BerandaTradisinesia
Sabtu, 31 Mei 2024 17:00

Dongkrak Pamor Desa Wisata Gulangpongge Pati dengan Sedekah Bumi

Arak-arakan budaya warnai Sedekah bumi di Desa Wisata Gulangpongge, Pati. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Tradisi sedekah bumi di Kabupaten Pati diharapkan dapat menjadi atraksi wisata budaya yang dapat menarik wisatawan luar daerah.

Inibaru.id - Berwisata nggak melulu harus pergi ke tempat-tempat jauh yang menghabiskan banyak uang. Terkadang, pengalaman itu bisa didapatkan di sekitar kita juga, lo. Khususnya di wilayah-wilayah yang masih kental akan tradisi lokal seperti Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Pada bulan "apit", yang jatuh pada bulan antara Idulfitri dengan Iduladha seperti sekarang ini, kota yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Semarang itu biasanya menggelar tradisi sedekah bumi atau biasa disebut kabumi. Beberapa desa masih melestarikannya, termasuk di Gulangpongge.

Desa di Kecamatan Gunungwungkal yang terkenal dengan agrowisatanya ini tiap tahun menggelar tradisi sedekah bumi yang dipusatkan di lereng timur Pegunungan Muria yang berada pada ketinggian 650 mdpl.

Tahun ini, ritual tahunan tersebut digelar pada Kamis, 30 Mei 2024 lalu. Kepala Desa Gulangpongge Kuntardi mengatakan, tradisi sedekah bumi digelar sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah.

Dimeriahkan Berbagai Atraksi

Kemeriahan pawai sedekah bumi Desa Gulangpongge diikuti oleh warga desa setempat. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Perwujudan rasa syukur tersebut dirayakan dengan menggelar berbagai atraksi, mulai dari pawai budaya hingga pentas kesenian. Kuntardi mengatakan, tiap tahun aksi budaya ini selalu berhasil menarik minat ribuan pengunjung, baik warga setempat maupun wisatawan dari luar daerah.

"Karnaval budaya pagi ini ada barongan, tong tek, arak-arakan pucak, drumband, dan banyak lagi. Jadi, selamat menikmati," ujar Kuntardi dalam sambutannya, Kamis (30/5).

Menurutnya, tradisi sedekah bumi tersebut saat ini telah menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Pati. Dengan adanya tradisi sedekah bumi tersebut, dia berharap desanya bakal dikunjungi lebih banyak wisatawan, mengingat Gulangpongge termasuk desa wisata unggulan di Bumi Mina Padi.

"Semoga nggak hanya agrowisata kita yang terkenal, tapi juga tradisi dan budaya warisan leluhur seperti sedekah bumi ini menjadi wisata budaya baru dan bisa dikenal wisatawan dari luar daerah," terang lelaki 57 tahun itu.

Karnaval, lalu Kondangan

Drumb band berseragam merah hitam ini ikut meramaikan pawai sedekah bumi desa Gulangpongge. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Prosesi sedekah bumi di Desa Gulangpongge dikemas dengan kirab budaya yang bisa diikuti dan dinikmati oleh wisatawan dan masyarakat desa. Dalam prosesi ini, terdapat acara kondangan dan doa bersama di punden desa setelah kirab selesai.

"Setelah karnaval, ada kondangan di punden Desa Gulangpongge yang bisa diikuti semua orang. Silakan untuk ikut serta meramaikan," ajak Kuntardi menutup sambutannya.

Tradisi sedekah bumi di Desa Wisata Puncak Gulangpongge bukan hanya mempertahankan budaya leluhur, tetapi juga membuka peluang besar bagi desa untuk dikenal lebih luas.

Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Desa Gulangpongge siap menyambut wisatawan yang ingin merasakan kearifan lokal dan keindahan alam yang memukau. (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024