BerandaTradisinesia
Jumat, 6 Okt 2022 11:05

Kampung Batik Semarang, Tempat Wisata Menarik dengan Sejarah Kelam

Mural di Kampung Batik Semarang. (Detiktravel)

Warga Semarang nggak perlu jauh-jauh pergi ke Solo, Yogyakarta, atau Pekalongan untuk belajar tentang batik. Cukup datang ke Kampung Batik Semarang, siapa saja bisa belajar membatik sekaligus mencari tahu sejarah kampung batik yang kelam.

Inibaru.id – Nggak perlu sampai harus ke Pekalongan, Solo, atau Jogja, untuk mempelajari lebih dalam tentang batik. Kalau kamu tinggal di sekitar Kota Semarang, cukup datang ke Kampung Batik Semarang. Di sana, ada banyak hal menarik yang bisa kamu pelajari.

Kampung Batik bisa kamu temui di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur. Lokasinya persis di seberang Museum Kota Lama. Jadi, kalau kamu sedang berwisata di Kawasan Kota Lama, jangan pernah lewatkan deh kampung ini.

Konon, kawasan tersebut memang sudah dikenal sebagai sentra kerajinan batik di era kolonial. Bahkan, dulu banyak saudagar batik dari kota-kota lain yang singgah ke sana sebelum memutuskan untuk memasarkan batik ke luar Jawa.

“Pada zaman kolonial, tepatnya 1890-an, di sini jadi lokasi menginap para saudagar batik yang hendak memasarkan batiknya ke luar Pulau Jawa,” ungkap Ketua Paguyuban Batik Semarang Eko Hariyanto seperti dikutip dari Solopos, (28/7/2021).

Korban Kekejaman Tentara Jepang

Selain punya sejarah panjang tentang batik, kawasan ini juga menyimpan sejarah kelam. Dulu, pada 17 Oktober 1945, setidaknya 200 rumah di Kampung Batik Semarang dibakar oleh tantara Jepang. Bahkan, permukiman warga yang ada di Jalan Batik Rejomulyo tanpa ampun diberondong peluru tajam.

Saat itu, Semarang memang sedang dilanda prahara Pertempuran Lima Hari. Untungnya, perjuangan masyarakat Kota Semarang nggak percuma. Pada 18 Oktobre 1945, tantara Jepang berhasil dipukul mundur. Kota Atlas tetap jadi tanah merdeka di bawah negara Indonesia.

Kampung Batik punya banyak spot Instagrammable. (IG/disbudparkotasemarang)

Meski kejadian tersebut sudah sangat lama, saksi bisu keganasan Pertempuran Lima Hari di Semarang masih tersisa di Kampung Batik Semarang. Salah satunya adalah sebuah daun pintu yang disimpan oleh Christina Riyastuti di galeri kain batik miliknya. Di daun pintu tersebut, terlihat lubang besar pada bagian tengah atas bekas berondongan peluru tantara Jepang.

“Lubang tersebut bekas peluru senapan tantara Jepang saat Pertempuran Lima hari di Semarang,” ucap perempuan berusia 52 tahun tersebut, dikutip dari Tribun Jateng, Rabu (5/10/2011).

Daun pintu tersebut dulu ada di rumah kakeknya yang memang sudah tinggal di Kampung Batik Semarang. Kala itu, kakek dan nenek Christina terus bersembunyi di dalam rumah agar nggak sampai jadi korban peluru yang terus diberondong tentara Jepang.

Saat itu pula, warga bahu-membahu berusaha memadamkan api yang dikobarkan tantara Jepang untuk membakar rumah warga. Air yang digunakan untuk memadamkan api tersebut berasal dari sumur yang juga masih bisa ditemui di Kampung Batik Semarang.

Kini, setiap tahun warga Kampung Batik Semarang menggelar Tradisi Titiran untuk mengenang kejadian terbakarnya Kampung Batik saat Pertempuran Lima Hari di Semarang. Meski untuk mengenang sejarah kelam, Christina menjamin tradisi ini bakal meriah.

“Beberapa pekan ke depan akan banyak kegiatan,” ucapnya dengan yakin.

Wah jadi penasaran ya seperti apa kemeriahan Tradisi Titiran di Kampung Batik Semarang nanti. Yuk, kita rencanakan datang ke sana, Millens! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: