BerandaPasar Kreatif
Selasa, 18 Mei 2020 12:36

Nasib Getir Para Penyedia Jasa Tukar Uang Jalanan; Diberi Uang Palsu hingga Dihipnotis

Pelanggan ada juga yang menipu dengan menyelipkan sejumlah uang palsu pada para penyedia jasa tukar uang jalanan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Menjadi penyedia jasa tukar uang jalanan ternyata nggak mudah. Bahkan sejumlah pengalaman pahit pernah mereka alami. Seperti apa?<br>

Inibaru.id - Menjadi penyedia jasa tukar uang jalanan jelas bukan profesi tetap yang bisa diandalkan. Bisnis yang hanya bisa dilakukan menjelang lebaran ini nggak cuma kerap disangsikan keaslian uangnya, mereka juga nggak jarang menjadi korban penipuan.

Oya, perlu kamu tahu, jasa penukaran uang "receh" berisi lembaran uang baru dengan nominal antara Rp 1.000 hingga Rp 50 ribu itu memang kerap jadi bisnis dadakan sejumlah orang menjelang Hari Raya Idulfitri, nggak terkecuali di Kota Semarang.

Tahun ini, laiknya tahun-tahun sebelumnya, penyedia jasa tukar uang itu masih banyak dipraktikan orang. Pandemi corona agaknya nggak menyurutkan niat mereka untuk memutar roda ekonomi.

Eko, salah seorang penukar uang jalanan yang biasa ngetem di jalan protokol Semarang, menepis, alih-alih menipu, dirinya justru lebih sering ditipu. Menurutnya, sangat jarang seorang penukar uang jalanan memakai uang palsu dalam bertransaksi.

Bedasarkan pengalamanya, uang yang digunakan untuk ditukar itu bukanlah modal pribadi. Para penukar uang jalanan umumnya "meminjam" uang receh berbagai nominal itu dari para pemodal. Para pemodallah yang menyediakan dan punya akses khusus dengan bank.

“Kecil kemungkinan kami menipu. Rugi duluan!” tegasnya.

Dibodohi dengan Uang Palsu 

Meskipun hasilnya tampak menggiurkan, risiko menjadi penyedia jasa tukar uang jalanan sungguh besar. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Eko yang telah melakoni profesi ini sejak 2007 tersebut mengatakan, justru penyedia jasa yang kerap ditipu. Beberapa calon pelanggan nakal, imbuhnya, acap menyelipkan uang palsu dalam transaksi.

"Dari tampilan, mereka (penipu) cukup meyakinkan," kata Eko yang tengah sibuk menawarkan lembaran uang baru berbungkus plastik bening di pinggir Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jumat (15/5/2020). "Mereka pakai mobil, nggak kayak kalangan bawah."

Nggak hanya Eko, banyak kawan seprofesinya yang juga dibohongi calon pelanggan nakal tersebut. Dalam melakukan aksinya, para penipu tersebut memang cukup lihai. Selain berdandan bak orang berduit, biar nggak terlihat, uang palsu untuk transaksi biasanya memang diselipkan di antara uang asli.

“Mereka tukar dalam jumlah yang besar. Permukaan tumpukan uang itu asli, tapi dalamnya ada beberapa lembar uang palsu,” keluh Eko.

Eko mengaku, dirinya bahkan pernah merugi sampai puluhan juta rupiah lantaran penipuan ini. Namun, menurutnya, orang-orang yang paling sering menjadi sasaran penipuan adalah para paruh baya yang telah mengalami penurunan indera pengelihatan.

Risiko Terbesar: Dihipnotis

Kalau sedang apes, penyedia jasa tukar uang jalanan ada yang sampai dihipnotis. Sontak puluhan juta pun langsung raib. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Nggak hanya penipuan uang palsu, para penukar uang jalanan juga bisa menghadapi risiko yang lebih besar lantaran dihipnotis. Eko berkisah, kawan-kawannya sesama penukar uang pernah mengalami modus penipuan yang bisa menelan korban hingga puluhan juta rupiah.

Modus kejahatan ini memang menjadi momok di kalangan penyedia jasa tukar uang tersebut. Polanya, pelaku akan mengajak transaksi di sebuah tempat yang sepi. Kendati dia dan teman-teman sudah hafal wajah pelaku, entah kenapa masih kerap apes terkena hipnotis.

"Sebetulnya," tutur Eko, "kami nggak mau (bertransaksi di tempat sepi). Tapi, karena dihipnotis, ya, entah gimana, menurut saja." Begitu sadar, jutaan rupiah sudah raib!

Belajar dari pengalaman tersebut, Eko meminta teman-temannya agar jangan mau diajak transaksi di tempat lain. Sebisa mungkin, lanjutnya, mereka langsung transaksi di lokasi di tempat mereka berdiri.

Nggak Ditipu, tapi Lupa

Misbachul Munir, penyedia jasa tukar uang jalanan yang beberapa kali lupa mengambil uang yang ditukar dari pelanggan. Alhasil, dia sempat rugi banyak. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Lain Eko, lain pula kisah yang dialami Misbachul Munir. Bukan karena ditipu, Munir mengaku ada sejumlah pengalaman pahit yand dialaminya selama menjalani profesi jasa penukar uang jalanan. Bukan ditipu, dia beberapa kali kehilangan uang karena lupa.

“Duit (pecahan) sudah saya angsurkan, tapi lupa minta duit dari penukar. Eh, orangnya malah sudah pergi,” ujar Munir, lalu tertawa. Dia meyakini, kejadian itu murni kecerobohannya, bukan lantaran dihipnotis.

Wah, wah, Mas Munir! Ha-ha. Risiko yang besar memang kerap menghantui profesi penyedia jasa tukar uang ini. Namun, hal tersebut tetap harus mereka lakukan agar dapur tetap mengebul! Yang penting, senantiasa waspada ya, Teman-teman! (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024