BerandaTradisinesia
Rabu, 27 Feb 2024 06:21

Lokasi Perjanjian Giyanti, Tempat Perpisahan Surakarta dan Yogyakarta

Situs Perjanjian Giyanti di Karanganyar. (Wikipedia/Kembangraps)

Di sebuah taman yang mirip seperti makam kuno, Perjanjian Giyanti yang memisahkan Surakarta dan Yogyakarta ditandatangani. Uniknya, lokasi tempat perjanjian ini justru nggak di tengah-tengah kedua wilayah tersebut, melainkan di Karanganyar.

Inibaru.id – Sama-sama menjadi pewaris Kerajaan Mataram, nyatanya Surakarta dan Yogyakarta punya keraton dan pemerintahannya sendiri. Banyak orang yang penasaran bagaimana keduanya bisa terpisah. Nah, terkait dengan hal ini, sejarah mencatat adanya penandatanganan Perjanjian Giyanti.

Perjanjian Giyanti atau dikenal dengan Verdrag van Gijanti ditandatangani pada 13 Februari 1755 yang isinya adalah pembagian kekuasaan Kesultanan Mataram untuk Sunan Pakubuwana III serta Pangeran Mangkubumi (kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwana I setelah pernjanjian tersebut).

Tempat di mana perjanjian ini ditandatangani adalah di Dusun Kerten, Desa Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah. Orang Belanda menyebut Desa Janti dengan ejaan mereka sehingga menjadi Gijanti, Millens.

Perjanjian ini dibuat pada masa berkobarnya Perang Tahta Jawa Ketiga pada 1749 sampai 1757. Kala itu, Sunan Pakubuwana II dianggap bersalah karena mendukung pemberontakan masyarakat Tionghoa melawan penjajah Belanda. Dampak dari hal ini adalah VOC mencaplok wilayah Mataram di pantai utara (Pantura) Jawa serta Madura.

Setelah Sunan Pakubuwana II tutup usia, putranya, Sunan Pakubuwana III naik tahta. Namun, dia jadi raja berkat pengaruh besar dari Belanda. Adik Sunan Pakubuwana II, yaitu Pangeran Mangkubumi, nggak puas dengan hal ini dan bergabung dengan Pangeran Sambernyawa untuk melakukan pemberontakan terhadap Sunan Pakubuwana III.

Di batu inilah, Perjanjian Giyanti ditandatangani. (Nationalgeographic/Mohammad Yudik Al Faruq)

Untuk memadamkan peperangan ini, Perjanjian Giyanti pun diadakan pada 1755 dan kemudian diikuti dengan Perjanjian Salatiga pada 1757. Dari perjanjian inilah, Surakarta dan Yogyakarta kemudian memiliki pemerintahannya masing-masing. Pakubuwana III memerintah Mataram sebelah timur atau yang kini lebih dikenal sebagai Surakarta. Sementara itu, Pangean Mangkubumi memerintah Mataram di sisi barat alias Yogyakarta.

FYI aja nih, lokasi ditandatanganinya Perjanjian Giyanti masih eksis hingga sekarang lo. Situsnya berjarak kurang lebih 6 kilometer ke arah tenggara dari Alun-alun Karanganyar.

Sayangnya, banyak orang yang nggak menyadari kalau situs ini adalah situs bersejarah. Banyak warga yang bahkan mengira jika Situs Perjanjian Giyanti adalah makam kuno. Maklum, di situs tersebut, kamu bisa melihat tiga pohon beringin yang berada di dalam pagar keliling.

Untungnya, kalau kamu pengin datang ke sana, nggak bakal ditarik biaya masuk. Di situs tersebut, juga terdapat area parkir dan toilet yang cukup terawat. Suasana di sekitar situs yang rindang sangat cocok untuk dijadikan tempat piknik atau bersantai.

Kalau kamu cermat, bakal melihat sebuah batu bulat yang cukup besar yang tertutupi akar pohon. Di permukaan batu yang sekilas mirip dengan meja itulah, Perjanjian Giyanti ditandatangani.

Nggak disangka ya, Millens. Ternyata Perjanjian Giyanti ditandatangani di sebuah tempat yang tidak disangka-sangka. Padahal, dampak dari perjanjian ini cukup besar, yaitu terpisahnya Surakarta dan Yogyakarta hingga sekarang. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024