BerandaTradisinesia
Senin, 9 Mei 2021 09:10

Kitab Persetubuhan Assikalaibineng, Bacaan Wajib Perempuan dan Lelaki Dewasa di Bugis

Kitab Persetubuhan Assikalaibineng, Bacaan Wajib Perempuan dan Lelaki Dewasa di Bugis

Pernikahan adat Bugis. (Klimg.com)

Di Bugis, kitab Assikalaibineng sudah seperti bacaan wajib bagi laki-laki dan perempuan yang cukup usia. Kitab ini mengajarkan persebadanan ala orang Bugis yang konon dapat membuat perempuan mendapat kepuasan.

Inibaru.id – Kamu mungkin sudah nggak asing lagi dengan Kamasutra atau Serat Centhini, tapi bagaimana dengan Assikalaibineng? Buku ini nggak jauh-jauh dari pembahasan hubungan seksual manusia dari yang paling dasar hingga tata cara berhubungan suami istri ala Bugis.

Muhlis Hadrawi, salah seorang filolog asal Makassar adalah orang yang berjasa dalam membukukan manuskrip kuno ini. Catatan ini berasal dari lontara Bugis-Makassar. Semua dilakukan demi mengetahui bagaimana orang-orang dahulu memandang seksualitas. Bukunya, Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis merupakan buah penelitian tesisnya di Universitas Indonesia (UI).

Muhlis mengungkapkan jika seksualitas merupakan salah satu bagian paling penting dalam kehidupan manusia. Baginya, seks adalah kebutuhan dasar manusia. Kisah Nabi Adam yang memiliki kebutuhan lain selain makan dan minum yaitu memiliki pendamping ikut menguatkan pendapatnya. Kisah ini nggak cuma ada dalam kepercayaan Islam tapi juga kitab I Lagaligo (kitab masyarakat Bugis).

Seks bukan cuma urusan biologis tapi juga berkelindan dengan hal lain seperti spiritualitas dan sistem sosial yang sumbernya dari pengetahuan agama dan budaya.

Ketika kamu membaca kitab ini, mungkin akan heran karena Assikalaibineng sangat menonjolkan sisi Islam yang kental. Padahal, kitab ini asli Bugis. Isinya, ditulis dalam bahasa Bugis dan huruf lontara, sementara ada sebagian yang ditulis dalam bahasa Arab. Penjelasannya tetap dalam konteks Islam.

Perpaduan antara Islam dan Bugis menyiratkan bahwa teks ditulis ketika Islam sudah datang di Nusantara. Contohnya, dalam salah satu bagian dijelaskan jika hendak berhubungan seksual, suami istri harus mengawalinya dengan berwudu, membaca ayat suci Alquran, dan berzikir.

Melampaui Zamannya

Isi kitab Assikalaibineng disebut-sebut melampaui zaman. (IDNTimes/MuhammadNurAbdurrahman)
Isi kitab Assikalaibineng disebut-sebut melampaui zaman. (IDNTimes/MuhammadNurAbdurrahman)

Jauh sebelum era modern, orang-orang Bugis sudah menemukan ilmu yang dapat menjelaskan perilaku hubungan seksual yang berkualitas. Mereka mampu menjelaskan dengan lebih detail bagian intim tubuh perempuan, Millens.

Bukan cuma itu, Assikalaibineng juga memuat panduan cara mendapatkan anak yang sesuai keinginan orang tuanya. Mau anak berkulit putih atau hitam, laki-laki atau perempuan, semua ada panduannya.

Kamu perlu tahu kalau pembahasan seksualitas dalam Assikalaibineng menyentuh bagian yang sangat kompleks. Pada bagian awal teks, bahasa dan istilah yang digunakan dibongkar terlebih dulu. Misalnya nih, menjelaskan organ seksual laki-laki yang terdiri atas tiga bagian yaitu mulut (timu), tangan (jari), dan zakar (kalamung).

Ketiga organ tersebut difungsikan secara secara bersamaan baik dalam posisi baring, duduk, atau tubuh saling merapat. Kitab ini menjelaskan secara runut bagaimana ketiga organ tersebut bekerja hingga sampai pada titik orgasme.

Konon, teknik tersebut dianggap sebagai gaya yang sangat istimewa, sehingga menjamin kepuasan bagi perempuan. O ya, kaum hawa mungkin akan menyukai kitab ini karena di dalamnya memuat adab-adab yang "condong" ke perempuan.

Misalnya, suami nggak seharusnya memaksakan kehendak kepada istri, nggak membangunkan istri hanya untuk dilayani berhubungan badan ketika istri capai, nggak memunggungi atau pindah kamar usai bercinta dengan istri, dan masih banyak hal lainnya. Tujuannya, agar istri nggak merasa hanya dijadikan alat pemuas nafsu.

Hm, menarik ya, Millens. Kamu tertarik baca juga? (Lon,Boo/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025