri ini, mungkin kesenian daerah nggak bakal ada yang musnah kali ya, Millens. Kamu mau seperti dia juga? (Mayang Istnaini/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025