Inibaru.id – Kalau kamu sedang berada di Yogyakarta dan melihat banyak gerbang dengan pintu yang beratap di setiap ujungnya, bisa jadi itu tanda kalau kamu masuk ke kawasan Kotagede, Millens.
Kotagede merupakan bekas ibukota kerajaan Mataram Islam pada masa pemerintahan Panembahan Senopati. Hingga kini, Kotagede masih tetap eksis sebagai kota lama yang bertahan dengan budaya, peninggalan sejarah, dan arsitektur bangunan kuno hingga saat ini.
Nggak perlu papan nama, kawasan Kotagede identik dengan gerbang pintu beratap yang tersebar di ujung gang-gang maupun di depan rumah warga.
Mengutip dari Kumparan (5/5/2023), gerbang pintu beratap ini nggak hanya sekedar hiasan. Erlangga Winoto, seorang Arsitek di Kota Yogyakarta mengatakan bahwa gerbang pintu beratap di Kotagede merupakan manifestasi bentukan di masa lampau yang lahir dari sebuah kesadaran bahwa untuk memasuki halaman perlu diberikan penanda.
Secara arsitektur, bangunan gerbang pintu beratap di Kotagede sangat bervariasi. Banyak sekali model arsitektur samar tinandu hingga arsitektur klasik yang sama sekali nggak terlihat arsitektur Jawanya.
Gerbang-gerbang pintu beratap di Kotagede ini menghadirkan pemandangan visual karakter kuat yang khas di lorong-lorong perkampungan Kotagede dan menjadi identitas lingkungan Kotagede.
Masih Terus Dikaji
Belum diketahui pasti apa fungsi gerbang pintu beratap di Kotagede. Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya DIY, Eko Surya Maharsono mengatakan bahwa hal ini juga masih terus digali.
Namun, menurutnya ada kemiripan antara gerbang pintu beratap yang ada di Kotagede dengan yang ada di Kawasan pecinan Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Di Lasem, gerbang pintu beratap memiliki makna tertentu, misalnya jika atapnya berbentuk melengkung ke atas biasanya diperuntukkan untuk tempat-tempat peribadatan. Hal ini dikarenakan posisi gerbang tersebut selalu satu garis lurus dengan altar atau tempat ibadah umat Tionghoa di sana.
Nggak hanya itu, gerbang pintu beratap di Lasem juga berfungsi untuk menunjukkan kondisi atau kelas sosial pemiliknya. Semakin mewah gerbangnya, maka menunjukkan kelas ekonomi dan sosial pemiliknya yang lebih tinggi.
Kalau dilihat dari peninggalan arkeologis dan toponim di Kotagede sih dapat diketahui bahwa Kotagede terdiri atas sejumlah kampung yang dihuni oleh kelompok masyarakat tertentu. Dilansir dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, kelompok masyarakat yang ada di Kotagede berhubungan dengan profesi, status sosial, atau nama seorang tokoh.
Nah,buat kamu penyuka wisata sejarah, sudah benar jika menjadikan Kotagede ke dalam daftar destinasimu ya, Millens. Di sana kamu nggak hanya bisa melihat banyak sekali gerbang pintu beratap tapi juga jejak sejarah lainnya. (Kharisma Ghana Tawakal/E10)